Hari-hari yang buruk dimulai

310 9 0
                                    

Trisha datang menghampiri kelasku dan tersenyum riang seperti biasanya. Ia melambaikan secarik kertas dihadapanku. Tiket nonton film Stand by me. Film doraemon terbaru yang sedang marak dikalangan pecinta film anime jepang.

“Aku sudah memesan dua tiket untukmu dan kau tidak boleh menolak” ucapnya sedikit memaksa.

“Thanks…” balasku, singkat.

Sejenak Trisha terdiam, sepertinya ia membaca sms.

“Sebentar ya…aku keluar dulu”

Aku mengangguk. Kemudian jeda beberapa detik aku menyusul keluar menuju toilet.

Saat melangkah jalan, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang namun saat kutolehkan wajahku ke belakang aku tidak mendapati siapapun berada persis di belakangku ataupun sedang mengawasiku.

Akhirnya aku memilih meneruskan langkah lebih cepat. Sudah tak tahan dan ingin segera mengeluarkan hajatku.

Tak berapa lama aku selesai. Saat ku keluar untuk mencuci tangan di wastafel. Sesuatu yang licin dilantai membuatku terpeleset. Aku jatuh dengan posisi bokong menyentuh lantai dengan sangat keras.

“Aduh! Aih…aw!” aku mencoba bangkit tapi terasa sangat sakit. Lalu tiba-tiba aku diguyur air dan membuat sekujur tubuhku basah. Aku mengaga lebar. Seseorang mengguyurku hingga seluruh tubuhku basah. Aku mendongak tapi orang itu sudah lari lebih dulu sehingga aku hanya bisa melihat tubuhnya yang kecil. Sepertinya ia perempuan.

Saat hendak masuk kelas, Trisha terlihat menunggu di depan kelas. Ia buru-buru menghampiriku dan menatapku khawatir.

“Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau basah begini?” Ia menarikku dan mengambil sejumput rambutku dan mendengus.

“Sepertinya aku bawa syal. Setidaknya sedikit membantu agar kau tidak kedinginan. Sebentar aku ambilkan”

Ia berlari menuju kelasnya. Sedangkan aku masuk ke dalam kelas dan semua teman-teman yang ada disana sontak menertawaiku. Aku menunduk malu.

“Hahaha…Habis dibully ya? Atau kau sebenarnya belum mandi?” komentar salah satu teman Ariya. Aku menatapnya dan kulihat Ariya hanya menyeringai dan kemudian menepuk pundak temannya itu.

“Trims…ya! Kau berhasil” aku bisa mendengar ia mengucapkan itu pada seorang cewek yang kini tersenyum penuh arti.

Ia maju menghampiriku, berdiri dengan tangan masuk ke dalam saku. “Itik buruk rupa…sebutan yang pas untukmu saat ini, apa kau sudah merasa kesal?”

“Aku menatapnya dengan sedikit berani dibalik kacamataku yang sekarang berair. “Ya, kau benar! Aku kesal padamu tapi akan kubiarkan ini karena kamu mungkin marah padaku tentang kejadian kemarin”

“Bagus kalau kau menyadarinnya. Eits…tapi itu belum cukup! Mulai sekarang kau harus mau kusuruh-suruh”

Aku menenguk ludah mendengar ucapannya. Tangannya terulur menarik rambutku.

“Jika kau membantah, kau akan tahu akibatnya! Rambutmu akan kupotong sesuka hatiku. Hahaha” tawanya terdengar menyeramkan ditelingaku. Ia mengancamku sekarang.

Aku terduduk lemas di bangku. Kemudian muncul Trisha dengan syalnya menyadarkanku dari lamunan.

“Ada apa? Kau baik-baik saja kan?”

Tepat saat itu Ariya yang berada di dekat pintu akan keluar menatap ke arahku dengan isyarat. Bahwa ancamannya bukan main-main. Setelah itu hanya gelegak tawanya dan teman-temannya yang terngiang-ngiang dikepalaku.

>> 

“Hari ini jadwal pengumpulan tugas untuk pelajaran Akutansi. Sekarang kumpulkan buku tugas kalian”

Teenager LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang