gekke familie!

321 89 5
                                    

Eneng untuk tuan
.
.
.
.
.
.
.
.
.

○ • • ○● ○ • • ○ ● ○ • • ○

'Kau gila ya?!'


baiklah lupakan tentang aku yang berkata semoga tidak berteriak saat melihat nya, Tapi ini benar - benar membuat ku pusing.


oh ayolah aku tau keluarga ini kaya tapi tidak begini juga.


bisa - bisa nya mereka memberikan aku sebuah kalung dengan batu berlian merah sebagai liontin nya? aku akan benar - benar di kira seorang pelacur karna hal ini, ah ayolahh. . .


'apa yang salah aiss? Ini hanya sebuah kalung, kenapa kamu begitu terkejut'


- ucap anna dengan memasang wajah bingung


tolong siapa pun bekap mulut anna sekarang, apa dia lupa melihat kesenjangan sosial di antara aku dan dia???

'haloooo nona anna yang cantik, jika kamu lupa siapa yang kamu ajak bicara sekarang akan aku bantu ingat kan kembali, aku adalah ais si gadis desa yang miskin, dan tiba - tiba datang seorang gadis bangsawan yang sayang nya sedikit bodoh mempertanyakan di mana letak kesalahan nya memberikan sebuah kalung berlian'

'kau mau aku pukul ya?'

ucap ais dengan bersedekap tangan sambil mendelik dan terakhir memperagakan pose seperti ingin memukul seseorang.

'oh ayolah ais, lagi pula ini juga hitung - hitung sebagai persiapan nanti'

- ucap anna dengan tangan yang berada di kedua pinggang ramping nya tersebut sambil memutar bola mata nya dengan malas

tapi tunggu, persiapan?? persiapan apa??

'apa yang kamu maksud dengan persiapan anna?'

ais mulai sedikit penasaran.


' akan di adakan pesta dansa sebentar lagi di sini, itu sebab nya aku memberi mu itu, mama ingin kamu juga ikut ke pesta itu nanti'

tunggu - tunggu itu gila, pesta dansa??kamu serius?? aku ke pesta dansa? orang biasa seperti ku?

' itu gila anna, yang benar saja, bisa - bisa aku akan menjadi upik abu di sana, dan lagi apa kata umi nanti?? kalo pun aku ingin ikut apakah umi akan mengizinkan? '

' tenang saja ais, aku akan membantu mu berbicara pada umi '

berbicara pada umi sangat mustahil, umi pasti tidak akan mengizinkan nya, sejujurnya umi bukan nya tidak suka pada anna, umi sangat menyukai anna, tapi ketika tau nama belakang anna dia jadi sok bersikap cuek pada anna.

' kau tau kan terakhir kali saat kau memberi tau umi nama belakang mu dia jadi seperti apa? ,apa dia akan setuju nanti?'

-tanya ku pada anna

' aku tau umi seperti apa, dia sangat sayang kepada ku, mungkin memang nama belakang ku jelek, maka nya umi jadi seperti itu, harus nya nama belakang papa di ganti saja, memang sangat jelek huh! apa bagus nya faddèna'

- ucap anna dengan muka masam nya

' baiklah - baiklah, habis ini ayo ke rumah ku, kita izin pada umi '

'benar kah??? kamu serius? akhir nya aku bertemu umi! ,aku sangat merindukan nya, baiklah sebentar aku akan ke tempat mama terlebih dahulu untuk izin dan kamu pergilah duluan ke ruangan selatan ya, biar aku dan mama memilihkan beberapa buah tangan untuk umi, lalu bantu aku membungkus nya nanti '

ku lihat anna sangat bersemangat, ia bergegas dengan berlari kecil menuju sebuah rumah kaca yang tidak begitu jauh dari sini.

ngomong - ngomong tentang mama anna, beliau sudah sering bertemu dengan umi, karna dahulu anna sangat suka menginap di rumahku, jadi tidak heran jika kami begitu dekat, hanya papa anna yang belum pernah bertemu umi, tapi tidak apa-apa, para bangsawan pasti sibuk bukan??.














♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧ ▪︎ ♧

















' ais cepatlah!, jalan mu lambat sekali seperti nenek tua peot yang sering marah - marah itu'

duh gusti nu agung berikan aku kelebihan dalam bersabar, apa mata nya tidak melihat banyak sekali yang aku bawa karna nya? salah siapa membawa barang sebanyak ini, tema kali ini berkunjung ke rumah ku atau bagaimana? sekarang aku malah terlihat seperti korban bencana alam.

' tolong diam atau kau mau aku melempar semua barang nya ke kali ? setidak nya kamu bantu aku membawa nya anna '

' owwwww, aku lupa hehehe, baiklah tidak usah mengomel neng ais, aku akan membantu mu '

' tah kitu kek dari tadi, nteu ripuh ganeng wae '

( nah gitu kek dari tadi, bukan banyak ngomong aja)

'huh? ngomong apa si aiss, udah di bilang aku enggak ngerti kalo kamu ngomong bahasa sunda'

'udah hayu jalan, ini kapan sampe nya'

aku mulai menggandeng anna selepas dia mengambil beberapa kantong dan printilan lain nya dari tangan kiri ku, sebelum ia mulai banyak tanya lagi kami harus segera sampai kalo tidak sampai mamang cecep si tukang becak berenti menggoda umi pun kami tidak akan sampai sampai.

○ • ○ • ○ • ○ • ○ • ○ • ○ • ○





















haloo udah lama banget ya aku ga update, sorry ya bukan nya mau buat kalian nunggu lama cuman aku lagi di fase bingung mau nge lanjutin cerita nya atau di unpublish aja, aku ngerasa kemampuan tulisan aku belum mampu buat ngelanjutin cerita ini di mana tema sama latarnya itu zaman penjajahan, aku takut kata - kata yang di ambil enggak nge feel sama kalian, tapi tenang aja aku bakal tetap lanjutin ini sampe selesai, tolong ya kalo ada kritik dan saran langsung bilang aja, biar ke depan nya kalo ada yang salah lagi aku bisa langsung perbaikin, dan maaf buat part ini pendek, kedepan nya aku janji bakal buat lebih banyak lagi.










-warm greetings from al

'Eneng untuk TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang