ummie

266 70 11
                                    

'Eneng untuk tuan
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sukabumi
1871

" UMIIII, UMIIII kamu di manaaaaa, ini annaaaa "

seperti yang ku pikirkan teriakan anna mulai memenuhi gubuk tua di mana aku dan umi tinggal, berharap semoga gubuk ini tidak rubuh karna teriakan nya, apa dia se rindu itu pada umi??

" anna berhenti teriak, nanti kalau rumah ku roboh bagaimana?? kamu mau melihat aku jadi gelandangan? dan lagi suaramu sangat besar, kamu bisa mengganggu satu kampung "

tegurku kepada anna, namun yang aku dapatkan hanya lah cengiran tak berdosa darinya.

" hehehe maaf atuh neng aiss . . . aku lupa, soalnya lagi semangat banget gara gara mau ketemu umi, khilaf akunya, namanya juga manusiaa "

" iya deh terserah wae, abi teu bisa mikir lagi, ges capek hayang tidur "

( iya deh terserah saja, aku enggak bisa mikir lagi, udah capek mau tidur )

" KOK TIDUR, enggak sopan tamu nya baru sampai malah mau tidur "

ku lihat muka anna yang cemburut, lucu, sepertinya hobi baru ku menggoda anna saja!!

" iya iya aku tidak jadi tidur, repeh ganeng, udah ayo cari umi ke belakang, seperti nya umi sedang asik melakukan sesuatu sampai enggak dengar teriakan kamu yang kaya toa itu "

ucap ku dengan nada mengejek dan segera bergegas untuk berlari sebelum anna memukul ku dengan tangan raksasanya.


tidak aku bercanda, tangan anna itu mungil lebih mungil dari tangan ku

" AISS awas kamu ya, sini aku pukul "

anna mulai ikut berlari mengejarku ke belakang rumah sambil mengangkat satu tangan nya yang ia kepalkan.

" wle enggak kena wleee, masa gitu saja kamu enggak bisa sih, aduh cemen banget wuuu "

ledek ku yang semakin menjadi.

" ih ais kamu enggak boleh gitu, nanti aku nangis mau?? "

anna sepertinya sudah akan menyerah karna tidak bisa memukul ku.

"HAHAHAHA, iya iya ini aku berhenti, yasudah aku juga minta maaf ya anna yang cantik, muahh "

ucap ku kepada anna dan terakhir memonyongkan bibir seperti akan mencium seseorang, tidak, kurasa lebih mirip bebek dari pada memperagakan gerakan ingin mencium seseorang.

" ih apanya geli, udah jangan gitu, nanti aku ikat bibir nya sama tali tambang mau ?? "

" jahat, kamu nya enggak boleh gitu harusnya kan gin- "

" EKHM "

terdengar bunyi deheman yang kuat, seperti nya karna berdebat aku dan anna tidak sadar ada seseorang yang dari tadi melihat aksi kami, siapa lagi kalau bukan umi.

" eh umii, ini em anu itu itu anu mi itu "

ucap ku dengan gugup, pasalnya di samping ku sedang ada anna, dan di depan ku berdiri seseorang yang beberapa hari lalu melarang ku berteman atau sekedar bertemu dengan anna, umi.

" ini em anu itu apanya ais, kalau bicara itu yang jelas, kamu malah mirip mang cecep yang kalau ingin mengajak umi jalan jalan di hari minggu "

tegur umi sambil sedikit membuat lelucon, tunggu, apa umi tidak marah?? HALOOOO, umi di samping ku ada anna, kenapa kamu tidak marah ??

'Eneng untuk TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang