Part ini agak membosankan:) semoga kalian ga ngantuk ya bacanya
Btw, maap kalo Jie lama banget up, lagi ga mood soalnya hehe
Happy reading
•••
Setelah 2 jam menghabiskan waktu diperjalanan, akhirnya mobil keluarga Julian sampai disebuah pedesaan yang masih terasa sangat asri. Sepanjang perjalanan yang Kenzia lakukan hanyalah memainkan ponsel, melihat keluar jendela, melamun, memakan Snack dan begitu seterusnya sampai bosan.
Mobil seharga miliaran itupun akhirnya berhenti disebuah rumah sederhana yang diyakini itu adalah rumah sahabat papa Julian. Sedikit cerita, tadi saat mobil keluarga Julian berjalan melewati jalanan di desa ini, tidak sedikit orang yang langsung mengalihkan perhatiannya ke mobil mewah nan mencolok ini. Penduduk desa penasaran dan berpikir, kira-kira itu mobil siapa ya? Sangat bagus dan harganya pasti sangat mahal. Bahkan ada yang sampai mengikuti mobil berwarna putih itu karena rasa penasarannya.
Mobil dengan merk ternama itupun terparkir di halaman rumah, lalu Kenzia dan juga papa Julian begitupun pak Satria keluar dari mobil secara bersamaan.
Julian mengedarkan pandangan ke sekeliling yang terdapat banyak pepohonan disekitar dan juga sawah yang ditumbuhi tanaman padi.
"Ihh pa.. tempatnya kok kotor begini si! mana bau lagi terus juga kenapa banyak ayam disini? ih jorokkk" Kenzia mendumel kala dirinya menginjakkan kakinya ditanah yang sedikit becek dan terdapat kotoran ayam dimana-mana. Ya maklum namanya juga di desa.
Papa Julian memutar bola mata malas melihat putrinya yang berjalan kearahnya dengan berjinjit.
"Lebay kamu tuh! Lagian nanti juga kamu bakal tinggal disini, jadi harus beradaptasi" Celetuknya singkat.
"Iyuhh"
Kenzia menatap nanar sepatunya yang sekarang bagian bawahnya sudah tertutup oleh lumpur. Ck, kenapa tadi dia malah memilih sepatu yang ini si? Kenapa ga yang berwarna hitam aja? Kalo begini jadinya malah repot kan. Mana harga sepatu ini sampai 40 juta lagi, masa iya dia harus membuang sepatu mahalnya ini. Yah.. ga masalah si sebenarnya karena Kenzia masih bisa membelinya lagi. Ah ya sudahlah nanti sepatunya akan Kenzia buang saja.
Julian menatap malas putrinya. "Kan udah papa bilang Zia, pakai sandal aja, tapi kamu malah kekeuh memakai sepatu itu" nasihatnya pada sang anak.
"Sayang pa, sepatunya udah kelamaan nganggur di lemari, jadi Zia pake aja dari pada mubazir"
Julian geleng-geleng kepala mendengar jawaban Kenzia. Setelah itu dirinya berjalan menuju rumah sederhana didepannya yang terbuat dari bahan kayu yang kokoh dengan perpaduan cat berwarna coklat.
"Iku siapa ya? Terlihat kaya orang berada"
"Iya, mobilnya saja kelihatan bagus tenan"
"Seperti orang kota bukan ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDAR
Teen FictionSEBELUM MEMBACA FOLLOW AKUN JIE DULU (◜‿◝) ───────────────────── "YANG BENER AJA PAPA NYURUH GW TINGGAL DI DESA KUMUH KAYA GINI?!!" -K.A Ketika Kenzia, gadis cantik yang berasal dari sebuah kota besar yang hidupnya selalu berfoya-foya bersama para s...