4

127 22 0
                                    

Jangan lupa vote:)


"Aku.." rosé bingung apa alasannya, dia menggigit bibir bawahnya dan berfikir keras.

"Ya tuhan aku harus jawab apa? Tidak mungkin aku jujur.. Bisa² aku dikirim olehnya ke negriku.. Hah jangan sampai" rosé membatin

"Kenapa hanya diam?" heran jimin

"Ah itu.. Aku sebenarnya ingin mencari teman masa kecil ku.. Tapi sudah seminggu aku disini masih tidak menemukan nya.. Tapi tak apa tujuan utama ku hanya untuk berlibur" jawab rosé meyakinkan

Jimin hanya mengangguk paham seolah mengerti, dia bahkan tak curiga sama sekali.

"Lalu dari mana kau berasal?''  tanya jimin lagi

"Aku dari negri lilith, aku kesini menggunakan kuda" jelas rosé

"Ah begitu.. Maaf sebelum nya kalau aku banyak bertanya.." ungkap jimin tidak enak, sebenarnya jimin hanya ingin tau lebih jauh tentang gadis itu.. Bukan kah dia menyukai nya?

"Tidak masalah jim" jawab rosé dengan senyum yang merekah

Suara gelak tawa menggema di ruang tamu rosé, jimin menceritakan hal lucu dan rosé sendiri mendengar kan dan tertawa lepas. Menurut nya jimin diluar dingin tapi tidak jika kita sudah dekat dengan nya, jimin seorang yang hangat.. Begitu pikir rosé.

"Kau ini ada² saja jim" kekeh rosé

"Jangan salahkan aku.. Aku tidak tau" ucap jimin membela

"Ah sepertinya akan datang hujan.. Dan sudah mau larut malam juga, haha tidak terasa kalo begitu aku akan pulang Rosie.. Jaga dirimu" sorot mata jimin menjelaskan bahwa ia tengah khawatir.

"Kau tidak perlu cemas, aku bisa menjaga diriku sendiri." ucap rosé tampak sedikit ragu, sebenarnya dia takut hujan akan datang malam² begini apa lagi disertai petir ahh memikirkan nya saja rosé sudah ingin menangis.

Dulu saat di istana saat hujan datang malam dengan deras dan petir, victor akan berlari ke kamar rosé, dia tau adiknya akan ketakutan. Tapi sekarang.. Sepertinya rosé akan menghadapi nya sendiri..

Jimin berjalan menjauh dari rumah rosé, rosé memandangi Jimin dengan tatapan tak ikhlas. Ia takut.. Dia butuh seseorang yang menemani nya. Tapi dia sadar diri.. Jimin bukan siapa² baginya lagi pula mana mungkin dia minta untuk di teman kan pada seorang pangeran? Dia cukup sadar diri walau dia juga seorang putri tapi bagi jimin bukankah dia seorang gadis biasa yang sederhana??

"Huhft.. Ku harap tidak ada petir.." ucap rosé dan beranjak ke kamarnya

***

Jimin memacu kudanya menuju gerbang belakang istana, saat ingin ke kamar ia berpapasan dengan pangeran jekey. Sang adik malah menghalang jimin, jimin menatap adiknya itu malas..

"Tunggu.. Kenapa kau pulang lama sekali? Bahkan kau tidak hadir saat makan siang tadi.." tanya jekey

"Minggir lah jek.. Aku lelah, aku ingin istirahat" ucap jimin dan berlalu begitu saja, jakey mengikuti jimin dari belakang.

"Memang nya kau habis dari mana selama itu.. Apa enaknya mengintip gadis itu diam², kau berdiri dan memandangi nya saat menanam bunga seharian huh?" semprot jekey pada jimin

"Diam lah jek! Aku lelah"

"Lelah? Cih memang nya apa yang kau lakukan sebenarnya? Bahkan kau tak tau namanya dan tak berani bertanya.. Dasar payah" omel jekey saat memasuki kamar jimin

Jimin duduk di salah satu sofa kamarnya dan di ikuti oleh jekey.
"Kau benar² ingin tau?" tanya jimin

Jekey mengangguk mantap,"iya! Kau harus memberi tahu ku, aku sudah menyelamatkan mu saat makan siang tadi, jika saja aku mengatakan bahwa kau hampir setiap hari pergi untuk menguntit seorang gadis.. Wah it-" belum jekey menyelesaikan kalimatnya tapi jimin sudah memotong nya

"Baiklah jek aku akan jelaskan" jawab jimin dengan nada jengah

"Kau tau kan aku tadi pagi melewatkan sarapan ku? Saat itu entah kenapa aku ingin cepat² bertemu dengan gadis itu. Aku berdiri di tempat biasa, di bawah pohon di depan rumahnya. Tapi ia tak ada, aku sudah menunggu nya sangat lama tetapi ia belum juga keluar. Aku sedikit pusing jadi aku ingin pulang saja untuk beristirahat, tapi kau tau.. Saat aku berbalik gadis itu tepat di depan ku." jimin menceritakan semua pada jekey, jekey hanya mendengar kan sesekali mengangguk.. Tampaknya kakak nya ini memang benar-benar menyukai gadis itu. Jimin tak pernah seperti itu sebelum nya.. Tapi lihat lah betapa bersemangat nya dia saat menceritakan hal² yang ia lakukan disaat bersama gadis itu.

"Jadi namanya Rosie? Apa? Tapi tunggu.. roseanne lie? hm.. Terdengar tidak asing.. Tapi lupakan" ucap jekey, jimin hanya menatap adiknya datar

"Sudah? Sekarang kau keluar! Aku ingin istirahat!"

***

Semenjak kejadian dimana jimin tiba² saja tidak sadarkan diri membuat jimin dan rosé sangat dekat, jimin sering berkunjung kerumah rosé dan mengajak nya berkeliling. Rosé juga sangat senang dia memiliki seseorang disini jadi dia tak merasa sendirian, entah kenapa saat rosé di dekat jimin jantungnya selalu berdetak tak karuan.. Aneh, apa mungkin rosé mulai menyukai jimin? Yang pasti rosé sangat nyaman jika berada dekat dengan jimin. Jimin? Dia melewati hari² nya dengan gadis yang ia sukai.. Ah bukan lagi tapi yang ia cintai. Hari² nya terasa sangat menyenangkan dan lebih berwarna.

"Rosie" panggil jimin, mereka sekarang sedang di jalan menuju rumah rosé. Rosé meminta jimin menemani nya ke pasar untuk membeli bahan masakan karena jimin ingin rosé memasak untuk nya hari ini, ini bukan kali pertama jimin meminta rosé memasak untuk nya.
Ini sudah minggu ke 2 dia dekat dengan jimin, ini menyenangkan.

"Kenapa jim? Kau lelah?" tanya rosé tidak enak karna Jimin lah yang sekarang membawa semua bahan masakan dan membayar pun juga jimin, keterlaluan jika jimin meminta di masakan lalu membiarkan rosé membelinya sendiri dan memakai uang nya.

"Tidak sama sekali, aku hanya ingin bertanya"

"Tanyakanlah" jawab rosé

"Apa nanti malam kau sibuk? Aku ingin mengajak mu ke pasar malam." tanya jimin. Tunggu.. Apa? Pasar malam?

"Aku ingin!!" ucap rosé semangat, hah sudah lama rasanya dia tak ke pasar malam, terakhir kali 5 bulan yang lalu itu pun sebentar bersama victor.

"Kau tampak semangat.. Baiklah nona roseanne" kekeh Jimin melihat antusias rosé

Jimin dan rosé berada dia meja makan, makanan yang rosé buat selalu membuat jimin berdecak kagum. Makanan yang rosé masak sangat lah enak, bahkan jimin tak berhenti² memuji nya di dalam diam nya.

Di sela-sela makan jimin diam² melirik ke arah rosé, gadis itu tampak beda dari gadis lain. Mungkin jika dia berada diantara semua gadis yang ada di kota ini mungkin rosé akan lebih mencolok disana. Kulit putih susu, mata yang berbinar, bibir yang pink, pipi yang berisi, tubuhnya yang langsing idaman para perempuan, serta senyuman yang amat manis. Jika jimin deskripsi kan semua tentang rosé mungkin saat malam berganti pagi pun ia belum menyelesaikan ceritanya.

"Aku harus bergerak cepat, jika tidak aku akan kehilangan dia" batin jimin dia masih terngiang perkataan jekey semalam 'kau harus segera menyatakan perasaan mu jim, bukankah dia sangat lah cantik? Pasti banyak bukan yang menyukai nya, kau akan menyesal.' hah ucapan jekey malam itu membuat jimin takut.




Jangan lupa vote!

lost princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang