3.Event

24 3 1
                                    

"semesta selalu punya kejutan-kejutan menarik"

"semesta selalu punya kejutan-kejutan menarik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HARI yang aku tunggu pun tiba. Aku segera membuat ucapan selamat ulang tahun lewat website. Aku pun langsung mengirimkan padanya tepat jam 12 malam. Dia pun membaca pesanku dan mengucapkan terima kasih. Namun ada hal lain yang terjadi diluar ekspetasiku, tiba-tiba dia mengutarakan perasaannya lewat chat.

Aku sangat bingung malam itu, karena ini benar-benar diluar ekspetasiku. Aku masih bingung dengan apa yang sebenarnya kurasakan dan lagi pula dia adalah sahabatku satu-satunya. Aku tidak ingin ada hal-hal tidak diinginkan akan terjadi.

Malam itu kubaca pesan yang dikirimkannya, ia tulis dengan bahasa inggris dan sangat romantis. Namun apalah daya, aku terlalu bingung dengan perasaanku sendiri. Aku tidak ingin mengambil kesimpulan terlalu cepat, untuk menghidari kejadian itu langsung saja ku blokir nomornya.

Hari demi hari kulewati tanpanya. Setiap kali aku membuka galeri langsung mengingatkan aku pada dirinya. Melihat tangkapan layar yang kusimpan hampir semua tentang dia. Setiap hari aku dihantui rasa penyesalan, bahkan aku sampai takut untuk bermain game itu lagi.

Satu semester setelah lost contact, aku mengalami banyak perubahan. Hari-hari yang kujalani terasa biasa saja, selalu kosong dan terasa hampa.

Sambil menatap langit-langit kamar tiba-tiba aku dikejutkan oleh notifikasi handphone. Aku pun langsung mengambil handphone dan mengeceknya, ternyata itu notifikasi dari google playstore. Pubg mobile ternyata akan kolaborasi dengan anime, senang sekali rasanya. Akhirnya aku mendownload pubg mobile lagi setelah lima bulan lamanya aku vakum.

Saat ku buka dan mainkan game itu, tiba-tiba tergerak hati ingin ke tempat dimana yang paling berkesan seumur hidupku. Momen itu sangat melekat di ingatan sehingga aku pun terbawa suasana.

Tempat dimana aku dan kamu merayakan ulang tahunku yang ke-17. Menggunakan molotov sebagai symbol lilin ulang tahun dan menyuruhku menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
“ayo nyanyi, terus tiup lilinnya” katanya.

Tanpa sadar senyum terukir dibibir yang mungil ini. Namun beberapa menit setelah itu air mata jatuh tanpa aba-aba. “Gila, sebahagia itukah aku dulu?” ucapku  sambil mengusap air mata.
***
Keesokan sore harinya aku pergi ke suatu event. Event yang diadakan melibatkan anak sekolah dan mahasiswa. Aku senang sekali mengambil gambar-gambar yang menarik perhatian, sampai mataku tertuju padanya dan berhenti mengambil gambar.

Seorang anak laki-laki yang memakai baju karate, dengan tubuh yang tinggi, rambut yang sedikit panjang, dan wajah yang sangat serius memperhatikan gerak lawan ini membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan.

“ah shit…ganteng banget gilak”batinku.

Teriakan penonton semakin semangat, hingga pertandingan selesai. Pertandingan dimenangnkan oleh Awan Alamsyah Pramudita. Mendengar nama itu seketika air mata ini jatuh, yang tadinya sangat kagum dengannya seketika muncul perasaan bersalah.

Aku langsung berlari menjauh dari bangku penonton dan pergi menuju halte bus. Aku menangis sejadi-jadinya, aku menutup mataku dengan kedua tanganku dan merunduk.
“Awan…ternyata itu lu? gua gak nyangka sosok lu bisa gua lihat secara nyata. Gua gapernah lihat wajah lu di sosial media sekalipun, gua akhirnya bisa liat lu wan. Awan maafin gua…gua ga bermaksud buat jauh dari lu.  gua Cuma ngejaga persahabatan kita” ucapku dengan lirih.

“Nih tisu, ingus lu udah kemana-mana tuh” ucap seseorang yang baru saja menghampiri kiara. Aku pun kaget dan langsung menengok ke-arah orang itu. Dia seorang laki-laki berbadan tinggi, dengan senyum yang menyejukan hati. Ya… dia adalah Awan. Sosok yang aku rindukan tawanya, tingkah lakunya yang aneh itu, manusia yang paling berbeda yang pernah kutemui.

“Nih ambil woi, malah ngelamun tar kesambet lu” ucapnya.
“Makasih” kataku sambil mengambil tisu itu.
“kenapa lu nangis? Gua ganteng banget ya sampe bikin lu nangis?” ucapnya sambil tertawa.
“lu kenal gua?”tanyaku
“yaiyalah gobloy, cewe freak sok cool kayak lu mana mungkin gua gak kenal. Hadeh…kia..kia..”ucapnya sambil mengacak-acak rambutku
“woi jangan pegang-pegang rambut gua,tangan lu bau terasi” ledekku
“halah…bilang aja lu salting”katanya sambil tertawa

Percakapan itu membuatku sedikit lega, karena dia tidak membahas kesalahan yang aku lakukan. Dia mengajakku untuk makan bersamanya untuk merayakan kemenangan yang ia raih. Sungguh anak yang multitalenta, dulu juara turnamen online sekarang menjuarai event offline.

“bentar ya gua ganti baju dulu, abis itu kita jalan”ucapnya dengan lembut

Aku hanya bisa mengangguk menandakan iya, aku masih tidak menyangka akan bertemu dengannya. Aku masih tidak percaya sosok Awan yang kini bisa ku sentuh, yang bukan lagi karakter yang hanya bisa ku dengar suaranya.
“ini pasti mimpi, Awan yang freak mana mungkin bisa serius kayak gitu” ucapku sambil menampar wajah sendiri untuk memastikan ini mimpi atau bukan.“argh..sakit. ini ori? Asli? Gilak…karakter yang sempurna”lirihku

“heh lu ngapain dodol? Stress lu?”ucap Awan yang datang menghampiri
“dih…gua masih sehat ya, enak aja lu bilang gua stress” jawabku dengan kesal.
“yaudah ayo jalan”kata Awan

Kami pun menyusuri jalanan kota menaiki sepeda motor Awan. Yang dulunya hanya bisa kubayangkan ternyata menjadi kenyataan, bahkan aku langsung mengambil kameraku dan merekam moment itu. Dia mengajakku berbicara diatas motor, menertawakan lelucon yang dikatakannya, seru sekali.

Kami pun sampai disuatu warung makan, katanya sih dia sering makan disini kalau habis latihan karate. Aku hanya mengikuti kemauannya saja, lagi pula jarang-jarang juga moment kayak gini. Sembari menunggu makanan dia mengajakku bicara.

“Kia emang lu gapapa gua bawa ketempat makan kayak gini?” tanyanya
“lah?emang ada yang salah sama tempat ini?” tanyaku Kembali
“nggak sih, takutnya lu gak mau makan ditempat kayak gini” ucapnya
“HAHA lucu lo, dimana aja sabi kali” kataku

Tidak lama kemudian, makanan yang kami pesan datang. Kami pun langsung menyantap makanan tersebut, makanannya enak sih. Rasanya yang khas, bumbunya meresap sekali, sepertinya yang jualan sudah lama.

“Kia…abis ini lu mau kemana lagi?” tanya Awan
“gak kemana-mana sih, paling gua langsung ke rumah” jawabku
“gua anter mau ga? kan gua belum tau rumah lu dimana, jadi sekalian aja” katanya
“hm,boleh aja sih”jawabku
“oke gua bayar dulu ya” kata Awan

Setelah Awan selesai membayar, kami pun menuju parkiran. Aku pun Kembali menaiki motornya, hingga sampai dipertengahan jalan tidak ada yang membuka obrolan. Tiba-tiba Awan mengarahkan kaca spionnya ke-arahku, seketika aku langsung kaget dan memberikan jari tengah ke-arah kaca spion.

“an*jir lu galak banget” ucapnya sambil tertawa

Author note:
gimana? masih penasaran gak sama sosok Awan? Kira-kira gimana ya perasaan mereka berdua setelah ketemu?

jangan lupa vote ya❤

TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang