"jika itu hari terakhirku bersamamu, maka izinkanlah aku untuk melihat senyummu"
Aku menuju kamar dan membuka laci meja. Laci meja yang berisikan kotak hadiah yang sudah 2 tahun lamanya aku simpan. Aku meratapi kotak itu dan menangis.
"Rasanya sakit sekali, sangat sakit. Ini benar-benar diluar rencanaku, mengapa harus secepat ini? Aku belum siap dengan semua ini"
Aku pun terus menangis hingga ketiduran dimeja belajar.
Drt.....drttttttt...
Dering handphone membangunkanku. Saat melihat ke-arah jam dinding, ternyata sudah pagi. Kulihat layar handphone Awan menelponku.
Awan: halo kia?
Kia: hmm
Awan: Kia lo baru bangun? Astaga
Kia: ada apa nelpon pagi-pagi?
Awan: nanti sore gua jemput ya,pokoknya lo siap-siap aja. Jangan lupa mandi biar gabau kambing
Kia: heh! Sembarangan aja lo!
Awan: pokoknya gua sampe lo udah siap
Kia: iye bawel lo..
Awan: ok, sampai ketemu nanti
Tutt... (panggilan diakhiri)
"ada-ada aja tuh anak..
Aku pun bergegas mandi. Mama sudah menyiapkan sarapan dan aku pun sarapan bersama mama.
"ma...nanti Kia mau jalan-jalan sama Awan"
"jalan-jalan kemana? Jam berapa?"tanya mama
"hm gatau deh, tahu kan Awan anaknya penuh banget kejutan"
"iya. Awan itu baik ya, dia bisa tahan sama sikap kamu yang galak kayak emak-emak" ledek mama
"mama...nyebelin, lama-lama udah kayak Awan aja"
"emang Awan sering ledekin kamu?" tanya mama
"iya ma.. sampe Kia kesel"
"bagus dong, biar kamu tahu rasa"ledek mama
"aaaa..... mama, kok malah belain Awan"
Mama pun tertawa puas karena melihatku kesal.
"Kia.. kamu suka ya sama Awan" goda mama
Mendengar hal itu sambil mengunyah makanan, membuatku tersedak.
Uhuk...uhuk....
"minum...minum, pelan-pelan makannya sayang" ucap mama sambil menyodorkan segelas air
Aku pun langsung menerima gelas berisi air itu kemudian meminumnya.
"mama sih, pertanyaannya gitu banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman
Teen FictionAku tidak menyukai hujan, tapi jika itu bersamamu aku bersedia" Tidak lama kemudian hujan pun reda dan kami langsung bergegas untuk pulang kerumah.