6

21.4K 2.4K 624
                                    

Vote dulu sebelum baca, kak 🚶🏽‍♀️

Kelima cowo yang habis ngelakuin hubungan intim itu sekarang udah tepar di tengah rumah Nafeda. Mereka pada berkeringat dan ngatur nafas. Bahkan tadi Agya sempet threesome lagi bareng Alsaki sama Davka.

"Gya, lu udah sering ngelakuin ini sebelum sama kami?" Tanya Saagar. Dia jadi pengen tau juga udah sejauh apa temennya ini.

"Pertunjukan yang bagus gak akan muncul tanpa sebuah latihan, kan?"

Nafeda berbalik badan jadi tengkurep. Dia ngeliatin Agya. "Terus sama siapa aja lu pernah main? Sama om-om pernah?"

"Pertama kali lu pada ke club gay udah pada liat sendiri gua sempet ditegur om-om. Nah, itu salah satu om-om simpenan gua. Udah gitu, kira-kira 6 dari 15 guru cowo di sekolah kita ... udah pernah main sama gua."

Alsaki melotot kaget. Dia langsung ngedudukin diri. "Serius lu, cok?! Guru-guru kita keliatan straight semua, loh."

Agya terkekeh. "Sebagian dari mereka emang straigh, sih, tapi kalo dikasih barang bagus apa iya bakal nolak?"

"Bener juga. Gua yang straight aja masih suka ngegenjot Agya."

"Suka gua genjot juga, gak?" Alsaki mencolek dagu Davka sambil naik-turunin alisnya.

"Najis, goblok." Davka nepis tangan Alsaki. "Kepaksa doang tadi main sama lu."

"Oh iya, gya. Rate burung kami, dong. Punya siapa yang paling lu suka bentuknya dan sama siapa lu paling suka mainnya." Alsaki tiba-tiba nanya semangat banget sampai ngegoncang badan Agya.

"Duh! Gak bisa gitu, lah. Ntar lu pada iri-irian terus berantem."

"Gak bakal," sahut Saagar cepet. Dia juga penasaran sama jawaban Agya. "Gua tebak pasti gua, kan, gya? Secara di antara berempat ini, gua yang pertama kali main sama lu."

Agya ngedengus. "Gua paling suka bentuk koncolnya Nafeda. Keliatan bersih dan terawat. Bulu-bulunya juga kaya dicukur rapi. Bentuknya gak terlalu gede gak juga terlalu kecil, pas lah. Punya lu dinamain siapa, naf?"

"Lisona."

Cowo-cowo itu ketawa. "Lisona panjangnya apa?" Tanya Davka.

"Lucu, imut, mempesona."

"BUSET SLEBEW!" Rumah Nafeda seketika heboh. Saagar aja sampai jungkir balik. Nafeda sendiri malah tersenyum bangga. Gak jelas emang mereka.

"Terus, gya, lu paling suka main sama siapa? Sama Nafeda juga, kah?"

"Gua paling suka main sama lu."

Alsaki tercekat. Keadaan juga sempet hening. "Kenapa suka main sama gua? Waktu itu gua kan kasar."

Agya ketawa kecil sambil buang muka. "Kasar-kasar bikin tambah nafsu."

"Anjir, gua juga bisa kasar, kok, gya!" Saagar heboh sendiri. Gak terima rasanya Alsaki lebih dipilih.

"Terima aja kalo Agya lebih suka gua dibanding lu."

"Kebetulan doang, bangsat. Cobain lagi punya gua, gya. Lu pasti salah nilai." Saagar udah hampir ngedeketin Agya tapi suara Nafeda ngebikin Saagar mundur teratur, gak jadi.

"Gak puas-puas aja lu udah merawanin gua."

"Hehe ... bercanda doang, naf. Lagian Gunawan juga udah lemes."

"Gunawan?"

"Iya, Gunawan nama adek gua ini." Saagar ngegoyangin pinggulnya sehingga kejantanan cowo itu berayun ke kanan-kiri. "Gundul dan menawan."

"Goblok!" Nafeda ngelempar bantal ke badan Saagar. Begitulah percakapan random mereka sore itu. Menjelang jam 7 malem, keempat cowo lain izin pulang ke rumah masing-masing.

Tanpa Batas {BXB} (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang