part 07

683 95 14
                                    

Hola I'm back
Maaf ni cuma bisa update 1 part aja.
⚠️Cerita ini hanya boleh di baca pas udah buka puasa ya!!
Happy reading guys 🗿

Tibalah di hari yang di tunggu-tunggu. Dua geng motor sudah berkumpul di lapangan yang sudah di sepakati sebelumnya.

Setiap geng motor sedang briefing dengan masing-masing anggotanya.

"Ingat tetap bawa senjata cadangan di saku dalam kalian!" Perintah Chiko.

"Kenapa gitu bos?" Ucap salah satu anggota.

"Gua yakin si leader King Tiger ga mungkin berani lawan dengan tangan kosong. Apa lagi mereka baru debut kurang lebih 1 bulan."

"Ada benernya." Ucap Mada.

"Oke, semua nya di posisi masing-masing! Sebentar lagi kita mulai."

"Siap bos." Ucap seluruh anggota.

"We are black word." Ucap Chiko.

"Anda ngelunjak kami bantai." Sambung seluruh anggota.

"Cus jalanin rencana."

Chiko pun dan anggota inti menghampiri ketua King Tiger yang sudah berada di tengah-tengah lapangan.

"Gede juga nyali lo." Ucap Mada.

"Cuih, ngapain gua harus takut sama geng motor lo. Yang jelas-jelas gede karena ortu ketua lo." Ejek ketua King Tiger.

"Alah banyak bacot lo. Serang!!" Ucap Chiko.

Semua anggota saling memukul musuh di hadapannya. Tak butuh waktu lama setengah dari anggota King Tiger sudah terjatuh dan tak berdaya.

"Bugh."

"Bugh."

"Plak."

"Krek."

"Tak."

Chiko menghajar lawannya dengan bruntal hingga ia tak menyadari ada anggota King Tiger di belakangnya yang siap menembak nya dengan pistol.

"Bos awas belakang lo." Teriak Andreas.

Karena tak mendengar teriakkan Andreas, musuhnya itu berhasil menembakan 1 peluru ke arah Chiko dan mengenai lengannya.

Karena tidak terima dengan kecurangan ini, Chiko pun mengeluarkan belatinya dan menusukkannya tepat di perut sang leader King Tiger.

Andreas pun tak tinggal diam, ia menghajar anggota yang tadi menembak Chiko. Dan terakhir ia memukul kepala musuhnya itu dengan balok kayu yang ada di lapangan tersebut.

Aksi tawuran tersebut berakhir dan di menangkan oleh Black World.
Setelah semua nya berkumpul lagi, seluruh anggota yang terluka berat di larikan ke rumah sakit termasuk Chiko yang membutuhkan perawatan medis. Karena ga ada yang tau, peluru yang tembakan oleh musuhnya beracun atau tidak.

Tak lupa juga Andreas menelpon Axel ayah dari Chiko.

Sesampainya di rumah sakit Axel terlihat panik karena anak sulungnya tertembak.

"Assalamualaikum ya ahli kubur."

"Gimana keadaan anak gua?"

"Waalaikumsalam om, Chiko masih di tanganin sama dokternya."

"Oh."

"Oh doang gitu?" Tanya Andreas.

"Lah terus harus gimana lagi? Kan panik udah, khawatir juga udah."

Andreas pun menepuk jidatnya karena omongan bapak dua anak ini.

"Eh beliin minum dong!peka dikit napa jadi anak muda." Ucap Axel.

"Siap om, mau apa? Uangnya mana?"

"Apa aja,tapi kalau bisa kopi ya. Pakek uang kamu lah."

"Astaghfirullah om, ngakunya kaya tapi minta gratisan."

"Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar." Jawab Axel santai.

"Serah om deh. Saya pergi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Andreas pergi tak lama dokter pun keluar dari ruang UGD.

"Dengan keluarga pasien atas nama Chiko?"

"Saya dok."

"Anda siapanya pasien ya?"

"Bapak nya dok. Masak dah kepala 3 gini temennya sih."

"Oh ok, tidak ada luka serius. Setelah di pindahkan ke ruang inap pasien sudah boleh dijenguk."

"Mau di pindahkan ke ruang apa pak?" Tanya suster di situ.

"Ruang mayat. Eh maksud saya VVIP." Jawab Axel.

"Baik pak, silahkan lunasi dulu administrasinya!"

"Ok gampang. Buruan urus anak gua!"

"Baik pak."

Setelah itu Chiko pun di pindahkan ke ruang inap. Dan tak menunggu lama dia pun tersadar dari obat biusnya.

"Shhh." Ringis Chiko.

"OMG ANAK AYAH DAH BANGUN. GIMANA KEADAAN KAMU? NYERI GA? ATAU SAKIT? KEPALA AMAN KAN? GA LUPA INGATAN KAN?" Tanya Axel bertubi-tubi.

"Ayah stopppp. Tanya nya satu-satu. Pusing ni Chiko."

"Ya kan ayah panik."

"Luka kecil aja yah, ga perlu di khawatirkan."

"Alah gayamu. Coba ada bunda mu pasti dah nempel-nempel kaya ulet keket." Sindir Axel.

"Sapa ya? Ga usah nyindir kita ga kenal." Jawab Chiko sembari memasang muka malas.

"Oh ga kenal? Iya? Ok bayar sendiri kebutuhan hidupmu." Ucap Axel pura-pura ngambek.

"EH JANGAN DONG. BIAYA SEKOLAH AJA GA MURAHH. BERJANDA DOANG TADI,JANGAN MARAH DONG YAH." jawab Chiko ketakutan.

"Skip baperan." Ucap Axel.

"Ngadu ke bunda ah. Biar ga di kasih jatah."

"Heh bocil jangan cepu!! Gua sunat lagi lo."

"Dih gitu aja takut." Ucap Chiko sambil memutar bola mata malasnya.

"Dah sana istirahat aja. Ayah ganteng nan baik hati ini mau ngopi."

"Btw makasih cong kopinya."

"Saya Andreas omm bukan cong." Ucap Andreas kesal dengan bapak-bapak prik ini.

"Aelah nama lo susah. Gua panggil cong tu biar gampang."

"Iya om iya, serah om aja. Dilawan durhaka di biarin bikin darah tinggi." Gumam Andreas.

"Sabari aja." Ucap Mada yang mendengar gumam Andreas.

"Hm."

Hari pun semakin larut, teman-teman Chiko memutuskan untuk pulang. Dan Fafa pun yang pulang dari kantor buru-buru menuju rumah sakit demi memastikan anaknya baik-baik saja.

"ANAKKUUU GIMANA KEADAANMU?"

"ASTAGA BUNDA. MASUK TU SALAM BUKAN TERIAK."

"hehe maap kan khawatir."

"Serah bunda aja."

"Heh pak tua bangun pulang sana." Ucap Fafa membangunkan Axel.

"Apaan sih. Gua ngantuk."

"Laya pulang aja. Biar gua yang jaga anak bujang ini."

"Hm bentar."

"Ga ada bentar-bentar, anak lo satunya di rumah."

"Iyeye my wife tercintah."

Axel pun pulang kerumah dan Fafa yang berjaga di rumah sakit. Ga ada yang tau kalau tiba-tiba musuh anak nya itu datang untuk balas dendam.

Gimana part kali ini?
Makin penasaran ga sama ceritanya?
Jangan lupa follow ya!
Jangan lupa vote dan share juga!!
See you next part 🗿




CHIKO VALEXANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang