Seminggu sudah chayra di pesantren,dan dia terlihat biasa saja menangis pun tidak.Tetapi itu yang di lihat orang orang dalam hati ia merindukan dunia nya yang dulu dan tentu nya kedua orang tua nya bahkan kehidupan mewah nya yang dulu.
Terkadang ia menangis tanpa sadar jika saja ia terlalu lama menunggu antrian mandi,makan yang setiap hari menurutnya membosankan,ataupun ia juga akan tak sadar menangis menahan kantuk di waktu sholat shubuh hingga menjelang waktu dzuhur.
"Cha kamu piket rumah ummi kan?"tanya sahira chayra mengangguk.
"Bawain baju nya ustadz ya aku lagi mager hehe"chayra mendelik tapi mengangguk.
"Keluar yuk ke depan beli jajanan yang menggugah lidah"ajak audi.
"Gass"ucap kedua nya senang,siapa yang tidak senang keluar dari pesantren walaupun hanya beberapa saat.
"Btw indana sama ai kemana?"
"Mereka kan piket di rumah ummi"
"Tau ga ai kebagian piket apa?"tanya audi sambil menyenggol chayra,chayra menoleh dan mengangkat satu alis nya.
"Bersih bersih bagian rumah ustadz"sedikit tertarik dengan topik tersebut,chayra langsung duduk dan mendengarkan ocehan audi.
"Emang ga malu ada ustadz nya?"tanya chayra penasaran.
"Cha piket bagian rumah ustadz itu pilihan cuma ada sekitar lima orang di antaranya mba raina dan ai"tutur audi.
"Dan ga akan malu karna memang mereka piket itu di saat ga ada ustadz"tambah sahira.
"Tapi ai sebagai temen deket kita ga pernah cerita apa apa"ucap audi.
"Lah kamu kaya ga tau ai aja"
"Terus indana piket apa?"
"Dia piket masak dan itu pun pilihan karna kan itu makanan untuk keluarga ummi abi"
Ucap audi yang sekarang beraktivitas menyisir rambut chayra."Intinya yang piket rumah ummi abi itu pilihan"tambah sahira.
"Terkecuali gue"sarkas chayra.
"Kamu salah satu nya cha ummi ga akan asal pilih"ucapan itu membuat chayra terdiam.
***
Bisik bisik santriwati setiap chayra ada di antara mereka membuat chayra sedikit risih,apapun yang chayra lakukan meraka pasti berbisik,mau itu di kantin dapur kamar mandi ataupun masjid.
Tapi omongan omongan itu tidak di pedulikan chayra karna memang dirinya tidak ada waktu untuk mendengarkannya.Kegiatan chayra yang sedikit padat membuatnya harus menyisihkan waktu istirahat,setelah sholat shubuh ia tidak akan tidur hingga menjelang dzuhur setelah itu ia baru akan istirahat,tidur pun hanya setengah sampai sejam karna setelah nyaia harus jamaah ashar dan mengaji lagi.
Audi dan sahira memang mereka akrab dengan yang lain,sebenarnya ai dan indana juga berinteraksi dengan yang lain tapi mereka memang pendiam dan tidak memperdulikan ucapan orang orang di sekitar,sedangkan audi dan sahira memang tipe orang yang banyak bicara hingga mereka lebih di gemari sekeliling dan tepat untuk di ajak berbicara.
Chayra ingat kenapa di sekeliling nya selalu berbisik,karna mereka mengagumi chayra karna wajah nya yang cantik,tapi namanya juga manusia pasti ada kejelekan terselip yang mereka bicarakan,katanya chayra terlalu dingin dan ceplas ceplos.
Dan itu membuat ia mengingat kejadian baru dua hari ia di pesantren.
"Sialan lo ga ngerti apa buat ngantri dengan sabar?"umpat chayra kala itu di saat ia sedang mandi dan ada yang menggedor pintu nya di karna kan ia tak tahan ingin buang air besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar jannah bersamamu
General FictionChayra Ainin Qulaibah. Nama yang cantik sama seperti pemiliknya,gadis blasteran indo-arab itu adalah pencinta dunia malam dan sifat nya yang bar bar.Hingga akhirnya ia harus berujung di penjara suci(pesantren). Pertemuannya dengan seorang...