'London, 1292
"Sampai disini apa ada pertanyaan?" Ujar Juliet Emelia Stellavera kepada audiens mahasiswa yang kini duduk mengisi kehadiran di kelas nya setelah ia menyelesaikan rumus di papan.
Menelusuri pandangan pada setiap kursi barisan yang diduduki oleh mahasiswa nya. Emelia berujar "Sepertinya aku tidak melihat Elenior disini. Apa dia absen lagi hari ini?"
"Profesor!"
"Ya? Ada apa, Tristan?"
"Eum-- Elenior... Dia sedang... sedang flu."
"Oh.. Begitu. Baiklah, setelah kelas ini selesai aku akan mengunjungi nya."
"T-tidak apa-apa, Prof. Aku dan Elenior satu kamar, dan aku yang akan menjaganya.."
"Begitu ya."
"Baiklah. Tidak perlu dipikirkan."
Setelah selesai mengisi kelasnya saat itu, Emelia berkunjung ke perpustakaan. Sesampainya disana ia menghampiri penjaga perpustakaan untuk meminta suatu buku riwayat keluarga.
Mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan, biasanya ketika ia berkunjung kesini, akan ada dua orang sahabat yang duduk dipojok ruangan, namun kini salah satunya bahkan tidak ada.
"Ini bukunya, nyonya." ujar si penjaga, memberikan buku yang diminta oleh Emelia setelah beberapa menit menunggu.
"Terimakasih." membuka buku tersebut, tujuannya meminta buku riwayat ini sebenarnya untuk memeriksa kronologi siswanya yang bernama Elenior.
"Elenior adalah pewaris Dashdexter Viscountcy, keluarga bangsawan yang berasal dari abad kedua. Dan Tristan juga. Hmm.. Jadi mereka berdua adalah ahli waris keluarga bangsawan." ujarnya setelah membaca kronologi mahasiswa nya ditaman belakang kampus siang itu.
Rasa penasaran atas mahasiswa nya yang tidak menghadiri kelas nya beberapa hari itu, membuat Emelia memutuskan untuk mengambil langkah menuju asrama dimana mahasiswa nya tinggal.
Mengetuk pintu kamar beberapa kali hingga Tristan si teman sekamar Elenior membukakan pintu untuknya dengan sangat terkejut. "A-aa Profesor Emelia.." yang dibalas dengan senyuman olehnya.
"Iya? Ternyata kamu lagi flu juga, ya?" raut seperti tersenyum palsu yang tercetak diwajah Emelia yang mampu ditangkap oleh Tristan.
"Aku sudah mendengarnya dari luar pintu."
Padahal Emelia hanya berbicara dengan wajah yang biasa saja juga dengan intonasi nada yang sama biasanya, namun Tristan meringsut mundur seperti ketakutan melihat kehadiran Emelia didepan kamarnya.
Setelah masuk kedalam kamar dan menutup pintu karena tidak ingin ada orang yang mendengar pembicaraannya, Emelia berujar "Kamu menjaga Elenior, sampai kamu yang terkena flu, ya?" masih dengan senyum tipis yang terukir dibibirnya.
Dengan gugup Tristan menjawab "Er.. sangat mungkin."
Ini terlihat misterius bagi Emelia, gelagat Tristan, menyembunyikan sesuatu?
Emelia berjalan melewati Tristan menuju sepasang kasur yang salah satunya ditempati oleh Elenior "Uhh.. saya- um.." sangat kentara sekali kegugupan yang melanda Tristan akibat kehadiran profesornya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
prasa elegy ; jaelice
أدب الهواةa collection of oneshots about jaelice. disclaimers: This is a work of fiction. Names, characters, places, and incidents either are the product of the author's imagination or are used fictitiously. + including mature contents nd' indo-eng language...