02

13 2 6
                                    

Ponsel Arin berbunyi, panggilan suara whatsapp dari nomor yang tak ia kenal masuk. Arin cepat-cepat mengangkat telpon.

"Halo.." sapa Arin

"Halo sayang.." seseorang menyapa dari sebrang sana.

Arin bingung, tak lagi menjawab. Ia langsung mematikan panggilan telpon tersebut.

Notifikasi chat whatsapp masuk, dari nomor yang tadi.

+628***
Aku Geral, kok telponnya di matiin?

Ya lu ngotak lah sebut nama kek
Apa gtu biar gw gk kaget

Ya maaf yang kan aku ngetes doang

Iya deh iya

Kamu lagi ngapain?

Turu

Yaudah besok aku jemput ya
kesekolah

Hmm iyaa

Tidur gih udah malem ini


Iya mau ini juga
Gudnig

Selamat tidur sayang

___________________________________________

"Haduh gue punya pacar ya?" tanya Arin pada dirinya.

Arin menghempaskan dirinya sendiri ke ranjang. Lalu memejamkan matanya.

Di sekolahnya Arin dikenal sebagai The Queen of jones. Bahkan ketika berpacaran dengan Arkan, hanya beberapa orang yang mengetahuinya. Karna orang-orang lebih percaya kuburan hitler ada di Bekasi dari pada Arin punya pacar lalu jadi bucin.

Arin ini dikenal sebagai sosok yang keras, dari kepala maupun fisiknya. Sebenarnya Arin ini banyak di sukai para cowo di sekolahnya, tapi karna sikap Arin yang galak. Beberapa cowo lebih memilih memendam perasaannya.

Hingga pada akhirnya, hanya Geral yang berani menyatakan perasaannya kepada Arin. Arin sebenarnya tak berniat pacaran. Tapi Arin merasa kesepian, dan akhirnya yasudah mau mau saja dengan Geral.

Malam begitu cepat berlalu, bulan pun kini berganti jadi mentari.

Selsai mengenakan baju putih abunya, Arin langsung bergegas mengecek ponselnya. Dibukanya aplikasi Whattsap, Arin kelupaan nomor pacarnya sendiri belum dia save. Dia pun menamai kontak Geral dengan nickname "Aral kaya ajig".

Arin ini memang makhluk aneh, tidak ada sifat perempuan yang menempel didirinya. Ini lah faktor besar yang membuat Arin dulu menjadi joned abadi. Namun sekarang tidak lagi, Arin sudah dimiliki oleh Geral. Bisa saja suatu saat sifat Arin berubah karna Geral.

+628***
Pagi maniss aku ada di depan ya

Lah tau rumah gw lu?

Rumah ayang sendiri masa
gak tau sih

Yodah ntaran ya

Iyaaa sayang

__________________________________________

Arin kembali bercermin, setelah di rasa siap. Dia pun pergi keluar dari kamarnya.
Arin pun berjalan menuruni tangga.

Arin melihat Dias yang sedang sarapan di meja makan. Dias yang menyadari kehadiran Arin langsung menyuruhnya ikut sarapan bersamanya.

"Bang gue duluan ya," izin Arin kepada Dias.

"Berangkat sama siapa? Mending sini makan dulu," tawar Dias kepada Arin.

"Sama Geral, makannya nanti aja bang di sekolah, gue duluan bye abang sayang..," Arin pergi begitu saja.

"Geral siapa!?" teriak Dias sambil berusaha menelan makanan yang masih ia kunyah.

"Ayang gue.." jawab samar Arin yang masih bisa terdengar oleh Dias.

Setelah mendengar itu, Dias melotot. Bagaiamana bisa adiknya yang liar itu memiliki pacar? Memangnya ada yang mau dengannya? Dias saja kadang tak kuat dengan adiknya yang sering membuat masalah itu.

"Nunggu lama ya?" tanya Arin sambil berjalan menghampiri Geral.

"Gak kok, baru aja dateng," jawab Geral sambil memberikan helm kepada Arin.

Arin naik ke atas motor Geral lalu mengalungkan tangannya di perut Geral.
Geral tersenyum, melirik kaca spion yang menampilkan wajah cantik Arin.

Geral pun menjalankan sepeda motornya membelah jalanan.

Sampai di parkiran sekolah, Geral membantu Arin membuka helm di kepalanya.

"Kiw kiw pagi-pagi dah bucin aja kiw," sindir Arkan yang baru saja datang bersama Liyan.

"Sirik ya kamu dek Arkan," balas Geral menaikan kedua halisnya.

"Ah yakali sirik, gue kan udah punya Mita. Yang sirik mah ini nih yang ada disebelah gue," Arkan melirik ke arah Liyan.

Liyan menatap sinis Arkan, dan dibalas senyuman lebar oleh Arkan.

"Sirik? Ah masasih sirik sama couple prik kaya kalian," ceplos Liyan sambil melirik ke sembarang arah.

"Gapapa couple prik, dari pada apa??" teriak Arkan.

"Dari pada Friendzone," sambung Geral.

Hahahahh... Semua tak bisa menahan tawa.

...

Arkan mendekati Geral yang terlihat sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba Arkan melemparkan sebuah pertanyaan.

"Lo gak maen-maen kan sama Arin?" tanya Arkan kepada Geral yang sibuk dengan ponselnya.

Geral tak menjawab ia hanya fokus bermain game, sebenarnya Geral mendengar pertanyaan Arkan . Arkan yang tau dirinya di abaikan langsung pergi saja meninggalkan Geral.

"Siapa peduli gue serius atau kagak sama tu cewe, yang penting gue dapet cewe kan," gumam Geral setelah Arkan pergi meninggalkannya.

...

Lidia menghampiri Arin yang sedang berdiri memperhatikan kursi-kursi kantin.

"Ciee yang abis bucin di parkiran," Lidia menggoda Arin.


"Kamu iri ya dek," ucap Arin sambil mencari tempat duduk yang kosong.

Lidia mengikuti Arin, Lidia ini teman baik Arin. Bisa dibilang juga Lidia itu Bf nya Arin. Setelah mereka duduk di kursi kantin Lidia pun membuka percakapan.

"Lo kok berani banget nerima tu cowo? Padahal lu aja kan gak kenal dia Rin," tanya Lidia sambil membuka bungkus roti miliknya.

Arin hanya mengangkat bahunya tanpa berniat menjawab. Arin ini memang paling tertutup kalo soal percintaan. Tak pernah mau di campuri soal hubungannya dengan siapapun.

Lidia hanya menatap kesal Arin, mereka ini bf kan? Tapi Arin hampir tak pernah menceritakan apapun tentang dirinya. Lidia merasa dirinya tak berguna.

...




GERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang