06

2 1 8
                                    

Arin berjalan di lorong galeri sekolah untuk pergi menuju perpustakan. Dia berpapasan dengan Geral, namun Geral sedikitpun tak melihat ke arahnya. Arin ingin menyapa, namun Arin tak berani.

Sampai di perpustakaan Arin mengambil sebuah novel untuk dibaca. Entah kenapa beberapa hari ini Arin suka sekali membaca sebuah buku novel.

Ketika sedang sibuk membaca isi cerita di buku tersebut. Seseorang datang mendekati Arin yang sedang duduk. Arin melihat ke arah orang itu, ternyata itu adalah Dea. Mereka pun melakukan tos seperti yang dilakukan Arin dan Renrda waktu itu.

"Apakabar," sapa Dea kepada Arin dengan senyuman.

"Baik kok gue," jawab Arin.

"Disini gue cuma mau minta lu balik ke Trauble  maker Rin, Viki sama Radea juga udah out gara-gara lu out Rin. Gue mohon banget sama lu," Dea memohon kepada Arin.

Arin memang sangat berpengaruh besar di circle tersebut.

"Malem ini kalo gue gak dateng ke markas, berarti gue gak akan pernah kesana," ucap Arin.

Dea tersenyum, yakin atau tidak Arin akan datang kesana atau tidak Dea tak peduli. Yang penting Dea sudah berusaha membujuk Arin untuk kembali.

Arin pun pergi meninggalkan Dea sambil membawa buku novel yang dibacanya tadi.

...

Arin baru saja sampai di parkiran, dan baru saja ia lihat Geral pergi dengan sepeda motornya sambil membonceng cewek. Arin hanya bisa memperhatikannya, tak mau menegur atau apapun itu. Biar saja Geral berbuat sesukanya, Arin tak akan ambil pusing.

Motor Dias masih terparkir di parkiran sekolah, artinya dia belum pulang. Arin pun berniat pulang dengan Dias saja.

Dias baru berjalan menyusuri sisi lapang menuju ke arah motornya. Diikuti oleh Agung, Riki dan juga Yata. Setelah berada dekat dengan Arin, Dias menyuruh Arin pulang bersama Yata lagi karna Dias ada urusan dan tidak akan langsung pulang.

Yata tentu saja akan sangat senang ketika Dias menyuruhnya mengantar Arin. Namun sayangnya Yata kali ini punya urusan penting jadi tidak bisa mengantar Arin. Lalu siapa? Dias menatap kedua temannya yang masih ada disana.

"Gue aja yang anter Arin pulang," ucap Riki datar.

"Makasih bro, nanti gue ganti bensin lo yang kepake," Dias basa basi.

"Sans aja," ucap Riki sambil mengeluarkan motor ninja nya dari parkiran.

Arin naik ke atas jok motor Riki, dan Riki pun menjalankan motornya.

"Rin.." Riki sedikit berteriak agar Arin dapat mendengar.

"Apa?.." Arin membalas teriakan Riki.

"Gak jadi," ucap Riki lagi.

Riki ini orangnya dingin, datar, jarang bicara. Warna kulitnya hitam manis, ada gingsul juga di giginya. Riki memang tampan, tapi sedikitpun Arin tak pernah tertarik padanya.

Hujan tiba-tiba turun, Riki terpaksa memberhentikan sepeda motornya didepan sebuah kedai kopi. Riki pun mengajak Arin masuk untuk berteduh.

Arin duduk dikursi yang disediakan berhadapan dengan Riki.

"Mau apa?" tanya Riki sambil menyodorkan papan menu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang