Daftar Keinginan

1.7K 221 68
                                    

"coba deh kalau rambutnya diginiin,"

Sewaktu Taehyung merapikan rambut Jeongguk, membuat seluruhnya tersibak ke belakang dengan rapi, Jeongguk cuma fokuskan dirinya sendiri untuk memeluk pinggang Taehyung dengan tenang. Anak itu duduk dengan anteng, tepat di atas pangkuannya yang selain sibuk memegangi pinggang cowoknya, juga sibuk mengamati betapa serius ekspresi Taehyung saat beberapa kali memainkan rambutnya.

"nah kan bagus. Kataku rambutmu bagus begini tu Mas. Kayak kelihatan rapi gitu lho." katanya lagi, sekarang dengan hepi menaruh kedua tangannya di bahu Jeongguk, tersenyum sumringah dengan begitu manis.

"suka, kamu?"

Jeongguk bertanya berbarengan dengan dia sedikit mengangkat tubuh Taehyung, menarik Taehyung untuk lebih dekat lagi meski nyatanya, nggak ada lagi jarak yang bisa mereka kikis sebab laki-laki itu jelas-jelas sedang memangku Taehyung di atas pahanya. Taehyung mengangguk, keluarkan suara kekehan saat Jeongguk mencuri kecupan di sisi lehernya.

"iya." Jawabnya, meringis dengan sipuan manis di kedua pipinya.

Sudah empat bulan mereka berpacaran dan Taehyung masih nggak ngerti juga, kok bisa ya dia belum bosan dipeluk Jeongguk begini? Mereka jelas-jelas cuma lakukan hal itu-itu saja. Makan, jalan, ciuman, pelukan, makan lagi, ciuman yang agak lama, makan lagi, dan terus begitu berulang-ulang. Kok bisa, ya, Taehyung belum bosan dan minta putus dari pacarnya?

"kalau aku bosen sama Mas, terus aku minta putus, Mas nangis nggak kira-kira?"

Pertanyaan asal-asalan itu dibiarkan di udara tanpa jawaban kira-kira tujuh detik lamanya. Taehyung sudah hampir risau sendiri, takut membuat Mas Jeongguk salah paham dan justru malah memutuskannya saat itu juga. Tepat sebelum dia mengoreksi pertanyaannya, hendak menambahkan tapi aku gak bosan kok di antara kalimat tanya itu, Mas Jeongguk sudah lebih dahulu memotong ancang-ancangnya. Katanya,

"bentar, ini kamu mau pulang kos-kosan atau nginep di kontrakan?"

"nginep."

Taehyung menjawab tanpa jeda seolah sudah direncanakan semuanya matang-matang di dalam kepalanya yang kecil itu. Jeongguk tertawa, kemudian dengan enteng (serius seperti nggak butuh usaha sama sekali) dinaikkannya Taehyung dalam gendongan. Bukan gendongan romantis seperti yang biasanya ditayangkan di drama-drama, Jeongguk mengangkat badannya dan melemparkan Taehyung di atas pundak seperti sekarung beras.

"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

Teriakkan Taehyung itu memenuhi ruangan bersama dengan Jeongguk yang tergelak sembari melangkahkan kakinya. Berjalan santai membopong Taehyung, menutup dan mengunci pintu depan yang semenjak mereka berdua mulai berpacaran, jarang sekali terbuka (jika nggak terpaksa) untuk rombongan sirkus berkedok teman UKM Jeongguk.

"JATOH! MAS! MAS! JATOOOOOH!"

"sut!" rengekkan luar biasa Taehyung itu cuma dibungkam begitu saja dengan Jeongguk yang meminta cowoknya itu diam, menepuk kecil pantat Taehyung sembari tertawa dan membawa Taehyung memasuki kamar mereka.

"AKU MAU LULUS SARJANA JANGAN DIBUNUUUUUUUUUH" kata anak laki-laki itu lagi, masih sama dramatisnya dengan teriakkan pertama.

Melempar Taehyung ke atas ranjang, kamar mereka dengan cepat dipenuhi dengan gelak tawa. Jeongguk menindih dia, menggelitik Taehyung sampai anak laki-laki itu menendang-nendangkan kakinya ke udara. Dia capek tertawa dan takut ngompol sebenarnya.

"STOOOOOOOOOOP AHAHAAAAAAHAHAKKKAHHAH STOPP UDAAAAAAAAAAHAHAHAHAHAHAA MASSSSSSSSSS AAAAAAAAAAAAAAHAhhhahHAHHA HAH hAH HAH CAPEEEEEEEEKAHAHAHAHAHA"

"ampun? ampun?"

M A S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang