Konser

4K 482 123
                                    

Sore itu, setelah pelajaran cium-mencium Taehyung bersama tutor pribadinya (jelas karna kalau sampai Taehyung tahu Mas Jeongguk berani ambil murid lain dia akan mencak-mencak nggak kira-kira), Mas Jeongguk berinisiatif antar Taehyung kembali ke kosnya. Takut silap, katanya. Jadi Taehyung sekarang sudah rebahan, masih lengkap pakai kemeja dan kaos kaki karna dia masih malas sekali untuk sekadar cari baju ganti.

Taehyung tengkurap, peluk bantalnya dan mulai kirim chat ke pacarnya. Seperti bocah kasmaran pada umumnya, bahkan saat Taehyung baru saja lihat motor Mas Jeongguk hilang di pertigaan, dia sudah buru-buru ambil ponsel, dengan (sok) perhatian memulai kewajiban pertamanya sebagai pacar Mas Jeongguk.

Mereka akhirnya pacaran setelah selesai pelajaran ciuman. Ajakan Taehyung diiyakan, jelas sekali selain karena Jeongguk pada dasarnya memang suka, alasan utama tetap karena Jeongguk lemah sekadar untuk hadapi permintaan Taehyung yang (aslinya) Jeongguk mau-mau juga. 

Hari pertama mereka pacaran, Mas Jeongguk sudah bikin Taehyung gelenjotan. Pagi-pagi sekali Mas Jeongguk datang, ketuk pintu kamarnya sambil nenteng kantong kresek isi bubur sumsum. Mukanya masih muka bantal, rambutnya nggak dikuncir dan awut-awutan. Gemas sekali, Taehyung nggak tahan dan kecup pipi sebelah kiri. Dia belum pernah pacaran sebelumnya, tapi kalau pacaran artinya bisa cium-cium dan manja-manja, tau begitu dia sudah ajak Mas Jeongguk pacaran dari pertama bertemu dulu.

"Mau cium..."

Mereka duduk bersebelahan diatas kasur Taehyung. Bocah itu setengah bersila, tubuhnya serong menghadap Jeongguk yang sedang sibuk keluarkan bubur sumsum dari kantong plastiknya. Bukannya apa-apa, Jeongguk cuma sedang atur ritme saja. Dia baru sampai juga, barusan dapat cium di pipi juga, masa iya dia mau langsung nggeblas ngeloni pacarnya.

"Mas belom mandi Dek, keburu laper jadi langsung beli bubur terus langsung kesini."

Ambil mangkuk di dalam keranjang perabot Taehyung, Jeongguk dengan sok keren dan sok cuek mulai pindahkan bubur dari wadahnya. Sengaja memang nggak melirik Taehyung karena dia sadar diri, lemah sekali hatinya kalau sudah urusan Taehyung yang minta dimanja-manja.

"Iih... sama! Aku juga belom mandiii... tapi aku mau ciuuuuum... Maaaaaas.... ciuuuuuuum...."

Dirasanya Taehyung mulai tarik-tarik kaosnya, merengek. Dua tangannya pegang lengan kaos Jeongguk, digerakkan kiri-kanan berulang-ulang sampai tangan Jeongguk ikut bergoyang. Lucu sekali ampun, Jeongguk benar-benar nggak paham lagi. Gimana bisa, kegiatan rusuh menyebalkan sekelas narik-naril lengan kaos bisa jatuh menggemaskan begini kalau Taehyung yang lakukan. Benar-benar dobel standar.

"Mas ndak mau cium aku aaaaa?" Rengekan Taehyung makin menjadi, sekarang dibarengi gelendotan-gelendotan yang nggak segan-segan Taehyung berikan. Jadi begitu, Jeongguk akhirnya gemas juga. Dia tarik pinggang Taehyung dalam pelukan, kemudian mulai kecup semua- dalam artian sebenarnya, mulai dari mata, pipi, puncak hidung, dahi, sudut bibir, semua.

"Muah... muah... muah... nih... muah... nih... mana lagi.. nih... sebutin... hm... nih... hm... hm... nih..." Jeongguk sengaja keluarkan efek suara saat kecup Taehyung gemas, dibalas dengan pekikan tawa Taehyung yang kegelian, menikmati bagaimana Mas Jeongguk bisa temukan cara untuk memanjakan dia.

Aduh... Taehyung makin cinta.

Balas memeluk Jeongguk, Taehyung dengan berani naik ke pangkuan Masnya, dia duduk dengan kaki lingkari pinggang Jeongguk yang tratapan, pagi-pagi sudah dapat sarapan cium, peluk, dan sekarang bahkan sudah pangku-pangkuan. Kurang berkah apalagi coba hidupnya.

"Mas aku sayang banget sama Mas Jeongguk, jadi pengen beli bakwan ndak sih?"

Jeongguk itu suka Taehyung. Suka semua. Termasuk manja, juga nggak jelasnya dia kalau sudah bahas pengen makan apa.

M A S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang