Olietara - Bag 1. Oliveira dan Antara

30 3 2
                                    

Sepertinya langit dan matahari, hari ini sedang bermusuhan. Langit yang terasa redup karena matahari yang enggan muncul sedari pagi.

Sore ini, taman bermain pada pusat kota terlihat sangat ramai. Anak kecil, Anak remaja, bahkan orang tua sepertinya sedang menikmati permusuhan matahari dan langit.

Bagaimana tidak? Dengan kondisi langit tanpa matahari, juga tidak ada turunnya hujan. Bagi sebagian orang, mungkin kondisi ini sangat menguntungkan. Namun, bagi sebagiannya lagi, mungkin sangat merasa dirugikan.

Seorang gadis kecil dengan rambut dikuncir dua serta poni yang sedikit menutupi bagian matanya, sedang bermain dengan pasir beserta cetakannya.

Tangan mungilnya dengan pelan mengambil pasir lalu dituangkan pada cetakan.

Tak lama, seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki, berjalan menghampiri gadis tersebut.

"Tala, Olie sudah selesai pipisnya," ucapnya sambil mendudukkan diri di samping gadis tersebut.

"Olie bantuin Tala, Tala nda bisa bikinnya, padahal Tala sudah coba banyak kali ish!"

"Ih, itu Tala salah bikinnya! Nih lihat Olie, Tala taluh dulu pasil nya. Kalau sudah, dilatain kayak begini. Telus dicetak ke sini. dipukpuk punggungnya bial bisa bagus hihi. Diangkat deh, tuh jadi kan!" seru Oliveira saat cetakannya berhasil dan terlihat sempurna.

Antara yang sedari tadi memperhatikan Oliveira pun langsung mempraktekkannya. Namun, sepertinya bermain cetakan pasir bukan lah keahliannya. Pasalnya, setelah dua kali kembali mencoba, hasil cetakannya sangat hancur.

"Ish! Olie, nda bisa ini! Lihat, punya Tala cuma setengah saja yang copot. Punya Olie kenapa bagus?" Antara menggerutu kesal karena tidak berhasil.

"Yaudah, yang ini buat Tala saja, Olie buat yang balu," ucap Oliveira dengan tangan yang sudah mengambil pasir kembali.

"Olie," panggil Antara.

"Kenapa, Tala?"

"Kemalin Tala pelgi sama mama dan papa, telus Tala lihat ada boneka goyang di depan toko yang banyak handphone nya! Olie tau nda? Boneka nya goyang sambil tidulan tau! Hihi, kayak gini." Antara mempraktekkan apa yang dia lihat kemarin saat sedang jalan jalan bersama orangtuanya.

Antara tiduran, lalu bergoyang seperti kelojotan. Oliveira yang melihat itu hanya tersenyum kecil, aihh menggemaskan sekali Tala-nya ini.

"Tala, pulang yuk. Ini udah mau petang, nanti dicaliin bunda sama mamanty. Ayah sama papablo pasti juga udah pulang," ajak Oliveira saat melihat langit menjadi lebih gelap.

"Eung? Tapi Tala masih mau main, Olie," ucap Antara sedih.

"Kan besok lagi bisa, Tala. Besok Olie temenin lagi deh, sekalian nanti bagi mainan sama temen temen." Oliveira membujuk Antara yang tampak enggan meninggalkan taman bermain.

"Janji?" Antara menunjukkan jari kelingkingnya, meminta Oliveira untuk mengaitkannya dengan jari kelingking milik bocah lelaki tersebut.

"Janji!"

Oliveira menggandeng tangan mungil Antara dengan tangan mungilnya. Mengayunkan genggamannya sembari berjalan menuju kompleks rumah yang berada tak jauh dari taman. Sembari sesekali tersenyum gemas saat melihat Antara yang nambak cemberut.

Saat sudah sampai di depan gerbang rumah Antara, Oliveira langsung berteriak memanggil Mamanty-nya.

"MAMANTY, INI OLIE BALIKIN TALA NYA, TAPI BESOK OLIE AMBIL LAGI," teriaknya di depan gerbang.

OLIETARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang