Olietara - Bag 6. Oliveira dan ambisinya

16 3 0
                                    

Tak terasa, sudah 1 tahun Oliveira hidup tanpa Antara.

Sejak 2 bulan lalu, entah kenapa. Baranic juga Sahara sangat susah untuk dihubungi.

Keadaan Oliveira semakin murung setelah ia tidak bisa melihat kondisi Antara.

Kini, Oliveira sudah duduk di bangku SD. Saat ini Oliveira masih menduduki bangku kelas 1 SD.

Namun, 1 Minggu lalu, Davon juga Rosaline tampak mengikut sertakan Oliveira dalam program Akselerasi kelas.

Oliveira sih ngikut aja. Soalnya, yang dia pikirin sekarang. Gimana kondisi Antara? Apa Tara nya sudah bangun? Apa Tara nya mencari dia?

Oh iya, karena ini hari minggu. Jadi, Oliveira hanya berdiam diri di kamarnya sembari belajar.

Bosen kalian baca Olie belajar terus? Sama sih, saya juga. Tapi mau gimana lagi, Oliveira ini saya ciptain sebagai karakter yang ambisius(◍•ᴗ•◍).

Sudah sejak 2 jam lalu, Oliveira berkutat dengan buku buku nya. Tapi, belum ada tanda tanda dia akan menyudahi acara belajar nya.

Biarin aja lah dia, kita ke bawah aja ngechek Davon dan Rosaline lagi apa(◕ᴗ◕✿).

***

"Sayang," panggil Davon mencari Rosaline.

"Di dapur!"

Mendengar jawaban istri tercintanya, Davon langsung saja berjalan menuju dapur.

Di sana, istrinya nampak sedang memotong bawang merah.

Davon mulai mendekat, dan langsung memeluk perut istrinya.

Rosaline tampak sedikit terkejut. "Kamu ngagetin! Kalo tangan ku keiris gimana?" ucapnya sedikit kesal.

Davon mah cuman cengengesan aja.

"Masak apa, sayang?" tanya Davon.

"Tadi nya mau masak tumis kangkung. Tapi karena belum jadi, aku mau nanya kamu aja. Kamu mau dimasakin apa?"

"Mau rendang, boleh?"

"Sana tanyain sama Olie dulu, dia mau nggak."

"Okedeh!" Davon lalu melepaskan pelukannya dan menuju kamar putranya.

Davon lalu mengetuk pintu kamar putranya saat ia sudah tiba di depan kamar putranya.

Sebetulnya sih, bisa saja ia langsung masuk. Tapi, ia masih tau, walau anaknya masih bocil alias bocah kecil, anaknya ini juga pasti punya privasi.

"Olie, ayah masuk, ya!"

"Masuk aja, ayah." Oliveira menjawab dengan pelan.

Setelah mendapat persetujuan dari putranya, ia langsung membuka pintu dan memasuki kamar putranya.

Hal pertama yang ia lihat, membuat ia memutar bola matanya malas.

"Kamu belajar terus gak capek apa? Ayah capek loh lihatnya," ucap Davon sambil mendekati putranya.

"Enggak, emang Olie mau ngapain lagi kalo gak belajar?" tanya Oliveira.

"Kan kamu bisa main sama anak komplek."

"Olie mau nya main sama Tara, gak mau yang lain." Oliveira menjawab dengan tegas.

"Iyadeh, yang terkontaminasi virus bucin sejak dini." Davon iya iya aja lah biar cepet.

"Oh iya, Bunda mau masak rendang. Kamu mau nggak?" tanya Davon.

"Boleh," ucap Oliveira sambil menatap ayahnya.

"Yaudah ayok turun, belajar mulu. Perasaan ayah dulu gak rajin rajin amat deh," heran Davon.

"Soalnya kan ayah dulu, bodoh."

"Heh! Astaghfirullah, siapa yang ajarin?" Davon memelototkan matanya mendengar ucapan putranya.

"Gak ada."

"Udah ayok turun, bantuin bundamu masak aja." Davon menggaret tangan putranya.

"Ayah, meja Olie berantakan!"

"Iya rapiin nanti aja kan bisa." Davon mencoba sabar menghadapi sifat baik putranya yang sayangnya sedikit menyebalkan bagi dia.

Entah dapet dari mana sifat perfeksionis yang Oliveira punya.

Davon mah mageran, Rosaline? Rosaline itu rajin tapi gak gila gila rapi kaya Oliveira.

Perlu dicurigai gak sih, kalo Oliveira anak pungot?

Sepertinya, iya.

***

Menit telah berganti jam, jam telah berganti hari, hari telah berganti minggu, minggu telah berganti bulan, dan bulan telah berganti tahun.

Tak terasa, hari ini adalah hari kelulusan SD Oliveira. Oliveira berhasil menyelesaikan masa SD nya selama 5 tahun, karena mengikuti akselerasi.

Oh iya, yang lebih membanggakan adalah, Oliveira selalu juara 1! Keren kan? Sepertinya ditinggal oleh Antara meninggalkan sisi positif bagi Oliveira.

Setelah menghadiri acara kelulusan putranya, Davon dan Rosaline ingin mengajak putranya berlibur sebagai hadiah kelulusan. Namun, Oliveira setelah ditinggal Antara kan suka makel ya, tau makel? Males keluar. Jadi, sepertinya ia lebih memilih di rumah, dan kembali belajar.

Olie apa ga ada kegiatan lain, selain belajar? Ada sih, mikirin Antara.

Karena Oliveira tidak ingin diajak berlibur, jadi Davon dan Rosaline memilih menanyakan kepada Oliveira, ingin hadiah apa.

"Olie kan udah lulus SD, jadi juara umum juga kan, ya? Olie mau hadiah apa dari bunda sama ayah?" tanya Rosaline yang duduk di kasur putranya.

"Olie mau telpon Tara, bunda." Oliveira menyampaikan keinginannya sembari menatap Rosaline penuh harap.

Rosaline tersenyum lembut, lalu menghampiri putranya. Mengelus punggung kecil Oliveira dengan pelan, lalu berkata. "Boleh, yuk kita coba telfon papa bro lagi, ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OLIETARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang