2

18 10 12
                                    

Pak hasan berjalan di koridor menuju kelas Xl ips 1 dengan membawa sedikit buku dan membawa seorang murid baru.

Xl ips 1

"KU MENANGISSSS,SEMUANYAAA!" Rifal bernyanyi seakan tengah konser,dan semua murid Xl ips 1 pun ikut bernyayi termasuk Zoya,dia sedang memainkan sapu seolah olah itu gitar.

Cklek

Pintu terbuka,seketika Zoya dan teman temanya langsung terdiam dan duduk di tempatnya masing masing.

"Selamat pagi menjelang sore semuanya" Ujar Pak Hasan.

"PAGI JELANG SORE JUGA PAK!"

"Bah,siapa tu?ganteng banget anjir!"

"jodoh gue si itu!"

"ganteng si,tapi coba aja buka maskernya siapa tau suing"

"Sirik aja lo!"

"murid baru kah?widih jadiin crush ah"

"Rahimku anget mas!"

"Pada ribet anjir cuma cowo kek gitu di ribetin!" Ujar Maria.

Murid Xl ips 1 itu tengah berbisik bisik dan heboh,di karenakan ada murid baru tapi tidak dengan Maria.

"DIAM SEMUANYA!" Ujar Pak Hasan sambil mengetok ngetok papan tulis menggunakan penghapus.

"Maaf ya Al emang gini susana kelas baru kamu" Ucap Pak Hasan kepada murid baru itu yang bernama ALFIAN ADZKRI,Lalu Alfian pun mengganguk paham.

"Baik anak anak,kalian sekarang punya teman baru" Ujar Pak Hasan.

"Itu mah bukan murid baru pak" Teriak Cici.

"Lah terus apaan?"Jawab Ando,dan semuanya terdiam,termasuk Pak Hasan.

"MASA DEPAN SAYA PAKK!" Ujar Cici dengan histeris,dan Pak Hasan memutar bola matanya malas.

"Apaan sih garing lo Ci!" Ucap Bunga.

"Tau garing banget lo!"

"Tau tuh huuu!"

"Huuuuu" dan semuanya menyoraki Cici terkecuali Maria.

"IHH IRI AJA LO PADA!" Dan Cici pun sedikit kesal.

"SUDAH SUDAH!" Ujar Pak Hasan,dan semuanya terdiam.

"Silahkan Alfian, perkenalkan diri kamu" Ucap Pa Hasan.

"harushsbhs" Ujar Alfian pelan,sangat.

"Ha?kamu ngomong apa?" Ucap Pak Hasan seperti orang budeg.

Alfian menghembuskan nafas nya pelan,dan membisikan sesuatu kepada pak Hasan,dan pak hasan pun mengganggukan kepalanya paham.

"Baik Alfian kamu duduk di sebelah Maria ya" Ujar pak hasan.

"Yang namanya Maria harap angkat tangan!" Pak Hasan kini menoleh ke samping,seolah mengerti Alfian pun langsung menuju bangku Maria.

ZOZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang