part 0.1

264 33 7
                                    

sakit nya luka yang berdarah tak sebanding dengan sakit nya kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita karena luka nya selalu ada dan tak kunjung mereda

Jika aku bisa memilih mungkin aku lebih memilih, aku yang tiada dibandingkan aku masi ada tapi sama sekali tak dinggap lagi.

Ararya Aliarda Fahreza
Remaja yang baru saja menginjak usia 17 tahun,yang kehilangan segala kenyamanan yang seharusnya keluarganya berikan, bukan hanya kenyamanan namun juga dukungan.

Duarrr...

Duarrr....

Suara petir yang saling bersahutan membelah gelapnya langit malam di sertai dengan derasnya guyuran air hujan berhasil membasahi tubuh pemuda yang kini berjalan tertatih tatih di tengah lebatnya hujan.

"Mahhhh, Pahh, Arya takutt." Ucapnya sembari terus berjalan dengan rasa takut yang menyelimuti perasaannya.

"Masss! Di luar hujan derass dan Arya belum pulang, aku takut dia kenapa napa." Panik wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah mama dari Arya.

"Yasudahh kamu di rumah biar aku dan andra yang cari Arya."Tegasnya kemudian pergi meninggalkan Istrinya. Dia adalah Farhan Papa Arya.

Duarrrrr...

Kerasnya Sambaran petir kali ini telah benar benar membuat nyali pemuda itu menciut.

"Mahhh, Pahhhh jemput Aryaa!" Teriaknya di iringi tangisan yang sudah tidak dapat ia tahan lagi.

Di sisi lain sebuah mobil melaju begitu kencang menerobos derasnya hujan, mungkin saking derasnya pengendara mobil tersebut tidak menyadari bahwa di depan sana ada pemuda dengan langkah berat mencoba melawan rasa takutnya menerjang derasnya hujan.

Tinnnnnn.......

Brakkkk...

"Pak, kita nabrak orang." Panik  Andra Asisten pribadi Farhan.

"Astaghfirullah, kamu ini gimana sih ndra! Sekarang kita turun."ucapnya khawatir

"Astaghfirullahaladzim, Andra!" Teriak Farhan setelah ia tau siapa yang baru saja di tabrak oleh Asistenya.

"Pakkk, sa saya tidak sengaja."ucapnya gelagapan.

"Sudah! kita kerumah sakit sekarang." Ucap Farhan menggendong tubuh pemuda itu.

Di lain tempat.

"Pak, pak, tolong ada yang ketabrak!" Teriak histeris seorang warga ketika melihat Arya tergeletak bersimpah darah di pinggir jalan.

"Pak, ada apa ini?" Tanya seorang dokter yang kebetulan lewat.

"Sepertinya korban tabrak lari."jawab  warga tersebut.
"Yasudah bapak bawa dia ke mobil saya."panik dokter tersebut.

"Baik pak, saya titip anak ini, terimakasih atas bantuannya pak."jawab warga tersebut sedikit lega.

Kemudian dengan segera dokter yang tadinya ingin pulang berputar arah kembali ke rumah sakit.

🍃

"Adra! Lebih cepat bawa mobilnya, saya takut Devan kenapa napa."Gertak Farhan, ternyata ia Sekarang bersama Devan, anak dari sahabat dekatnya dulu.

"Baik pak."singkatnya

Dengan sekejap Farhan lupa kalau putranya belum di temukan.

🍃

"Om Reno."panggil Arya singkat.

"Arya, nak kamu bertahan ya, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit."ucap Reno sembari memeluk keponakanya dengan penuh kasih sayang, bahkan ia lupa saat ini jas putih nya sudah berlumuran darah.

"Omm, Baju Om kotor."Lirihnya di iringi air mata yang mengalir begitu saja tanpa si izin nya.

"Nggak, om nggak perduli baju om kotor, om nggak mau kamu kenapa napa. Pak Maman Tolong lebih cepat." Ucapnya,

Selang beberapa menit Akhirnya mereka sampai di Rumah sakit besar tempat Reno bekerja.

"Suster Ke igd sekarang!" Teriaknya sembari membopong tubuh keponakanya.

"Om, Panggil mamah." Pintanya, sebelum kesadaranya direnggut kegelapan.

Tak berapa lama Farhan juga tiba di tempat yang sama.

"Suster tolong! Panggilkan dokter!" Teriak Farhan. Bahkan ia membawa Devan ke ruangan yang sama, hanya berbatas Gorden pembatas Ruang igd saja.

"Bapak tunggu di luar saja."cegah suster tersebut.

"Baik, tolong selamatkan dia."pinta Farhan

"Iya pak, kami akan melakukan yang terbaik.

~

"Suster siapkan Ruang Operasi sekarang!"Titah Reno

"Baik dok." Jawabnya

Selang beberapa waktu dokter lain keluar dari ruang IGD

"Dok gimana keadaanya?" Tanya Farhan.
"Dia baik baik saja, mungkin karna Syok dia pingsan tapi bapak  tidak perlu khawatir." Tutur sang dokter tanpa disadari Reno membawa Arya tepat melewati Farhan.

"Harusnya aku lega karna Devan baik baik saja, tapi kenapa hatiku berkata lain?

~

wait for the next part...

Jangan lupa Vote & komen✨

Lelah (Tired)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang