📌 AWAS TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
Cerita ini Hanya karangan tidak ada unsur lain hanya untuk hiburan dan mungkin ada namun tidak terlalu banyak inspirasi di dalamnya📌
Seseorang telah datang ke dalam keluargaku yang mungkin akan mengambil kenyamanan ku berada di rumah ku sendiri, bahkan kedua orang yang sudah ku anggap seperti orang tua ku sendiri tiba tiba harus pergi entah berapa lama meninggalkan ku seorang diri.
Ararya Aliarda Fahreza
Cklek...
"Den Arya?" Panggil salah satu Asisten Rumah tangga Arya.
"Bibi? Kenapa Bi?" Tanya Arya menatap ke arah Bibi, di sana tertera wajah ART nya itu nampak menatapnya sendu. Panggil saja dia Bi Imah
"Boleh bibi masuk?" Ucapnya meminta izin kepada majikan mudanya itu.
"Bibi kalau mau masuk kamar Arya ga usah Izin, ada apa Bi?"Jawab Arya kini terduduk di tepi kasurnya, di susul oleh Bibi yang ikut duduk di tepi kasur milik Arya.
"Den Arya Sehat?" Tanya nya lagi di iringi senyum yang terpapar di wajahnya.
"Alhamdulillah Arya sehat bi." Jawabnya membalas senyum Bi Anum
"Den, Bibi mau izin ya Den, Bibi mau pulang kampung Ibu nya Bibi lagi sakit, Bibi harus pulang untuk beberapa waktu." Ucap Bi Anum menunduk, pasalnya ia ragu kalau majikan mudanya tidak mengizinkan ia pergi.
"Bi,Kok Bibi nunduk si, Bibi mau pulang? Yaudah Bibi pulang aja, Ibunya Bibi lagi butuh Bibi, Bibi ada ongkos nggak?" Tanya Arya Ke arah Bi Anum yang nampak tersenyum setelah mendapat izin dari Arya.
"Ada kok Den, Bibi ada simpenan,cukup buat ongkos pulang kampung."Jawab Bi Iroh sumringah
"Bibi mau pulang hari ini? Pak Aman ikut juga?" Tanya Arya lagi
"Kayanya nggak Den, nanti kalo pak Aman ikut Aden ga ada yang jagain." Jawab Bi Anum
"Nggak papa Bi, biar Pak Aman anter Bibi, nanti biar Arya bilang ke Pak Aman."Ucap Arya tersenyum ke Arah ART nya itu, walau berat rasanya melesepas Bibi pulang kampung tapi, orang tua Bi Anum lebih butuh Bi Anum
"Makasih banyak Ya Den, Bibi janji, setelah Ibunya Bibi sembuh, Bibi bakalan cepet ke rumah lagi." Ucap Bi Anum mengelus punggung tangan Arya.
~
Kini waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB, di depan rumah Bi Anum dan Pak Aman sudah siap dengan tas tenteng mereka yang berisi beberapa pakaian dan keperluan lainya. (BTW ceritanya Pak Aman dan Bi Anum Suami istri ya guyss. Mereka manggilnya Bibi sama Bapak kaya Arya manggil mereka )
"Ayo Bi kita berangkat."Ajak pak Aman
"Ayo Pak, keburu malem." Jawab Bibi
"Bi!" Teriak Arya yang terlihat berlari dari dalam rumah."Bi, Ini Bibi bawa ya, ini uang tabungan Arya, semoga bisa bantu Bibi sama Pak Aman, emm nggak banyak si, tapi in syaa Allah cukup, trus, ini Bapak bawa aja Mobil Arya dari pada Naik bis kelamaan." Jelas Arya panjang kali lebar
Bi Anum dan Pak Aman yang sedari tadi mendengar ucapan Arya di buat terharu, pasalnya majikan mudanya begitu sangat baik, padahal kedua suami istri itu hanyalah sebatas pembantu dan sopir.
"Den, Ini aja udah lebih dari cukup den, gaji bibi sama pak Maman juga udah di kasi sama tuan dan nyonya, jadi Aden ga perlu repot-repot, mending uangnya Aden simpen." Jawab Bi Anum menangis haru.
"Udah bibi terima aja, Arya masi ada uang kok."Bujuk Arya tersenyum manis, Bi Anum dan Pak Aman aman hanya bisa tersenyum sembari mengambil semua pemberian Arya.
"Pak, jangan lama lama ya, nanti Arya ga ada temen ngobrol, Bibi juga nanti siapa yang ngurusin Arya, Ayah sama Bunda pasti sibuk belom lagi Devan, kalian cepet pulang ya. " Pinta Arya.
"Aden jangan sedih, Bapak sama Bibi pasti bakal cepet cepet balik biar bisa ketemu Aden, pasti kita di sana juga kangen sama Aden, Den Arya jaga kesehatan ya, jaga diri baik baik, Bapak Sama Bibi pamit dulu, Assalamu'alaikum." Pamit Pak Aman
"Bibi berangkat ya Den." Sambung Bi Anum
Baru saja beberapa langkah sepasang suami istri tersebut di buat tercengang ketika Arya tiba-tiba memeluk mereka dari belakang."Bapak, sama Bibi hati hati ya."Ucapnya untuk terakhir kali sebelum Keduanya Meninggalkan kediaman Keluarga Fahreza. Sepasang suami istri itu hanya bisa mengangguk menahan setiap tetes air mata haru yang ingin terjun bebas
Kini Hari berganti Malam,
Baru saja ia pulang ke rumah setelah sekian hari ia di rawat, namun harapannya akan di temani oleh pak Aman justru berbanding terbalik.Tok tok tok
Suara ketukan dari luar pintu kamar Arya seketika membuyarkan kesunyian yang melanda kamarnya sedari tadi.
"Makan yuk, Bi Maya udah masak banyak." Ucap Azra lembut yang kini duduk di samping Arya yang kini tengah duduk bersandar di atas kasur sembari memainkan Handphone miliknya. Sejenak ia menatap ke Arah Bundanya yang tersenyum hangat ke arah nya.
"Bunda turun aja dulu Arya mau bersih bersih bentar." Jawab Arya membalas senyum sang Bunda
"Yaudah Bunda turun dulu ya, kamu cepet nyusul Ayah mu sudah menunggu di bawah." Tutur Azra bangkit dari duduknya kemudian berjalan keluar dari kamar putra bungsunya.
Seusai membersihkan badannya, pemuda dengan paras tampan itu kini beranjak menuruni satu persatu anak tangga untuk bisa menapakkan kaki di lantai Bawah.
Kini Pemuda itu tengah berdiri di tengah-tengah anak tangga menatap ke arah meja makan yang tak jauh dari sana. Tertera sang Ayah yang kini sedang bergurau dengan adik angkatnya Devan, sedangkan sang Bunda menatap kedua orang tersebut dengan tatapan yang sulit di tebak. Tak lama dari itu Azra mengedarkan pandangan nya dan berhenti menatap ke arah tangga di sana tertera pitra bungsunya yang tengah berdiri mematung di tengah tengah anak tangga
"Arya, Ayok cepat turun Bunda sudah lapar." Ucapnya membuyarkan gurauan antara suami dan juga anak angkatnya.
Arya yang merasa terpanggil segera melanjutkan langkahnya menuju ke arah mereka.
"Arya mau makan apa?" Tanya Azra sembari mengisi piring Arya dengan nasi.
"Apa aja Bun." Jawabnya singkat
Di sepanjang makan malam Arya di buat heran, mengapa Ayahnya bisa se akrab itu dengan Devan, bahkan Arya tidak pernah bergurau dengan sang Ayah selama itu apalagi saat makan.
Prang...
Arya membanting sendok nya sedikit keras menghantam Piring di bawahnya membuat atensi pandang Farhan dan Devan mengarah ke arahnya.
"Bunda, Arya ke kamar dulu ya, mau istirahat." Ucapnya kepada sang Bunda
"Bunda juga sudah selesai, Bunda temenin kamu ya, biar kamu langsung tidur." Jawab Azra mengelus pucuk kepala Arya.
"Bi Maya. Nanti kalau semua sudah selesai makan tolong bereskan mejanya ya, saya mau temenin Arya istirahat
"Baik nyonya." Jawab Bi Maya. Tak heran jika ada banyak ART di rumah Arya, Rumah sebesar itu mana mungkin jika hanya 2-3 ART sanggup mengurusnya, bahkan para ART di sana di perbolehkan membawa keluarganya tinggal bila perlu.
Tak berapa lama setelah Arya di temani sang Bunda ia memilih untuk segera tidur tanpa menghiraukan apakah Ayahnya sudah selesai bergurau dengan Devan atau belum, baginya kehadiran sang Bunda sudah cukup menghangatkan malamnya, mengantarkan ia ke alam mimpinya.
Ada yang ketinggalan : Lupa nama supir pribadi Arya pak Aman pak Maman itu Supir om nya
🙈Sampe sini aja dulu. Jangan lupa tinggalkan jejakmu wahai para readers yang baik hati☺️
Waiting for the next part 🖐️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelah (Tired)
FanfictionSakit nya luka yang berdarah tak sebanding dengan sakit nya kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita karena luka nya selalu ada dan tak kunjung mereda. Jika aku bisa memilih mungkin aku akan memilih lebih baik aku yang tiada dibandingkan...