Mobil Mercedes Benz tipe C-Class itu tentu menjadi pusat perhatian seluruh kampus. Apalagi ada 3 orang berpakaian jas hitam yang mengawal setiap langkah Sohee. "Apakah kau sudah booking tempat di restoran Worldwide Moon's?"
Hyuk membungkuk lalu menyamakan langkah kakinya dengan sang atasan. "Saya sudah pesan tempat yang terbaik di lantai teratas restoran."
Pria itu menggaruk tengkuknya, lalu membungkuk kembali pada Sohee. "Maaf jika kurang sopan, tapi saya dapat informasi dari Ivy kalau anda tak ada agenda meeting hari ini lalu untuk apa--"
"Ada seseorang yang spesial yang tentu saja sebentar lagi akan menemui ku." Potong Sohee disertai dengan sebuah senyuman.
"Nona!"
Suara itu lantang, sekarang di halaman depan universitas cukup ramai, sehingga itu pasti jadi sorotan setiap pasang mata yang ada di sana. Jimin sama sekali tak peduli ia lari mendekati Sohee namun sebelum itu ia dihadang oleh 2 orang bodyguard Sohee.
"Kalian biarkan anak ini mendekat jangan halangi dia." Itu perintah mutlak, membuat 2 orang berbadan besar itu membiarkan jimin mendekat sedang Hyuk bahkan sama sekali tak bisa mencegahnya.
Jimin melangkahkan kakinya ingin mendekat. Saat wajah sohee tepat dihadapannya entah kenapa ia meradang karena marah. Jimin mengatur nafasnya akibat berlari-larian.
"Kau akan membicarakan hal yang penting bukan? Masuk mobilku dan mari kita bicarakan!"
.
.
.Jimin menatap tangannya yang ia letakkan diatas pahanya gugup benar benar meradang, apalagi sedari tadi mobil hanya diisi keheningan yang tentu membuat Jimin canggung. Disebelahnya Sohee nampak santai memeriksa beberapa laporan perusahaan. Supir yang mengendarai mobil pun matanya tetap fokus ke depan tanpa memedulikan apa yang terjadi di kursi penumpang.
"Kenapa hanya diam? Tapi kau berteriak memanggilku, apa yang ingin kau bicarakan?" Ucap Sohee namun matanya tak lepas dari tablet ditangannya.
Jimin menghembuskan nafas panjang namun tak ketara. "Untuk apa nona Kim memutuskan beasiswa saya kalau dulu anda yang mensponsori saya?" Pertanyaan langsung pada point- nya tanpa banyak basa basi.
"Apakah perlu alasan? Bukankah itu bisa dilakukan sesuka hati ku?" Sohee masih acuh tanpa menatap Jimin.
"Kenapa anda tiba tiba begini? Setahu saya anda adalah orang yang dermawan yang berdonasi di panti asuhan, lalu anda juga memberikan beasiswa pada saya. Saya kira anda orang yang luar biasa baik. Tapi sekarang anda mencabut semua itu seenaknya sendiri," Jimin menatap jalanan lalu mengambil nafas yang panjang kembali.
Ia terus menatap ke jalanan yang lengang dengan tangan mengepal erat, "Seharusnya anda memberitahukan dahulu tentang ini, memang sesuka hati anda ingin memutuskan apapun itu. Tapi bukankah lebih baik anda bicarakan pada saya dulu bukan langsung datang ke kampus dan bicara pada dosen pembimbing saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EMEND: Scene Of Life [M]
FanfictionJimin hanya bekerja untuk Sohee, manjadi partner katanya. "Kenapa noona selalu menggodaku!" -Jimin Pria itu biasa mengalami kehidupan yang sulit, jadi uluran tangan yang diberikan Sohee sangat menarik baginya. Namun, bantuan itu datang bersama syara...