Special Chapter

7.4K 553 23
                                    

Sunghoon menatap genggaman tangan Jongseong pada tangannya, kemudian ia melirik ke manik mata Jongseong yang tersenyum teduh padanya.

Jongseong membawa satu tangannya yang bebas untuk mengelus sisi wajah Sunghoon lembut, "kamu pasti bisa kok, hoon"

Sunghoon menghela nafas beratnya lagi dan lagi, keduanya untuk saat ini tengah berdiri di depan ruang rawat salah satu pasien rumah sakit jiwa di kota Seoul.

"Kamu masuk sendiri ya, selesain semuanya sesuai apa yang disampaikan dokter sama kamu. Dua tahun ini kamu udah berjuang buat keluar dari rasa trauma kamu, dan sekarang kamu harus ketemu sama sumbernya secara langsung. Jangan takut, aku ada di sini kok"

Jongseong memberi usapan lembut pada punggung tangan Sunghoon, "aku masuk dulu kalo gitu"

Jongseong tersenyum dan mengangguk, Sunghoon melepaskan genggaman tangan Jongseong dan melangkah masuk kedalam kamar rawat tersebut.

Sosok itu masih sama, tapi dengan keadaan yang berbeda.

Belasan tahun sosok itu adalah sosok yang di takuti Sunghoon, mau ketika ia beraktifitas ataupun ketika Sunghoon tertidur. Bertahun-tahun berjuang untuk lepas dari rasa takut yang akhirnya dua tahun ini bisa Sunghoon lepaskan.

Itu semua berkat Jongseong.

Sunghoon tidak menyangka, jika Jongseong benar-benar mampu membuat Sunghoon berubah. Ia tidak pernah lelah mengajarkan Sunghoon banyak hal, bahkan ketika Sunghoon berkata bahwa ia ingin sembuh dari traumanya, Jongseong adalah orang pertama yang berdiri berdampingan bersama Sunghoon.

Hari-hari ketika Sunghoon pergi menemui dokternya untuk konsultasi, Jongseong sama sekali tidak pernah absen. Ditambah ketika Jongseong mengambil kuliah jurusan kedokteran yang bahkan untuk semester awal sangat banyak jamnya.

Ketika Jongseong berjanji untuk menemani Sunghoon, maka Jongseong tidak akan mengingkarinya.

Sunghoon menghela nafas, ini bukan hanya demi dirinya. Ia juga harus memikirkan Jongseong yang banyak membantunya 2 tahun ini.

"Sunghoon tau, begitu banyak luka yang sudah bunda tinggalkan untukku. Sunghoon juga tau bahwa bunda berbuat kaya gitu agar tidak ada satupun yang menganggap remeh Sunghoon di kemudian hari. Sunghoon tau kalo bunda ingin mendapat pengakuan dari orang-orang bahwa bunda berhasil mendidik anak-anak bunda- tapi bun-"

Sunghoon menarik nafasnya dalam-dalam, "setiap anak tidak mungkin memiliki penangkapan yang sama, pola pikir yang sama dan sistem mereka menerka yang sama. Cara pola asuh bunda salah terhadap Sunghoon, walaupun itu demi kebaikan Sunghoon di masa depan tapi itu sangat jelek untuk kesehatan Sunghoon. Sunghoon mempunyai gangguan kecemasan, trauma dan beberapa gangguan mental akibat berbuatan bunda. Mungkin jika Sunghoon nekad, Sunghoon sudah mengakhiri hidup Sunghoon sendari dulu"

Sosok wanita yang dipanggil bunda tersebut berbalik, wajahnya yang dulu bak dewi itu sekarang terlihat mengkerut, kantung mata yang hitam dan wajahnya sama sekali tidak bercahaya. Menatap kosong ke arah Sunghoon.

"Sunghoon bukannya tidak ingin menjadi anak yang berbakti, tapi Sunghoon hanya ingin melakukan apapun yang Sunghoon mau dengan cara Sunghoon sendiri. Apalagi Sunghoon dan kakak berbeda, walau kami lahir di rahim yang sama tapi kami berbeda, bunda juga gak bisa samaain anak-anak bunda"

Sunghoon melangkah mendekat, menatap manik mata ibunya "sekarang Sunghoon bisa bersyukur karna Sunghoon ketemu sama paman Shin dan di rawat dengan baik. Dan satu lagi, berkat seseorang Sunghoon bisa maafin bunda. Orang itu yang selama 2 tahun ini bantuin Sunghoon buat hilangi trauma yang bunda buat, dan karna dia Sunghoon juga maafin segala perbuatan bunda sama Sunghoon kalo misalnya gak ada dia, Sunghoon gak tau mau sampai kapan Sunghoon benci sama bunda"

U GOT IT || JAYHOON FT. HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang