Siblings Reunion

115 18 1
                                    

Haaiiii !!!! 

Sebelum lanjut, aku mau ngingetin kalian semua kalau Tama dan Mahes itu sama ya guys. Sama halnya dengan Jiera dan Naya. Mahes dan Naya adalah nama panggilan Tama dan Jiera di rumah.

Selamat membaca !!!!

-------------------------------------

Tama baru saja keluar dari ruang ganti, ia kini sudah siap dengan kostum kasual sesuai dengan perannya sebagai seorang bule dalam teater ini. Kulitnya yang putih pucat dengan rambut yang diwarnai dan pakaian kasualnya benar benar membuatnya terlihat seperti bule sungguhan.

 Kulitnya yang putih pucat dengan rambut yang diwarnai dan pakaian kasualnya benar benar membuatnya terlihat seperti bule sungguhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tama masuk!!!" teriak seseorang dari ruang makeup.

Tama segera melangkah memasuki ruang makeup. Disana ia dapat melihat Gynar dan Dipta yang sudah selesai dengan riasan mereka sedang berbincang sambil membereskan barang bawaan masing masing. Tama mengangkat alis sebagai sapaan saat Gynar dan Dipta menyadari keberadaannya.

"Weits,, ganteng banget pak ketua" puji Dipta "Ini Tama bisa gak sih gak usah di makeupin? Takutnya penonton cewek pada pingsan" lanjutnya lagi

"Mmm, sorry.. I don't get it. Can you speak in English ?"

"Sialan..." ujar Dipta

Dipta dan Gynar tertawa karena ulah Tama yang bertingkah sebagai bule beneran. Tama bahkan mengeluarkan kartu nama palsu miliknya dan memperkenalkan diri kepada tim rias menggunakan bahasa inggris yang ia campur dengan bahasa indonesia. Tama memang selalu bisa membuat suasana disekitarnya menjadi penuh dengan gelak tawa.

"Tama, ini rambut gue sama gak sih tingginya? Kok gue ngerasa miring sebelah ya?" tanya Gynar sambil berjalan mendekat.

Tama yang sudah duduk di kursi, melihat Gynar melalui pantulan kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tama yang sudah duduk di kursi, melihat Gynar melalui pantulan kaca. Saat ini Gynar berdiri tepat disebelah Tama sambil mencoba membenarkan rambutnya.

"Gak miring kok Gyn. Udah bagus itu" ujar Tama

"Udah berapa kali gue bilang, tetap ngeyel dia. Padahal nggak miring sama sekali loh Gyn, kamunya aja yang ngerasa gitu"

Gynar memanyunkan bibirnya kesal. Ia kemudian mengambil tas miliknya dan berjalan keluar ruang makeup.

SECARIK KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang