1.

799 110 8
                                    

Kicau burung riuh terdengar dari luar jendela. Membangunkan pemuda yang masih nyaman bergelung dalam selimut walau mentari sudah menyoroti wajahnya dari sela-sela tirai.

Akhirnya, ia mengalah. Membuka kelopak matanya dan melihat ke sekeliling. Sepi. Seperti biasanya.

Maklum, semenjak ayah-ibundanya meninggal dunia, ia belum juga menemukan matenya. Jadilah ia tinggal sebatang kara di rumah minimalisnya.

"Wooyoung!"

Sang pemilik nama terkejut mendengar teriakan dari luar rumahnya, ia bergegas bangun dan membuka pintu. Disana, ada sang sahabat, Choi Yeonjun.

Beta dengan rambut hitam legam itu berdiri dengan senyum sejuta wattnya di depan pintu rumah Wooyoung. Pakaiannya rapi dengan nuansa kecokelatan, senada dengan warna telinga serigala di kepalanya.

"Kenapa Jun-ah?", tanya Wooyoung.

"Bantu aku menanam apel di kebun Tuan Yoo, ya?", ucap pemuda di hadapannya dengan wajah memelas yang dibuat-buat.

Wooyoung menghela napas, sebagai omega yang terlahir dengan kekuatan alam pengendali tanaman, banyak yang menggunakan jasanya untuk menumbuhkan tanaman baru dalam waktu singkat. Pekerjaan yang agak menguras tenaga, namun menguntungkan. Karena para oetani itu akan selalu memberikan mereka sakantung penuh buah atau sayur yang mereka panen.

Ras hybrid terlahir dengan anugerah kekuatan magis yang berbeda-beda, air, api, tanah, udara, elemen kehidupan seperti binatang non-hybrid sekaligus tanaman. Semuanya terhubung dengan alam. Sementara pemuda Jung mampu mengendalikan pertumbuhan tanaman, Yeonjun sendiri adalah pengendali air. Itu sebabnya, ia dekat dengan Wooyoung. Karena kekuatan mereka sejalan satu sama lain.

Wooyoung membuka pintu lebih lebar, memberi gesture ajakan pada Yeonjun sambil berucap, "Masuklah, aku akan bersiap dulu"

🐾🐾🐾🐾

"Terimakasih ya! Aku akan memberikan sebagian panen anggurku untuk kalian!"

"Terimakasih, paman Yoo!"

40 menit sudah Wooyoung dan Yeonjun habiskan untuk menumbuhkan sekitar 23 pohon apel hingga berbuah muda. Keduanya kini kembali melangkah pulang dengan menenteng 2 kantung penuh anggur.

"Jun, kau sudah mendapatkan clue tentang mate-mu?", tanya Wooyoung memecah keheningan.

Anggukan pelan Yeonjun berikan, "Hmm, ya. Tapi, aku tidak tahu. Dia terasa jauh", jawab sang beta. Dia menunjukan sebuah ukiran mirip tato di pergelangan tangannya. Cukup samar, menandakan bahwa mereka belum akan bertemu dalam waktu dekat. Wooyoung sedikit iri melihatnya.

"Cantik sekali.. Huh.. Aku harap aku bisa mendapatkan heatku sebelum bertemu mate-ku", ujar Wooyoung dengan nada sedih.

Yeonjun merangkul pundak yang lebih pendek sambil tersenyum, "aku percaya kau akan segera mendapatkannya. Jangan sedih, Woo-ya".

Wooyoung beruntung, Yeonjun selalu ada disampingnya.

Sekitar 10 menit berjalan kaki,  keduanya melihat keramaian di depan rumah Wooyoung.

"Itu dia!", ucap salah seorang warga saat melihat Wooyoung.

"Hei Wooyoung! Separuh kebunku mati setelah kau menggunakan kekuatanmu disana!"

"Pakan hewan nabati milikku cepat membusuk, sebelum kau menanganinya, itu bahkan baik-baik saja!"

"Jangan-jangan kau sengaja, ya?! Mengakulah!"

Tuduhan demi tuduhan dilayangkan pada omega mungil yang menatap bingung. Ia menggeleng pelan, "sungguh, aku tidak melakukan apapun. Sebelumnya pohonnya baik-baik saja, bukan? Itu terjadi 3 hari setelah aku meninggalkan kebun.. Mungkin ada hama yang masu—"

The Howling; SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang