Trauma

193 39 28
                                    

Happy reading (and also sorry for typo(s))


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sedikit cerita, si kembar tiga ini pindah ke Bandung bertujuan untuk masuk ke salah satu kampus favorit di Indonesia. Kampus yang termasuk salah satu dari 5 universitas terbaik di Indonesia tentu saja memiliki standar yang juga tinggi. Banyak sekali murid yang gugur atau gagal masuk ke dalam universitas tersebut, salah satunya ayah dari si kembar tiga tersebut, beberapa tahun lalu dirinya gagal masuk kesana dikarenakan nilainya yang kurang dibanding murid lain.

Namun, ada satu cara yang banyak digunakan murid untuk memudahkan masuk ke dalam Universitas MS tersebut, yaitu memulainya di SMA yang bekerja sama dengannya. Karena keduanya bekerja sama tentu saja SMA tersebut memiliki tempat istimewa pada Universitas MS, banyak sekali alumni SMA tersebut yang masuk dengan mudahnya ke dalam Universitas MS, SMA TCN lebih tepatnya.

Bahkan Shasha, dan Sarah juga melakukan hal yang sama, keduanya merantau jauh ke Bandung hanya untuk mendaftar masuk ke SMA tersebut.

"Bismillah," ucap ketiganya sebelum menekan tombol yang ada di keyboard laptopnya masing-masing secara bersamaan.

Ting!

'Selamat, anda dinyatakan lulus seleksi SMA TCN.'

Layar ketiganya menunjukkan pengumuman yang sama, namun memiliki reaksi yang berbeda. Tama yang sujud syukur, Bian yang melompat kegirangan, sedangkan Seka dengan santai hanya mengeluarkan senyum miringnya.

"Gak kaget sih gue," gumam Bian dengan bangganya

Tama menatapnya sinis lalu mengangkat kedua tangannya, "ya allah semoga pengumuman Bian salah ya allah, aamiin."

"Si anying!" pekiknya setelah menampar Tama, "gini-gini gue pernah ranking satu se angkatan, lo pernah gak?" oloknya diakhiri tawa menyindir.

"Bodo amat, tapi gue pernah menang lomba bayi terlucu di acara dancow ya! lo gak pernah kan?" sombongnya yang dibalas kekehan dari Seka.

"Kalo gue pelnah menang bayi telganteng di acala mamypoko, lo juga gak pelnah kan bang?" ucapnya diakhiri kekehan darinya dan Tama.

"Cih! muka kek knalpot angkot aja bangga lo berdua," kesal Bian yang lalu menatap keduanya sinis.

"Kita kembar, kalo lo lupa," tutur Tama yang membuat Bian bergumam kesal.

Ya gusti, kenapa sih Bian harus punya muka yang sama kayak saudara-saudaranya ini? ganteng sih ganteng, tapi kalo copy paste begini juga ogah.

"Kuaci!" pekik Shasha dengan airpod di telinganya, "kuaci siapa sih gusti! ngerepotin gue aja," kesalnya yang lalu berjalan lurus menuju lorong kos.

TRIPLE MAHANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang