HAPPY READING!!!
5. Ipin.
"kita tak apa meninggalkan 'anak' itu bersama jalang? Takutnya si jalang membuat 'anak' itu jadi ingin kabur atau lebih parah bunuh diri sebelum kita selesai ngambil semua 'aset' nya" tanya seorang wanita berwajah cukup cantik yang tengah duduk di kursi kantornya dengan wajah angkuh.
Sedangkan seorang pria yang tengah berdiri di pinggir kaca gedung terlihat menatap kosong permandangan kota yang bisa di lihat dari atas gedung sana.
"apakah kita tak keterlaluan?" tanya pria itu masih memandang kosong.
Wanita itu menggebrak meja dan memandang si pria tajam, "kenapa kau tiba tiba seperti itu?! Apakah kau masih ada hubungan dengan si jalang?!" bentaknya murka.
Si pria berbalik dan menatap si wanita dengan tajam, "kau tahu sendiri dia 'cinta pertamaku', dan sudah ku bilang, jangan memanggilnya jalang!" bentak balik si pria dengan memandang si wanita nyalang.
Si wanita itu terkesiap, sebelum kembali terkekeh sinis, "cinta pertamamu yang menyelingkuhi mu dengan sahabatmu sendiri maksudmu?haha miris sekali" sindir si wanita yang diam diam menghasut kembali si pria agar memihaknya kembali.
Tangan si pria yang cukup tampan itu mengepal, dia membuang muka saat kenyataan memang menghanggapinya sehingga ia memilih untuk membalas dendam bersama si wanita di depannya.
Padahal ia masih ragu, 'anak' yang sekarang telah lahir di rahim cinta pertamanya anak sahabatnya atau anaknya? Tapi semua bukti yang di tunjukkan pada si wanita di depannya ini memperkuat jika 'anak' itu memang benar ialah 'anak' dari cinta pertamanya dan sahabatnya.
Si wanita tersenyum miring mendapati orang di depannya yang mudah sekali ia pengaruhi, "sudahlah, mari kita saksikan si 'cinta pertamamu' yang menyiksa anak kandungnya sendiri"
••• ••• •••
Gavin menggoes sepedanya dengan cepat, keringat sudah bercucuran di dahinya kala terik matahari yang panas. Namun itu tak mematahkan semangat Gavin untuk menemui 'Queen' nya.
Gavin sangat semangat saat jam pelajaran nya selesai dan langsung pulang tanpa mempedulikan para fans yang memanggil namanya, biarin, mereka bocil.
Senyum Gavin mengembang kala ia sudah sampai di tujuannya, di depannya terdapat rumah cukup besar ber cat putih.
"Akhirnya nyampe ke punjaan hati, azekk" kekeh Gavin lalu memarkirkan sepedanya di pinggiran dan turun dari sepedanya sambil menenteng tas tayo nya.
Dengan seragam sekolah dasar yang melekat di tubuhnya dia merapihkan sedikit untuk berpenampilan rapih agar Zeya terpesona olehnya.
Mengambil kaca di tas tayo nya dan berkaca.
"waduh, sip lah. Kece gue" gumam Gavin dengan pede membenarkan rambutnya agar terlihat ganteng.
"lo ngapa dah cil?" tanya pak Ucok menyengrit bingung kala ada bocah SD yang tengah narsis.
Gavin berbalik menampilkan wajah angkuhnya dengan pandangan yang terua tertuju pada cermin kecil itu.
"ekhm, misi. Gue mau ketemu Queen" ucapnya dengan suara yang khas bocil songong.
Pak Ucok menatap Gavin sinis, "woy deck, kalo ngomong liat orangnya. Mandengin cermin mulu, di kira lo cakep?" sarkas Pak Ucok sengit. Hidih bocil songong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold BOCIL
Подростковая литература#Story 3. [Squel Back To Baby] Gavin telah di beri kehidupan ke tiganya. Dan saat kehilangan cinta pertamanya, yang saat ini menjadi ibunya. Ia sudah merelakannya. Entah saat itu juga hatinya telah mati rasa, ia bertekad untuk tak ingin merasakan ci...