Tepat setelah satu hari si Heeseung kecelakaan dan bikin mobilnya ancur parah bahkan rangkanya udah ga keliatan sama sekali, sejak saat itu Heeseung ngga dibolehin keluar rumah dulu selama seminggu lebih karna muka sama badannya masih full plaster.
"Acilll~ bolehinn kakak kerjaa donggg, kan kakak kerja buat dedeknya juga, buat kamuu, buat uwon buat onu juga sayangg." Rengek Heeseung yang selama beberapa hari ini di kurung dikamarnya.
Sunghoon yang duduk di sisi ranjang nya pun mendengus.
"No, gaboleh kerja."Ucapnya sambil nyuapin bubur ke Heeseung.
Heeseung cemberut mendengar jawaban itu.
"Ayo aaaa, kamu harus makan biar cepet sembuh."Ujar Sunghoon.
"Aku udah sembuh, Sunghoon."Sunghoon mengerut heran ketika namanya disebut.
"Dih ngambek"Ujarnya.
Heeseung hanya diam sambil menatap kesembarang arah.
"Jangan ngambek kaya anak kecil gitu, malu sama Uwon"Tak ada jawaban.
Sunghoon menghela nafas lelah, lalu menaruh mangkok bubur yang ia pegang sendari tadi ke nakas disampingnya.
Tangannya berganti untuk mengambil gelas yang ada di nakas, namun ketika diangkat, gelas tersebut enteng tak berbobot.
"Huh, habis,"Ucap Sunghoon agak kesal, lalu bangkit dari duduknya sembari membawa gelas di tangan kanannya.
"Kak, aku mau ambil minum dulu buat kakak."Lanjutnya sambil berjalan mengitari kasur.
Fyi kasurnya ada ditengah dan Sunghoon duduk di sebelah kanan kasur yang jauh dari pintu.
Setalah pintu tertutup, Heeseung baru mengalihkan pandangan nya kearah pintu yang barusan Sunghoon tutup itu.
Tatapannya datar tak berekspresi.
Prangg!
Suara benda pecah.
Suara itu membuat Heeseung yang masih menatap pintu dengan tatapan tak berekspresi pun kini berubah menjadi tatapan khawatir.
Heeseung dengan tergesa-gesa bangun dari kasur lalu langsung turun kebawah untuk mengecek keadaan Sunghoon.
"Sayangg! ada apaa?!"Teriak Heeseung ketika sampai di tiga anak tangga terakhir.
Sunghoon yang tengah membersihkan serpihan kaca itu pun menoleh kearah Heeseung.
"Aku gapapa kok cuma tadi tangann hoonie licin aja."Jawabnya dengan wajah datarnya.
Kesel ceritanya karna dipanggil nama sama kak Heeseung 🫢.
Heeseung menghela nafasnya, lalu menghampiri Sunghoon dan berjongkok didepannya.
"Biar kakak yang beresin, kamu duduk aja."Ucap Heeseung.
"Biar aku aja."
"Duduk aja disofa, nanti kakak kesana dan juga ada yang mau kakak omongin sama kamu."Finalnya lalu langsung merebut plastik yang Sunghoon genggam untuk membuang serpihan kaca itu.
Sunghoon dengan ogah ogahan pun langsung berdiri dan berjalan kearah sofa yang dimaksud, ia duduk sembari menatap Heeseung yang tengah membersihkan kekacauan yang ia perbuat.
Setelah sekitar 5 menit Heeseung membersihkan serpihan kaca itu karena ia harus benar benar memastikan bahwa sudah tida ada kaca yang tertinggal lagi.
Setelah dirasa selesai semua, Heeseung pun menghampiri Sunghoon yang tengah duduk di sofa sembari menonton tv.
Ia jalan melawati Sunghoon yang tengah fokus ke tv lalu mengambil tempat duduk di sebelah kiri Sunghoon.
"Sayangg"Panggil Heeseung.
Sunghoon menoleh kearah suara tersebut.
"Kenapa?"
"Kok cuek?"Tanya Heeseung dengan muka memelas.
"Hadeh, cepet mau bilang apa? aku mau ke kantor nya Jaja."
"Aku ditinggal?"Sunghoon yang ditanya hanya menaikan kedua bahunya.
"Jadi, aku mau izin sekitar seminggu atau dua minggu lagi aku mau keluar negeri."Jelas Heeseung to the point.
Sunghoon menyeritkan alisnya mendengar itu.
"Ngapain?"
"Ya kerja dongg sayangkuu, kerja buat kamu, buat keluarga kita."Jelas Heeseung.
"Perasaan kita udah kaya."
Heeseung sedikit terkekeh mendengar pernyataan itu.
"Buat masa depan, kita gak tau apa yang bakal terjadi nanti, jadi gak ada salahnya kita investasi dari sekarang dan ngumpulin uang sebanyak mungkin buat nanti."Jelas Heeseung sembari mengelus surai Sunghoon.
"Halah, nanti ya mati."Ceplos Sunghoon.
"Kakak juga tau kalo itu."Jawab Heeseung lalu mengecup kening Sunghoon sekilas.
"Kakak ganti baju dulu, kakak anterin kamu ke kantor Jay, ya?"Ujar Heeseung.
"Dirumah aja kak, aku bisa kesana naik taksi, lagian memang kakak gak takut abis kejadian itu?"Tanya Sunghoon.
"Kalo kakak takut, kakak kerja naik apa dong? masa pemilik saham naik busway."Jawab Heeseung.
"Masa pemilik saham gak punya supir."Sindir Sunghoon.
"Haha, hemat nyetir sendiri sayangg."Mendengar itu, Sunghoon hanya memutar bola matanya malas.
"Aku gak jadi kesana deh, mau dirumah aja sama kakak."Ujar Sunghoon saat Heeseung baru berjalan selangkah dari tempat ia duduk.
Heeseung yang mendengar itu langsung berbalik.
"Kenapa gak jadi?"Tanya nya.
"Udah sore kak, Jaja juga pulang awal hari inii jadi aku mau masak buat Jaja."Jawab Sunghoon dengan senang.
"Oh, kakak keatas dulu kalo gitu."Final Heeseung setelahnya ia langsung pergi ke kamarnya.
Jujur, selama ini Heeseung menyimpan rasa cemburu yang teramat besar kepada saingan saingannya itu, namun tidak ia tonjolkan karna malas berdebat nantinya, lagipun menurutnya itu sudah hal wajar, kan dia hanya suami tua.
Sedangkan Sunghoon yang masih duduk di sofa pun bingung dengan respon suaminya tersebut, ada kah yang salah dengan perkataannya?
"Masih ngambek kah?"Tanyannya bingung, lalu beranjak dari sofa untuk memulai memasak.
Tbc..
Hayoo kak hee ngambeekkk~

KAMU SEDANG MEMBACA
not a lot, just forever
De TodoJust story about this little family. Note. Mengandung unsur BL/ABO/MALE PREGNANT Tidak disarankan untuk Homophobic. Mengandung unsur 3some. Sedikit adegan 18+