Bab 3

111 4 6
                                    

-Mew POV-

Melihat sosok lelaki kecil didepanku selalu membuatku tersenyum, selalu saja ada tingkahnya yang membuatku gemas. Seperti sekarang, mulutnya tampak blepotan dengan saus spagheti yang dia makan. Umurnya sudah 22 tahun, tapi tingkahnya masih saja seperti anak kecil.

"Pelan-pelan aja kalau makan, aku gak bakalan makan spagheti mu kok," kataku sambil membersihkan saus-saus di ujung bibirnya.
Earth tersenyum saat setelah aku berbicara seperti itu.

"Enak," katanya.

"Yaudah abisin ya," kataku sambil tersenyum.

Pandanganku tidak lepas dari dia hingga suara notifikasi pesan di handphoneku berbunyi. Aku buka pesan tersebut, ternyata dari Kao.

"Kao bilang hari ini gak pulang ke apartement kita, dia mau pulang ke rumah," kataku pada Earth setelah membaca pesan dari Kao.

Earth mencoba menelan makanannya kemudian berkata,"kangen mami?"

Earth berkata seperti itu karena dia cukup tahu jika Kao walau sudah sebesar itu masih anak mami. Apalagi jika ada masalah pekerjaan, Kao selalu lari ke mami. Kao sangat berbeda denganku, Kao akan selalu menceritakan semua masalahnya pada mami jika tidak, dia akan seperti orang linglung, berbeda dengan diriku yang selalu susah mengutarakan apa yang aku rasakan. Untung Earth datang dalam kehidupanku, hanya Earth yang mampu mengulik isi hatiku dan perasaanku. Aku sangat bersyukur memilkinya.

"Mungkin, kayak tidak tahu saja Kao kayak gimana," aku menjawab pertanyaan Earth sebelumnya.

"Berapa hari?"

"Dia tidak bilang, kenapa?"

"Gak papa, aku jadi ada waktu berduaan sama kamu hehe," katanya langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya karena malu.

"Kamu gak pengen cuti mendadak?" Tanyaku dengan sedikit menggodanya.

Earth tidak menjawab pertanyaanku. Sepertinya dia tidak paham dengan maksudku.

"Kalau kamu ngajuin cuti mendadak, nanti aku juga ngajuin cuti, biar kita bisa berduaan dari pagi sampe malem, mungkin bisa sampe pagi lagi," kataku yang membuat pipinya menjadi merah merona. Sepertinya sekarang cukup paham dengan apa yang aku inginkan.

"Kalau gitu coba kamu ijinin ke bosku ya," katanya sambil memberikan handphonenya.
Aku tersenyum lalu mengambil handphonenya, dan mencari kontak bosnya lalu meneleponnya.

Senyuman dari Earth tidak lepas dari wajahnya. Aku senang kalau Earth senang dengan apa yang akan aku rencanakan.

-Mew POV End-
.
.
.
.
-Author POV-

Kicauan burung mulai bersua, sinar matahari mulai memasuki celah-celah jendala kamar Kao. Kao pun berlahan membuka kedua matanya lalu merenggangkan badannya dan menghembuskan nafasnya cukup panjang dan dalam. Setelah dirinya telah menyesuaikan diri, Kao melihat jam yang berada di meja nakasnya. Jam telah menunjukkan pukul 8 pagi.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pada pintunya membubarkan semua lamunannya.

"Iya?" Teriak Kao dari dalam kamar

"Maaf tuan, sarapannya sudah siap," jawab seseorang dari luar yang di yakini Kao pasti bibi Gin, asisten rumah tangganya.

"Ok, aku mandi dulu bi," kata Kao sambil sedikit berteriak dari dalam kamar.

"Siap tuan," kata bibi Gin sebelum meninggalkan pintu kamar Kao.

Setelah mendengar langkah bibi Gin pergi dari depan kamarnya, Kao mengerjapkan kedua matanya dan menarik nafasnya panjang. Kemudian dia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandinya.

WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang