dua belas

231 16 1
                                    

Dua, lima, hingga sebelas hari!

Senju bosan sekali, selama sebelas hari itu tidak ada Mikey yang biasa sekali mengajaknya pergi keluar walau hanya untuk membeli eskrim kesukaannya di supermarket.

Senju bosan sekali, selama sebelas hari itu tidak ada Mikey yang biasa sekali mengajaknya pergi keluar walau hanya untuk membeli eskrim kesukaannya di supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senju sempat melihat story yang sempat dipasang Mikey di akunnya. Mikey berjanji hanya akan pergi lima hari, nihil hingga sekarang Senju tidak melihat Mikey dan tingkahnya.

Senju rindu.. tidak!
Senju hanya bosan tidak ada seseorang yang biasanya berbicara dengannya.
Jangan minta Senju untuk memanggil Takemichi atau Hina, yang ada mereka akan saling mesra di depan Senju. Itu membuat Senju iri.

Hari ini, hari Rabu. Senju benci sekali hari itu. Hari terkutuk selain hari Senin, hari-hari dengan mata pelajaran berat, hari-hari dengan suhu udara tinggi, hari-hari dengan kemalasan lainnya. Senju juga sama seperti siswa lainnya, dia memang diberkati dengan kepintaran yang lumayan, namun saja ia tidak seambisius itu untuk belajar. Lagi pula, untuk siapa dia belajar sungguh-sungguh?

Kaki Senju kesemutan, gadis itu berdiri dari duduknya. Ruangan sepi itu dan hanya ada dirinya seperti biasa ruangan ekskul menulis tidak ada tanda-tanda akan adanya anggota yang aktif. Senju berdiri di depan jendela, tidak besar dan tidak kecil juga tapi cukup untuk kepalanya menongol di sana.

Dihirupnya udara yang menyengat itu, padahal baru pukul tiga sore panasnya tidak kira-kira. Setelah cukup dengan oksigen yang memenuhi paru-parunya, Senju menghela nafas pelan. Matanya menyusuri lapangan sekolah, banyak siswa-siswi yang beraktivitas. Seperti biasa, terik matahari adalah teman terbaik para anggota ekskul Paskibra. Senju menggeleng memikirkan apa mereka pernah mengeluh, lalu, terkekeh melihat ada satu orang siswa terkena sundulan bola sepak.

Omong-omong tentang ekskul yang diikuti Senju, hanya gadis itu sendirilah anggotanya. Bahkan, Senju adalah ketuanya. Namun bukan sebagai pendiri, satu tahun sebelumnya masih ada kakak-kakak kelas XII yang dapat mengurusi ekskul itu. Sekitar lima belas orang dalam ekskul menulis, dan mereka adalah penulis-penulis profesional yang terkenal dengan masing-masing tulisannya.

Senju sangat menyukai menulis cerita, menyalurkan idenya dikala ia tengah dalam kebosanan. Bukan cerita kisah romansa yang ia tulis, ia hanya memikirkan bagaimana dunia ini ke depannya, Senju menyukai genre sci-fi. Semua yang berhubungan dengan itu, Senju akan mencintainya sepenuh hati, termasuk Imaushi Wakasa.
Sosok lelaki dengan wajah kurang tidur, mata yang sendu lembayung, setiap senyuman darinya yang melengkung indah, imajinasi luar biasa dari pikirannya; Wakasa, cinta monyet pertama Senju.

Sudah lama Senju tidak mengingat lelaki itu, terakhir saat pertama masuk sekolah tanpa kehadiran Wakasa di depan lapangan sehabis upacara, biasanya lelaki itu menjadi langganan siswa pelanggar. Selama hari itu pun Senju galau memikirkan Wakasa dan terjadilah kecelakaan yang membuatnya secara tidak sengaja menabrak motor Mikey.
Sebuah kebetulan dari Tuhan.

Karya terbaru Kak Waka belum keluar, ya? Tanya Senju dalam benaknya. Gadis itu merogoh ponsel dalam saku roknya, memencet ikon berbentuk kamera itu.

𝐭𝐡𝐞 "𝟑𝟔𝟓 𝐝𝐚𝐲𝐬" | Mikey SanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang