"Ah, Miyuki-san?"
Miyuki Kazuya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menoleh kala suara yang amat dikenalinya itu menyapa rungunya. Mau tidak mau, Dokter Spesialis Bedah Trauma kebanggaan rumah sakit Universitas Tokyo ini berbalik.
"Sawamura-san? Sedang apa anda di sini?" Tanya Kazuya, senyum formal ia berikan pada sosok dihadapannya.
Eijun memasang senyum lebar, manik sewarna emasnya berkilau; menatap Kazuya seakan-akan entitas bersurai cokelat dengan amber yang menyorot penuh intimidasi walau kilat-kilat penuh tertarik kadang menghias di sana dengan pandangan kagum.
Tidak risih sama sekali, Kazuya berpikir bahwa pria yang menarik atensinya ini benar-benar terlihat lucu dengan keping emas yang berbinar seperti itu.
"Pemeriksaan rutin, Miyuki-san," jawab Eijun, kemudian si tunggal Sawamura ini menunjuk-nunjuk snelli berlengan panjang yang tengah Kazuya gunakan, "ㅡanda dokter spesialis?" lanjutnya bertanya.
Kazuya mengangguk, "Ya. Spesialis Bedah Trauma."
Yang lebih muda kemudian menepuk kedua tangannya dan berseru, "anda keren!"
Lantas Kazuya terkekeh geli melihat tingkah pria yang beberapa kali kerap ia kunjungi cafenya. Menggemaskan juga menurutnya. Setahu Kazuya, pria bermarga Sawamura dihadapannya ini telah berusia 27 tahun.
Tetapi tingkahnya terlalu menggemaskan untuk pria berusia 27 tahun.
"Terimakasih, kalau begitu saya permisi, Sawamura-san. Masih ada rekam medis pasien yang belum saya periksa, semoga hari anda menyenangkan," ucap Kazuya. Matanya tertutup dengan kurva yang mencekung; memperlihatkan senyum tipis memukau.
Eijun hanya mengangguk, tak lupa membalas, "semoga hari anda juga menyenangkan, Miyuki-sensei. Lain kali jika anda punya waktu luang, mari mengobrol."
"Tentu."
Setelah keduanya berpisah dengan Kazuya yang melangkah terburu-buru hingga hilang dibalik lorong, Eijun masih berdiri di sana; menatap kosong lorong yang dilalui oleh Kazuya sebelumnya.
Eijun mengeratkan genggamannya pada tas selempang berisi dompet, ponsel dan beberapa benda lainnya yang kini ia gunakan sembari bermonolog dan terkekeh, "sejak kapan dia mau bekerja ditempat seperti ini?"
Kedua tungkai Eijun kemudian melangkah menuju tempat yang ingin ia tuju, lagi-lagi putra tunggal keluarga Sawamura ini bermonolog, "apa Ukraina sudah membosankan baginya?"
__________________
Takigawa Chris Yuu hanya bisa mengusap wajahnya frustasi kala mendapati Eijun memasuki ruangannya tanpa permisi.
Psikiater berusia 28 tahun ini benar-benar tidak bisa menghentikan Eijun ketika pria yang lebih muda 2 tahun darinya itu sudah melakukan sesuatu.
"Ketuk dulu, Sawamura-kun," pinta Chris lelah.
Eijun cemberut, "tapi ini jadwal kunjunganku, Takigawa-sensei."
Merasa tahu bahwa ia akan kalah adu mulut dengan Eijun, akhirnya Chris hanya bisa mempersilahkan Eijun untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerjanya.
"Kau benar, ini jadwal kunjunganmu. Apa yang terjadi akhir-akhir ini?"
Eijun terkekeh nyaring, ia menjawab, "tidak ada yang khusus."
Chris ikut terkekeh, pasiennya yang satu ini benar-benar berbeda. Chris bahkan butuh waktu lama untuk memahami karakter Eijun karena entah apa yang pria bermarga Sawamura ini telah lalui hingga membuatnya jauh dari karakter yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika [MiyuSawa]
FanficKala pertama kali manik ambernya bersibobrok dengan iris sewarna emas selayak swastamita di barat bentala, maka saat itu juga Miyuki Kazuya sadar bahwa dirinya telah terhanyut pada daya tarik Sawamura Eijun; pemuda dengan senyum seindah swastamita d...