10. Kenapa (?)

173 26 1
                                    

Seusai kejadian tadi, Jeongwoo menjadi lebih diam kepada Yeeun, tidak seperti biasanya. Bahkan ucapan anak kelas sudah membuat Yeeun muak terutama Yuna. Hampir saja anak itu tadi menghampiri Jungwon di uks sambil marah-marah. Untung ada Sunghoon yang langsung datang sambil nyabarin dia. Kalau nggak, Jungwon yang gak tau apa-apa bisa langsung kena tonjok sama tuh anak.

Dan sekarang pas jam pulang sekolah, Yuna membawa Yeeun keatas rooftop sekolah. Yang lain? Mereka menunggu dibawah. Terutama si Sunghoon. Kalau Jeongwoo udah pulang duluan. Kelanjur kit ati.

"Kenapa sih Yun?! Udah gue bilang stop bilang ini-itu, ini urusan gue. Gue tau lo ngasih saran yang kaya gimana demi gue. Tapi pliss, gausah atur gue soal masalah in-"

"TAPI LO GAK KASIAN SAMA JEONGWOO?!" Teriak Yuna karena sudah muak.

Untung saja gadis itu membawa Yeeun ketempat yang sepi seperti sekarang. Jadilah dia bisa berteriak sesukanya kepada Yeeun.

Yeeun teridam sebentar, dia membuang wajah nya "Gue tau. Tapi emang lo pikir semudah itu nerima orang baru?" tanya Yeeun lalu menatap manik mata Yuna.

"Kenapa..? Kenapa sih jei!? Jeongwoo itu udah nyukain lo sejak dua tahun yang lalu pas gue kenalin lo berdua di taman sekolah kita dulu! Gue nyembunyiin ini karena katanya dia mau berusaha sendiri, tapi makin kesini, gue makin nyesel tau gak udah nyembunyiin ini semua? Lo udah terlalu dalam nyukain si Jungwon!" Muak Yuna pada kalimat terakhirnya.

Gadis yang ada di depan Yuna itu membuang wajah nya kearah lain tak sanggup untuk menatap balik wajah Yuna. "Tapi lo gak tau yang sebenarnya tentang gue sama Jungwon"

Yuna meremas rok nya kuat untuk menahan emosi "Lo pikir nyimpan perasaan dan sakit hati selama dua tahun lebih itu enak?!" tanya Yuna dengan nada membentak.

"MIKIR JEI! SETIDAK NYA LO BISA RASAIN SAAT LO NYUKAIN JUNGWON YANG BAHKAN GUE GAK TAU SELAMA APA LO NYUKAIN DIA. PASTI SAKIT KAN?! SETIDAKNYA LO KASIH JEONGWOO KESEMPATAN! JANGAN EGOIS! LO BELUM TAU SEBELUM MENCOBA!!" ucap Yuna pada akhirnya dan keluar dari situ.

Sekarang Yuna benar-benar marah hanya karena masalah ginian, dia seperti ini bukan karena ingin membela Jeongwoo atau memaksa Yeeun, dia hanya tidak ingin melihat Yeeun selalu bersedih dan sok asik di depan orang lain. Padahal setiap malam selalu ngajak Yuna telponan terus curhat sambil nangis-nangis. Yuna udah muak banget. Muak bukan karena Yeeun selalu menganggu nya setiap malam, ia muak karena perasaan Yeeun tetap sama kepada Jungwon walau ia tau Jungwon tak menyimpan perasaan yang sama kepadanya dan sebaliknya, malah sering membuat dirinya sakit hati. Udah setahun Yeeun kaya gini. Sampai-sampai Yuna berfikir Jei gak capek nangis apa? Air mata nya gak habis apa??. Tapi yang terpenting juga Yuna ingin Yeeun mencoba dengan Jeongwoo, karena lelaki itu sungguh serius dengan perasaan nya kepada Yeeun. Tidak seperti Jungwon.

Gadis itu berjalan cepat menuruni rooftop sambil memencet hidungnya. Dia tidak ingin menangis hanya karena pertengkaran itu. Karena, dia tidak pernah bertengkar sebesar itu dengan Yeeun sampai-sampai berteriak dan saling bentak seperti itu.

"Yun??" panggil Sunghoon saat mendapati Yuna yang sudah turun dari atas sambil memencet hidungnya. Pasalnya lelaki itu memang sedari tadi menunggu di bawah tangga bersama Niki, Sunoo dan Junghwan.

"Lo flu?" tanya Junghwan.

"Heh sat, lo gak denger tuh tadi di atas teriak-teriak?" bisik Niki

"Hehe maap, mau hiburin dikit" bisik nya lagi.

Yuna berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Sunghoon yang sedikit khawatir. Sedangkan Sunoo menaiki tangga untuk menghampiri Yeeun.

"Biarin aja lah, kita pulang dulu aja." ucap Niki menahan Junghwan yang hendak mengikuti Sunoo

.
.
.

Di malam hari, Jeongwoo melajukan kecepatan motornya sambil menatap kearah motor yang ada di depan nya juga.

Saat sudah lumayan lama mengikuti motor itu, akhirnya motor yang Jeongwoo ikuti itu berhenti di sebuah Club malam.

Jeongwoo melepaskan helm nya dan turun dari motor nya lalu berjalan pelan mengikuti sang pemilik motor yang ia ikuti sedari tadi.

Saat memasuki Club itu, bau alkohol menyengat dan ada dimana-mana. Jeongwoo masih melirik kearah orang yang berjalan di depan nya itu tajam.

Dan waw. Jeongwoo langsung membelalak kan matanya kaget saat tiba-tiba Jungwon menyambar salah satu minuman keras dari seorang wanita yang berpakaian ketat dan kurang bahan itu.

Pemuda itu bahkan meneguk nya hingga habis dan meminta tambahan lagi. Jeongwoo masih terdiam di tempat nya. Dia masih tidak percaya anak SMA seperti Jungwon minum-minum begini?.

Saat sudah beberapa lama Jeongwoo terdiam akhirnya ia menyadarkan diri dan lagi-lagi ia membulatkan matanya saat salah satu wanita seksi duduk di sebelah pemuda itu dan yahh kalian tau kan? (Gak sanggup buat nulis).

Jeongwoo dengan segera menarik pemuda itu sebelum bibir nya benar-benar menyatu dengan bibir wanita yang cukup berumur itu.

BUGHHH!!

Jeongwoo menampar wajah pemuda itu cukup keras.

"Gila lo?!" teriak Jeongwoo di depan wajah Jungwon.

Jungwon yang awal nya menunduk karena hampir tak sadar kan diri, dengan lemah mengangkat kepalanya dan menatap Jeongwoo tajam lalu tertawa aneh. "Iya, gue gila!! Hahaha.. bahkan dia gak ngasih tau gue alasan nya kenapa dia tiba-tiba bisa sedeket itu sama cowok terus gak balas surat gue." lirih Jungwon lalu menunduk kan kepala nya lesu.

"Ck!" decak Jeongwoo.

Bukan saat nya ia marah, ia harus membawa Jungwon pergi dari tempat yang tak bagus ini.

Saat sudah berada di luar Club tersebut, Jeongwoo merogoh kantong celana Jungwon berharap pemuda itu ada membawa ponsel.

Dan ya seperti yang diharap kan, pemuda itu membawa ponselnya.

Dengan cepat Jeongwoo menyalakan ponsel itu dan lebih mudah nya lagi ponsel Jungwon tidak ada kata sandi atau kunci apapun.

Tutttt -- Tutttt

"Halo"

"Halo, Jungwon kok
suara kamu beda??"

"Maaf ini saya teman Jungwon, tente bisa gak jemput dia di depan Club malam yang ada di sekitar daerah jalan Rajawali? Soalnya saya gak bisa anter. Saya makai motor"

"Astaga Jungwon ngapain kesitu? Terus itu dia pingsan atau gimana?"

"Iya, dia kayanya tadi banyak pikiran makanya sampai kesini, tolong jemput ya tan"

Tutt-

Sambungan telepon pun berakhir.

Jeongwoo menatap Jungwon yang masih menunduk lemah. Terpaksa ia berbohong soal Jungwon yang pingsan.

"Lo tunggu disini, bentar lagi nyokap lo jemput, gue duluan"

"Gue kangen lo An..." lirih Jungwon pelan yang masih dapat di tangkap oleh telinga Jeongwoo.

An?? Ah bodo amat lah. Batin Jeongwoo.

Crush || Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang