Jeongwoo menghentikan motornya di area pemakaman yang cukup sepi. Pemuda itu melepaskan helm nya dan membantu Yeeun melepaskan pengait helm gadis itu dan merapihkan rambut Yeeun yang berantakan.
Untuk detik itu juga jantung Yeeun berdetak cepat. Ia menatap Jeongwoo yang sedikit tinggi darinya. Nyatanya, pemuda itu juga tengah menatap nya sambil tersenyum.
"Ayo" ajaknya sambil menggenggam lembut lengan gadis itu dan menarik nya kearah salah satu makam.
Yeeun yang lagi megang bunga jadi deg-deg an banget.
"Assalamu'alaikum, Bunda." sapa Jeongwoo lalu mengecup pelan batu nisan yang memperlihat kan nama Almarhum ibu Jeongwoo dan mengelusnya.
"Bunda, Jojo bawain orang yang dulu pengen banget Bunda temuin. Maaf Jojo baru bisa bawain nya sekarang." Jeongwoo ngelirik kearah Yeeun.
Gadis itu yang awalnya termenung melihat Jeongwoo menjadi tersadar. Dia ikut serta berjongkok di sebelah Jeongwoo dan meletak kan sebuket bunga mawar merah diatas makam itu. "Assalamu'alaikum bu, maaf selama ini aku gak tau kalau Jeongwoo ini suka sama aku. Abisnya anaknya jahil banget gak pernah nunjukin rasa suka nya sama aku. Asal Ibu tau ya, Jeongwoo ini tuh makin kesana makin kesini jahil nya. Anak orang aja sampai kesel. Terus tuh ya, dia baru kasih tau semua nya pas Ibu udah pamit ke Surga. Kesel banget sih bu sama Jeongwoo. Mau mukul tapi kasian. Oh iya, aku seneng banget loh bisa kesini buat do'ain ibu. Ibu yang tenang ya disana? Gausah khawatirin anak nya sama Om Yikyung. Bakal ada aku mulai sekarang buat mereka. Aku janji bakal selalu ada buat Jeongwoo bu. Ibu yang tenang ya? Do'a bakal selalu aku ucapin tiap sholat aku buat ibu."
Jeongwoo dari tadi gak ngelepasin pandangan nya dari Yeeun. Dia baru kali ini nemuin cewek yang bicara setulus ini. Apalagi ini makam almarhum Bunda. Dia bahagia. Bahagia banget. Sampai rasanya gak kuat buat nampung air mata. Jeongwoo buang muka buat ngapus air matanya bentar, dia gamau kelihatan lemah di depan cewek selain Bunda sama Ayah nya. Soalnya setiap dia sama Ayah nya ziarah, dia bakal selalu nangis di depan makam bunda nya terus selalu ngegumam 'Aku kangen ibu'. Di balik semua keceriaan Jeongwoo, dia punya luka yang cukup sulit untuk dihilangkan.
"Kalau mau nangis ya nangis aja, gausah di sembunyiin"
Jeongwoo ngelirik kearah Yeeun. Gadis itu tersenyum dan melebarkan tangannya bersiap untuk menyambut pelukan pemuda yang ada di depannya.
Jeongwoo memeluk gadis itu pelan lalu menyembunyikan wajahnya di pundak gadis itu.
"Nangis itu manusiawi, dan itu hal wajar."
Jeongwoo numpahin semua rasa sedih nya selama ini kepelukan Yeeun. Rasanya hangat, dia benar-benar bersyukur kepada yang maha kuasa karena telah menurun kan gadis seperti Yeeun untuknya. Ya walaupun butuh banyak perjuangan. Tapi ya, hasil orang yang sabar akan sebanding dengan semua ujian yang diberikan.
Yeeun ngelepasin pelukan nya setelah beberapa menit lamanya. "Nanti lagi sedihnya, kita selesain ini dulu"
Tadi mereka sempat pulang bentar ganti baju supaya bisa ber ziarah dengan tenang.
.
.
.Disisi lain, Jungwon berjalan pelan kearah kamarnya yang ada di lantai satu. Pemuda itu tengah berbicara dengan seorang perempuan di ponsel nya.
"Nggak gimana-gimana, kayanya gue udah lambat."
"What? Lambat gimana?"
"Nggak juga kar, dan maaf buat yang selama ini."
"Lah kok minta maaf?
Santai aja kali sama gue mah.
Karena gue udah tau dari tatapan
lo selama ini buat dia. Lo kaya
nyari sesuatu gitu dari dia. Lagipula
gue capek di possesive-in lo mulu hehe."

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush || Yang Jungwon
Fanfiction"Jungwon Yeeun demen sama lo!!" "Maaf gue udah punya cewek" ____