🌅 Rindu

5 4 2
                                    

"Rean! Rean bakal nikahin aku, kalau sudah besar kan?"

Enjoy reading ♡♡

Saat ini aku sedang berbaring sendiri di dalam kamar, menikmati alunan musik dengan bersenandung ria. Saat sampai di rumah wajah Mamah sangat tertekuk, aku yang langsung masuk rumah dan tak memedulikan tatapan tak suka dari mamah.

Rasa senang dan penasaran datang dalam diriku muncul, senang karna Papah pulang dan penasaran melihat reaksi Mamah nanti pada ku. Entah apa yang di lakukan Mamah dengan wajah busuk itu, yang penting ada tempat berlindung untuk ku saat ini.

"Nalan gimana ya kabar ya?" monolog ku.

Entah sejak kapan aku memikirnya secara tiba-tiba begini. Semoga saja bukan rasa suka, tak lebih tak kurang hanyalah sebuah teman.

'ting'

SiAlan

lagi apa lo, Ta?
11.30

rebahan, kenapa?
11.31

mau jalan sama gue?
11.31

oke, jemput gue ya di pertigaan.
11.32

send.
11.32

Shittt, perassan apa ini? padahalkan gue cuman diajak jalan doang. Kenapa sampe sesenang ini?


Senja langsung berjingkrak senang dan beralih merapihkan rambutnya, tak lupa ia pakaikan ulang kembali parfum yang sudah luntur aromanya. Mengambil tas, dan turun kebawah. Ia melihat di ruang tamu terdapat Papah dan Queenzie, segera ia hampiri dan pamit kepada keduanya.

"Pah, Queen ... aku pamit ya, mau main sama Nalan."

Papah dan Queenzie seketika menengok kearah Senja yang senang itu.

"Loh, baru aja lima menit kita sampai rumah, kamu mau pergi? Gak capek? Mainnya dirumah aja."

"Eh, Senja. Lo tuh ya bener-bener, suruh Nalan kesini aja."

"Tapi gue suruh dia tunngu di pertigaan," mendengar ucapan Senja, Queenzie hanya mampu berdecak heran.

"Yaudah, hati-hati."

Saat ingin keluar rumah, ia tak sengaja berpapasan dengan Mamah nya yang membawa tiga gelas jus. Saling bertatapan sejenak, namun segera ia putuskan.

Nana segera duduk disamping Queenzie setelah menaruh gelas jus itu atas meja. ia membisikan sesuatu pada Queenzie yang mampu membuat pandangan Queenzie terpaku sejenak.

"Kamu gak cemburu Senja sama Nalan jalan berdua?"

🌻🌻🌻

Kini nalan berada di dalam mobil, menunggu senja di tempat yang ia janjikan sebelumnya. Di dalam mobil ia sudah melihat gadis dengan jalan riang itu menuju kearah mobilnya. Tanpa sengaja senyumnya terbit dengan sempurna.

Perlahan gadis itu mengetuk pelang pintu mobilnya, dan langsung masuk kedalam mobil nalan.

"Kenapaa lo? Kssurupaan? Senyumnya kayak orang gila," ucap Senja bergidik ngeri dengan Nalan.

Tanpa memedulikan pertanyaan Senja, Nalan melajukan mobilnya menuju tempat yang ia kunjungi bersama dengan senja. Mengendarai mobilnya dengan santai, sambil mendengarkan lagu Sisa Rasa, Mahalini.

Senja cukup menikmati lagu itu sampai ia menitihkan airmatanya nalan melirik sekilas Senja, matanya sembab karna air mata yang mengalir tanpa henti. Ia cukup peka dengan perasaan Senja, diambilnya tisu dan diberikannya pada Senja.

Senja menerima tisu itu segera ia hapus air matanya, dan mengeluarkan ingusnya. Keadaan hening, hanya lagu dan isakan Senja yang terdengar.

Nalan kaget melihat apa yang dilakukan Senja, "Jorok lo ya!"

"Srot! Lan, lu jangan srot, ganggu momen ini deh, srot...!"

"Ya tapi nggak gini juga, Senja! Mobil gue kotor nih, banyak virusnya nanti."

Senja menyudahi mengan mengelap ingusnya, " Ya derita, lo."

"Keterlaluan ya lo," Nalan kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Perjalan kali ini lumayan jauh, sudah 30 menit berlalu namun tak kunjung sampai. Senja sudah tertidur sekitar 10 menit yang lalu, tertidur dengan mata sembab. Nalan tetap terfokuskan pada jalanan, kini dirinya memasuki tol untuk menuju tempat tujuannya.

dilain tempat...

Ssorang laki-laki duduk di teras kamarnya, dengan memakai celana pendek dan kaos putih. Memetik gitar di tangannya, menyanyikan lagu, Cara Mencintaimu, Anggi Marito.

Teringat pada gadis kecil yang dulu selalu bermain dengannya. Gadis polos dengan kuncir dua di rambutnya, memegang gagang permen lolipop, dengan tersenyum lebar memanggil nama, REAN.

"Rean! Rean bakal nikahin aku, kalau sudah besar kan?"

Anak laki-laki itu tertawa senang, "Tentu saja!"

Gadis kecil itu mengacungkan jari kelingking nya, "Janji?"

"Janji!" kudua anak kacil itu menautkan jarinya dengan senang.

Ingatannya kembali lagi, ia mengenang masa lalu itu dengan rapih. Berharap gadis kecilnya itu mengingat kembali dirinya, namun kapan?

SAMPAI KAU BAHAGIA BERSAMAKU~

Lirik lagu itu berakhir dengan mentesnya air mata laki-laki itu. Ia sangat merindukan gadis itu, gadis yang amat ia sayangi. Ia menaruh gitar itu dan menyandarkan tubuhnya di kursi, sesekali ia sesap rokok yang selama ini menemaninya dalam sepi.

Ia sama sepinya dengan gadis itu, namun gadis itu selalu di kelilingin orang-orang yang ia cintai dan saayangi.

"Kapan lo balik, Senja? Gue kangen sama, lo."

"Rean yang lo maksud adalah, Revan."

Note: sorry jarang up, udah beberapa bulan ya? hehe... anw, sorry juga ya kalo partnya pendek, sekali lagi sorry...

Senja [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang