"Rose, sendirian aja ?"
"Iya nih pak, hehe.."
"Neng, cantik bener sih hari ini."
"Buset, spek bidadari banget sih."
"Jadi pacar sabi kali ya."
Jimin yang mendengar bisikan setan itu pun meradang, membanting sekop yang dia pakai untuk menggali tanah.
"Bisa diem gak lo semua ?! Rose, buru kek masuk."
Rose cekikikan, berjalan lebih cepat untuk membuka pagar dan menutup perlahan.
"Kenapa sih, kak ? Ngomel mulu."
"Gimana gak ngomel ? Itu coba lihat, matanya udah kayak mau copot."
"Biarin aja sih, mereka kan cuma ngajak aku ngobrol."
"Itu bukan ngobrol, tapi ngegodain."
Bahkan saat Jimin melotot ke semua orang, Rose hanya tersenyum kecil.
Kakaknya itu tidak pernah berubah, selalu saja memusuhi semua cowok yang berusaha mendekatinya.
"Minggat gak ? Mau gue colok pakai sekop, hah ?!"
Jimin kembali mengambil sekop yang sudah tergeletak di tanah.
"Buset, galak bener sih. Adeknya spek bidadari, kakaknya kayak anjing herder."
"Eh! Ngomong apa barusan lo ? Wah, beneran minta disambit!"
"Aduh kak, udah dong. Masuk yuk, malu ih."
Rose meraih sekop dan menaruhnya di meja kecil, menarik Jimin pergi sebelum semakin berulah.
Didalam rumah pun Jimin membasuh tangan di wastafel dengan bibir yang tidak berhenti mengoceh, masih kesal.
"Kamu tuh kalau digodain marah kek, bukannya malah senyum aja."
"Aku gak suka, kesannya galak."
"Itu tuh bukan galak, tapi biar mereka kapok masa kerjaannya gangguin cewek komplek mulu."
"Udah sih kak, mereka juga gak macem-macem kan."
"Terserah kamu deh."
Rose tersenyum kecil, membuka toples kue yang dibuatkan bunda.
Memberikan satu kue itu tepat di depan bibir Jimin.
"Makan nih, manis loh."
"Kamu lagi ngerayu ya ?"
"Ih, suudzon. Aku tuh cuma mau berbagi."
"Hilih."
Nyatanya Jimin memang tidak pernah bisa marah pada adik satu-satunya itu, mencomot kue yang disodorkan Rose.
"Enak nih, kamu yang buat ?"
"Bunda dong, aku cuma bantu sedikit."
"Kamu tuh belajar masak yang rajin, biar nanti kalau calon suami datang gak malu-maluin."
"Calon suami apa ?"
Kekehan samar keluar dari bibir Jimin, menatap adiknya dengan jenaka.
"Calon suamimu."
"Emang aku punya calon ? Tunggu, kalian lagi main jodoh-jodohan ya ?"
"Kesannya gitu sih, tapi bukan jodoh sembarang jodoh."
"Maksudnya gimana tuh ?"
"Iya, nanti kamu lihat sendiri deh."
"Ih, kakak main rahasia ya ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me .. Rosé V2
General Fiction𝑳𝒊𝒉𝒂𝒕, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒎𝒖.