Home

619 60 4
                                    

"Jadi, apa yang membuatmu sibuk akhir-akhir ini ?"

"Kak Lilian memintaku mewarnai semua buku yang ia bawa untukku."

"Mewarnai ?"

"Ya, sebelumnya dia memintaku untuk menggambar. Tapi aku buruk, hasilnya tidak bagus."

"Tidak apa-apa, setidaknya kamu sudah berusaha kan."

Anne mengangguk samar, dia masih sedih karena usahanya menggambar tidak pernah bagus. Padahal ia sudah melakukannya dari pagi ke malam, tidak ada hasil yang baik.

"Kak Lilian baik ?"

"Sangat baik, dia yang terbaik."

"Tapi kamu tau kan, Lilian tidak lagi bisa menjadi psikolog-mu."

"Aku tau."

"Kasusmu di alih tangan, saya yang akan bersamamu mulai sekarang."

"Ya, aku juga tau itu."

Suasana menjadi hening untuk beberapa saat, tidak ada yang mau berbicara setelah kalimat terakhir yang Anne keluarkan. Namun Alderic tidak bisa berdiam diri untuk waktu yang lama, memutuskan suasana hening yang bisa saja menghabiskan waktunya bersama Anne lebih cepat.

"Selain sama Lilian, pernah pergi ke psikiater lain ?"

"Pernah, tapi udah lama."

"Kenapa pergi ke psikiater ?"

"Percobaan bunuh diri."

Kalimatnya terkesan tenang, Alderic tidak menemukan ekspresi apapun dari Anne. Gadis itu.. berubah begitu banyak. Ekspresi yang Alderic tunggu, dia tidak berhasil mendapatkannya.

"Frekuensi ?"

"Empat kali dalam kurun dua bulan ?"

"Itu sebuah pertanyaan ?"

"Aku tidak mengingatnya begitu jelas, tapi kuharap aku tidak salah dalam menghitung."

"Anne, apa yang—"

"Tuan, sudah satu jam. Ini lebih dari batas waktu terapi konseling."

"Sebentar, Anne."

"Aku belum menyelesaikan warna di buku—"

"Lupakan tentang buku warna, aku juga belum selesai."

"Tapi.."

"Mau lihat ikan ? Aku punya banyak di dalam kamarku."

"Ikan ?"

"Goldfish, mereka cantik sekali. Mau melihatnya ?"

Alderic menunggunya dengan sabar, sampai Anne menyetujui ajakannya dan berada di dalam kamar Alderic saat ini. Duduk di tepi kasur dengan jari telunjuk yang mengarah pada salah satu ikan diantara delapan ekor yang Alderic miliki.

Aquariumnya cukup besar, menghiasi kamar Alderic yang luas.

"Kau menyukainya ?"

"Ya, dia paling kecil."

"Aku menambahkannya tidak lama ini. Kau bisa memilikinya jika kau mau."

"Boleh ?"

"Boleh, aku akan memberikanmu satu aquarium kecil."

"Terimakasih Tuan—"

"Erik, ini diluar konseling kita."

"Alderic."

"Baiklah, Alderic. Itu tidak masalah."

Alderic tidak berani mendekati Anne lebih dari ini, dia menjaga jarak. Anne terlihat senang bermain dengan ikan, dan Alderic tidak ingin merusaknya.

It's Me .. Rosé V2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang