Jimin menggeliat malas, suara bel rumahnya terdengar begitu keras. Ini masih terlalu pagi untuk siapapun bertamu secara tidak sopan, menekan tombol bel secara barbar yang membuat lelaki itu mengerang kesal.
Dengan langkah malasnya mendekati pintu, Jimin siap memuntahkan sumpah serapahnya namun seorang gadis mungil berdiri di hadapannya dengan cengiran lebarnya.
Surai panjang, blonde. Oh, ini adiknya yang bersekolah di California.
"Jimin!"
Memberikan pelukan kilat yang lucu, lengkap dengan senyum manisnya.
Rose berlalu meninggalkan kakaknya yang menggeleng pelan, Jimin menelan kembali seluruh sumpah serapah yang hampir ia lontarkan dan kembali menutup pintu.
Dia tidak akan pernah marah selama yang mengganggunya Rose, kembar tidak identik yang berjarak 15 menit darinya.
"Dengan apa kau pulang kemari ?"
"Taksi."
"Harusnya kau menghubungiku, Rose."
"Tapi ini masih sangat pagi, dan aku tidak mau membuatmu kesulitan."
"Tidak sulit selama itu kau, princess."
"Kak..."
Jimin menghela nafas, dia tidak akan pernah menang jika melawan Rose.
"Nah, bagaimana dengan sarapan ?"
"Aku yang memasak, naiklah ke kamarmu dan-"
"No, No, No! Aku yang memasak."
"Tapi-"
"Berbalik, dan bersantailah di sofa "
Rose mengusir lelaki itu pergi dari sana, sekarang ini area kekuasaannya.
Tubuh mungil itu bergerak kesana kemari, mencari beberapa bahan yang bisa ia gunakan. Membiarkan Jimin bersantai sambil menonton channel kesukaannya.
"Kak, kemari. Aku sudah selesai."
"Apa yang kau masak ?"
"Hanya nasi goreng dan omelette, apa itu cukup ?"
"Cukup, aku bisa memakan apapun."
Mereka menikmati sarapan dengan beberapa obrolan ringan tentang apa yang akan Rose lakukan dengan hidupnya mulai saat ini.
"Kau yakin dengan keputusanmu ?"
"Hm ?"
"Tinggal bersamaku."
"Ya, aku tidak bisa tinggal bersama mereka lagi."
"Kenapa ?"
"Sama sepertimu. Ibu sudah memiliki keluarga baru, dan aku tidak ingin mengganggunya."
Kedua orangtuanya resmi bercerai sejak Rose berusia 6 tahun, Jimin membiarkan Rose ikut bersama ibu nya di California dengan sesekali mengunjunginya sedangkan ia tinggal bersama sang ayah. Adiknya masih sangat membutuhkan figure seorang ibu, sedangkan ayah telah menikah tiga tahun setelah bercerai dan menetap di Korea.
Jimin memilih untuk berpisah di usia 18 tahun, rumah ini pemberian ayah nya. Dan Rose melakukan hal yang sama tepat setelah ibu nya menikah beberapa bulan lalu.
Keduanya tidak hidup dalam cerita dimana ayah dan ibu tiri itu kejam, masing-masing sangat baik. Baik Rose maupun Jimin, hanya tidak ingin menganggu keluarga baru ayah dan ibu mereka.
"Keputusannya ?"
"Yah, kuliah di tempat yang sama denganmu."
Jimin mengangguk kecil, dia sudah menebak semuanya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me .. Rosé V2
General Fiction𝑳𝒊𝒉𝒂𝒕, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒎𝒖.