Attention

751 109 15
                                    

Harusnya hari ini menjadi pagi yang menyenangkan untuk Rosella. Tapi tampaknya memang ini kejadian yang tidak bisa dia hindari.

Bertemu Vee, anak pemilik kampus yang songong abis.

"Apa lu liat-liat ?"

"Dih, cakep lu anjg ?!"

"Satu sekolah juga tau kalau gue cakep anjir."

"Agak geli gue dengernya."

"La, udahlah.."

"Apaan ? Dia tuh mulai duluan, sok cakep."

"Excuse me ? Heh culun, gue emang cakep dari lahir."

"Culun ?!"

Laisa kebingungan, tidak tau harus meminta bantuan pada siapa. Kawan karibnya itu tidak akan berhenti jika lawan bicaranya itu belum diam, dan dalam kasus keduanya.. Vee bukan tipe yang mau mengalah, terlebih jika itu Rosella.

Dan begitu pula sebaliknya.

"Iya, lu tuh culun! Rambut dikuncir gitu, berasa Elsa lu ?!"

"Diem lu anjir."

"Lilis, lu jadi Anna apa gimana ?"

"Nama gua Laisa, bangsat!"

Tuh kan, Vee tidak akan pernah berhenti memancing emosi Rosella dan dia bahkan sudah mengincar Laisa.

"Sama aja elah."

"Duh setaaann, mana sih ini apa ngga ada yang lewat gitu- BANG JONO!"

Orang yang dipanggil tentu saja cepat tanggap, memasang tampang malas karena melihat scene yang itu itu saja setiap hari.

Pertengkaran antara Rosella dan Vee.

Sudah menjadi rahasia umum, atau bahkan sisi gelap sekolah SMA Gumilang Jaya. Dua siswa itu tidak akan pernah akur bahkan untuk sehari saja, semua guru pun sudah angkat tangan.

Terlepas dari status Vee sebagai anak kepala sekolah, dia memang bandel minta ampun.

"Bang-"

"Johan, bukan Jono."

"Yaelah cuma kepeleset doang."

"Serah dah anjir, ini kenapa lagi masalahnya ?"

"Ngga tau, berisik banget gembel."

Johan menggeleng pelan, sebagai kakak dari Vee sebenarnya dia agak heran. Anak bungsu keluarga Wijaya itu sebenarnya memiliki imej yang cool dan cuek abis, tapi kenapa tingkahnya sangat menjengkelkan jika sudah disatukan dengan Rosella.

"Oi culun."

"Ini cuma kepang dua bukan culun bego!"

"Sama aja-"

"Ini kenapa sih masih pagi juga udah latihan vokal."

"Adeknya tuh bang, rese banget jadi manusia."

"Dih, kayak lu kagak rese aja."

"Lu tuh rese! Gue doain lu dapat cewe rese sedunia nanti."

"Ogah banget gue-"

"Udahan dulu, bel masuk udah bunyi tuh lanjut kapan lagi berantemnya."

Johan mau tidak mau menarik kerah adiknya dari belakang, dia bahkan tidak peduli dengan protesan Vee.

"Bang- huek! Sakit! Awas ya lu Elsa, ini belum selesai."

"Ngga dulu, nyet. Gue ini sibuk, yakali cuma ngurusin lu doang."

"Taik, sok sibuk lu culun!"

Rosella menunjuk jari tengahnya sebagai balasan, dan Laisa hanya menggeleng sembari memijat pelipis kanannya.

It's Me .. Rosé V2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang