-Setelah penangkapan Fuji no hana-
Ijichi berjalan tergesa-gesa ke arah Gojo, perilakunya mengatakan kalau ada hal yang penting yang harus disampaikannya.
"Gojo-san!" Ijichi mengatur napasnya yang terengah-engah.
Gojo pun menanggapi Ijichi dengan menempelkan jari telunjuknya tepat di atas bibirnya. Melihat itu Ijichi langsung menganggukkan kepalanya dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
"Gojo-san, ini menyangkut Fuji no hana." Bisikannya hanya terdengar di telinga Gojo.
Gojo menganggukkan kepalanya, agar Ijichi melanjutkan laporannya.
"Hideyoshi (n), meninggal 10 tahun yang lalu saat umurnya masih 17 tahun." Ijichi menunjuk beberapa dokumen mengenai data Hideyoshi (n). Wajahnya memang terlihat mirip dengan Fuji no hana.
Gojo menggaruk dagunya pelan. Jika sudah meninggal 10 tahun lalu, berarti Hideyoshi (n) sudah menjadi kutukan selama 10 tahun. Seharusnya penyihir jujutsu sudah membunuhnya, karena jenis kutukannya termasuk berbahaya.
"Akibat bunuh diri?" Gojo menatap dokumen Hideyoshi sambil tertawa pelan.
"Perkiraan ku sepertinya benar." sambung Gojo.
Ichiji hanya menatap Gojo bingung. Gojo adalah orang yang mengetahui segalanya, dan menyimpannya sendirian.
❀❀❀❀❀
"Hanya sampai Yuta kembali ke Jepang, sekitar 1 minggu." Gojo sedikit memohon kepada Maki, Panda dan Toge.
"Jangan bercanda, mengawasi kutukan terlalu gegabah." Maki menolak keras permintaan Gojo. Mana ada seorang sensei memberikan misi yang tidak masuk akal seperti itu.
Gojo menghela napasnya pelan, sepertinya hal itu harus diberitahu pada tiga muridnya, karena mereka sangat keras kepala.
"Ini hanya teoriku...." Gojo terdiam sejenak.
"Tidak, ini bukan teori tapi kenyataan! Dengarkan baik-baik, Hideyoshi (n) atau Fuji no hana, bukan dari dunia ini! Tubuhnya memang kutukan tapi jiwanya adalah manusia." Gojo menyampaikan hal yang tidak masuk akal.
"Takana!" Toge membulatkan matanya.
Jika punya akal normal mereka bertiga seharusnya tidak mempercayai itu. Tapi, penyataan itu diungkapkan oleh seorang Gojo Satoru. Mau keras kepala pun, mereka tidak bisa menolak.
"Jangan bilang saat ini hanya kami yang tahu?" Panda menatap Gojo penasaran.
Gojo tersenyum. "Apapun yang terjadi, petinggi Jujutsu tidak boleh membunuhnya dalam waktu dekat ini."
❀❀❀❀❀
"Tugasmu adalah belajar mengendalikan kutukanmu, ingat! Satu-satunya cara menunda eksekusi adalah menyelamatkan kota Kamakura." Posisi Gojo yang bertolak pinggang membuatku melihatnya sinis saat bertingkah sok seperti itu.
"Lebih baik aku dikurung di tempat kemarin saja. Kalau mencelakai orang bisa-bisa aku dibunuh di tempat!" Aku menggelengkan kepalaku.
Gojo mengabaikan pendapatku dan langsung mengetuk pintu kamar yang akan menjadi kamarku. Tidak ada keamanan khusus, padahal seharusnya mereka waspada padaku.
"Berisik seka-" Gadis cantik berkacamata keluar dari kamar, wajahnya yang terlihat ketus membuatku merinding. Kenapa aku ketakutan padahal selama ini aku menilai Maki adalah orang yang terlihat keren.
"Konichiwa." Gojo melambaikan tangannya ke arah Maki, tentu saja Maki langsung memasang wajah masamnya.
"Kenapa kutukan itu kau bawa ke depan kamarku?" Maki menatapku sinis.
"Maki, bukankah sensei mu ini sudah bilang misi kalian adalah mengawasi dia? karena kau adalah perempuan satu-satunya...." Gojo menepuk pundak Maki akrab.
"Oi! jangan bilang...." Maki menggelengkan kepalanya, sepertinya dia mengerti apa tujuan Gojo datang kepadanya.
"Walau dia kutukan, dia adalah perempuan, mana mungkin dia sekamar dengan Toge ataupun Panda." Gojo menunjukku tanpa ragu.
Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Tapi, Dia sangat-sangat menyebalkan, sungguh!
❀❀❀❀❀
Suasana canggung membuatku ketakutan setengah mati. Maki juga terus melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jika aku berbicara macam-macam, mungkin dia akan memukulku dengan senjata kutukannya.
"Ano, gomenasai. Aku berjanji tidak akan merepotkanmu." Aku berusaha mencairkan suasana canggung ini.
Maki terlihat terkejut, tapi dia tetap berusaha terlihat biasa saja.
"Tidak kusangka, aku bisa berbicara dengan kutukan sesantai ini." Maki menghela napasnya berat.
Aku langsung menundukkan kepalaku, sebenarnya agak menyedihkan diperlakukan seperti ini. Padahal aku sudah sering diperlakukan berbeda di duniaku yang dulu. Tapi ternyata dimanapun aku berapa semua terasa sama. Sebelum aku datang kesini, aku selalu berpikir kalau dunia Jujutsu Kaisen mungkin dunia yang tepat untukku.
"Aku bukanlah orang yang tahan dengan kutukan. Aku berjanji tidak akan membahayakanmu, karena jika itu terjadi mungkin aku akan mati karena kutukanmu yang tidak terkendali." Maki membuka lemarinya, lalu memberikan baju yang layak untukku.
"Mandilah dan pakai ini! Pasti badanmu terasa tidak nyaman."
❀❀❀❀❀
Aku menatap sekitarku yang terasa asing. Aku berada di sebuah ruangan yang penuh dengan sampah di setiap sudut ruangannya. Wangi busuk yang menyengat membuatku hampir muntah. Sampai akhirnya seseorang menyentuh pundakku dari belakang.
"Bagaimana? Duniaku terlalu busuk bukan?"
Aku langsung menoleh ke arah belakang, tapi diriku justru dikejutkan dengan gadis yang wajahnya mirip denganku. Tapi wajahnya penuh dengan luka memar.
"Kenapa kau bisa mencintai dunia ini? Apa karena dia?" Gadis itu tersenyum tipis.
Tiba-tiba bayangan Gojo Satoru terbesit di dalam pikiranku.
"Jika aku bertemu dengannya, apa aku juga bisa mencintai dunia ini?"
Gadis itu terus mengatakan hal yang tidak masuk akal. Aku langsung memegang kepalaku yang terasa sakit. Aku merasa tidak sanggup mendengar suara gadis itu.
!!!
"Hentikan!"
Aku menatap langit-langit putih dengan napas terengah-engah. Aku langsung melirik sekitar.
"Mimpi?" Itulah yang ada dipikiranku ketika tubuhku masih terbaring di dalam kamar Maki. Mustahil sekali, padahal aku masih menganggap kejadian selama ini adalah mimpi. Tapi, mengapa aku bisa bermimpi di dalam mimpi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Vol 0.5 || Fanfiction || Reader x Gojo
FantasyApakah aku akan mati di dunia yang aku impikan?