Sorry for typo and happy reading :)
___________
Hari ini Joan menikmati paginya dengan sepiring roti isi dan secangkir teh herbal racikan ibunya. Ia fokus membaca buku di balkon kamarnya, sembari sesekali menyuapkan roti atau menenggak tehnya.
Masih ada waktu tiga hari lagi sebelum ia menemani Theo ke wilayah selatan. Dan ia harus segera menemukan cara agar dapat kembali ke dunianya yang dulu secepatnya.
Saat sedang asik merenungi masalah hidupnya, tiba-tiba ada seekor burung merpati yang hinggap di tangannya. Membuat Jo terlonjak sejenak. Joan menatap merpati itu dengan bingung, sebelum atensinya teralihkan pada gulungan kertas yang berada di kaki merpati putih itu.
Jo mengulurkan tangannya, lalu membukanya perlahan.
Dear Jillian Reagan
Apa kabar, Jill? Atau harus ku sebut Joan Nata Sadié sekarang? Tak perlu bingung tentang siapa aku, Jill. Aku hanya penulis kisah ini. Benar, aku adalah penulis kisah 'lensera and the prince' jadi kau tak perlu khawatir. Aku mengirimkan surat ini untuk memberikan sebuah petunjuk padamu. Karena aku kasihan melihatmu yang luntang-lantung tak tahu alur. Miris sekali, bukan?
Karena itu simak dan simpan kertas catatan ini baik-baik, Jillian Reagen.Petunjuk pertama adalah :
Alur cerita pasti berubah jika ada perubahan watak dari tokoh. Tak peduli dia tokoh utama atau hanya sekedar figuran. Dan sudah pasti akhir cerita juga akan berubah jika alur dan karakter tokoh tiba-tiba berubah. Jangan kau pikir hanya karakter Joan saja yang berubah karenamu nona Jillian. Karena dengan berubahnya watak Joan, dapat merubah watak tokoh lain yang dapat menimbulkan ending yang berbeda. Jadi perhatikan tingkah lakumu, jangan sampai kau berbuat sesuatu yang dapat merugikanmu.Petunjuk selanjutnya akan datang, entah kapan. Terserah padaku. Jadi semangat lady Joan Nata Sadié.
Tertanda
~penulis baik hatiJoan yang telah selesai membaca kertas itu baru saja ingin mengumpat dan melampiaskan kekesalannya pada merpati yang mengantarkan surat itu. Tapi sayang sang merpati telah terbang lebih dulu tepat setelah Joan selesai membaca surat itu.
Dibanding memberi petunjuk bagaimana cara hidup ditengah-tengah negeri dongeng ini, mengapa sang penulis tak langsung memberitahunya cara untuk kembali ke dunianya?
Joan akhirnya hanya bisa menghela napas panjang. Sembari kembali menyesap teh miliknya yang sudah dingin. Berharap kepalanya akan ikut dingin seperti teh itu.
"Jam berapa sekarang?" Jo bergumam sambil melirik jam dinding yang berada di kamarnya.
Well, Lensera memang negeri yang termasuk kuno. Tapi jam telah ada sejak Jillian baru saja terbangun ditubuh Joan. Entah sejak kapan.
Saat melihat waktu yang hampir tengah hari, Joan memilih turun kebawah. Hendak pergi ke hutan untuk berlatih, atau sekedar berjalan-jalan bersama serigalanya.
Kaum penyihir di Lensera memang memiliki hewan tunggangan yang bisa disebut mate. Tergantung dari klan mana ia berasal. Ada 4 klan penyihir di Lensera. Xavier dengan harimau putih kebanggaannya. Sadié dengan serigala setianya. Felync dengan rubah anggunnya. Dan linete dengan cheetah cepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lensera and the Prince
FantasyIni hanyalah sebuah dongeng, tentang negeri yang bernama Lensera. Negeri yang begitu luas dan makmur. Yang dihuni oleh berbagai macam makhluk. Entah mortal, atau immortal. Dari mulai manusia biasa, hingga vampir. Negeri itu dipimpin oleh seorang raj...