10 (End)

884 121 14
                                    




Junkyu terbangun saat di rasakannya sayup-sayup sinar mentari menerobos retina matanya. Dengan perlahan pemuda itu membuka matanya yang terasa masih sangat berat.



" Apakah tidurmu nyenyak, Junkyunie?"



Suara berat itu mempercepat proses membukanya mata Junkyu yang kini bahkan sudah melotot lucu menatap Junghwan yang berbaring dengan kepala bertelekan lengan di sebelahnya. Sedetik setelahnya Junkyu langsung mengingat jika semalam ia memang ' terpaksa' menginap di karnakan tak mampu membuat pilihan lain selain membeku di pelukan pemuda So itu di sebabkan rasa malunya yang membuat fikirannya tak mampu memikirkan apapun.



Junkyu panik, malu, gugup, senang. Semuanya menyatu dalam satu rasa sehingga Junkyu tak mampu lagi merasakan, rasa mana yang lebih dominan. Malam itu, di saat Junghwan sudah terlelap setelah berhasil membungkamnya, Junkyu masih bergelut dengan fikirannya.



" Apakah tidurmu nyenyak, Junkyunie?"



Suara berat itu kembali menarik kesadaran Junkyu membuat pemuda itu langsung tergagap, lalu mengangguk terpatah meskipun jawaban yang sebenarnya adalah TIDAK.



Bagaimana Junkyu bisa tidur dengan nyenyak sekalipun jawaban Junghwan adalah jawaban yang positif untuknya. Ini kali pertama Junkyu mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Dan itu ternyata sangat sulit dan agak memalukan.



" Anggota-"



" Astaga!" Junkyu tersentak kaget setelah sadar jika anggotanya akan sangat mencemaskannya karna tidak kunjung memberikan kabar. Junkyu buru-buru bangun mencari ponselnya.



" Maaf karna aku lancang mengangkat telfonmu. Aku tau anggotamu pasti khawatir. Mereka menelponmu berkali-kali, dan aku juga tidak tega membangunkan tidurmu. Aku sudah memberitahu mereka keberadaanmu."



Junkyu yang semula sibuk mencari keberadaan ponselnya itupun kini menoleh ke arah Junghwan yang ikut bangkit lalu mengambilkan ponselnya di atas nakas.



" Nugu-"



" Seseorang yang bernama Park Jihoon. Aku mengatakan jika kamu menginap di apartemenku." Jawab Junghwan sembari menyodorkan ponsel Junkyu. Junkyu pun mengambilnya dengan ragu lalu menaruh ponsel itu di atas pangkuannya. Sedikit banyaknya Junkyu tau bagaimana reaksi sang leader mendengar kabar keberadaannya.



Keduanya terdiam beberapa saat hingga.




" Sejujurnya Junkyu-ya. Aku terbangun karna kelaparan dan mengingat jika semalam ram-"



" Astaga! Ramyeonnya pasti sudah sangat mengembang!" Junkyu jadi panik sendiri dan bergerak bangkit hendak turun dari ranjang. Tapi tangan besar Junghwan menahan lengannya.



" Sudah tidak tertolong. Aku sudah melihatnya. Aku menunggumu bangun untuk memesan sesuatu. Apa yang kamu inginkan untuk menu sarapan pagi kita?"



Junkyu menatap Junghwan yang memang sudah terlihat lebih segar dengan pakaian yang sudah di ganti.


" Apapun. Aku akan memakan apapun sekarang." Lirih Junkyu.


Junghwan menarik pemuda itu lebih dekat lalu tiba-tiba mengusak surainya dengan lembut sembari menatap matanya.



" Kamu pasti juga sangat lapar." Ujar Junghwan dengan senyum lebar. Junkyu hanya mengangguk kaku di perlakukan seperti itu.



" Aigoo. Kamu terlihat seperti puppy." Ujarnya lagi. Kali ini dengan sedikit cubitan di pipi.



" Jangan menggodaku, aku lebih tua darimu." Gerutu Junkyu pelan sembari menyingkirkan tangan besar Junghwan dari kepalanya.



Lovely Fanboy | Hwankyu Vers.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang