8✎

685 93 8
                                    

Lampu remang-remang menghiasi ruangan malam, begitu hangat bersembunyi dibalik selimut tebal menyaksikan sebuah drama melalui layar televisi yang terhubung dengan netflix.

Hembusan nafas terdengar samar, win hanya terfokus dengan apa matanya tertuju. Merasa tidak terganggu akan volume yang mengisi kesunyian, bright bersandar santai mencoba mendinginkan kepala.

Hingga terdengar suara ketukan ritme pelan,
Tik tik tik

Kuku itu mengenai layar bright tengah mengetik sesuatu, mereka sama-sama berdiam diri. Sungguh suasana membosankan ini akan terjadi diwaktu sangat lama mereka telah menikah tidak ada keistimewaan.

"Aku sudah membuat janji, pukul sembilan pertemuan dengan dokter." Win tidak menjawab menolak pun berat.

Jika boleh berkata sangat jujur, kenapa harus win yang ditakdirkan dirinya tersiksa ini bukan yang seharusnya seorang laki-laki alami.

Win lelah sungguh, hari ini begitu menguras tenaga apa mungkin terlalu banyak melompat ditengah lapangan tadi siang. Badminton sudah menjadi hobi, terlebih untuk melewatkan hal berharga bertanding disekolah akan membuat moodnya hancur.

Dirinya menahan untuk tidak meluapkan emosi kepada bright, pertandingan telah kalah.

....

Dentingan sendok beradu dengan piring, bright mengambil waktu kerja setelah sepulang dari rumah sakit, kini keduanya siap untuk berangkat. Sebelumnya masih terdapat kesempatan makan pagi bersama diruang makan.

"Kenapa diem, gak suka?" Win hanya mengaduk-aduk makanan tanpa memasukkan kadalam mulut. Tidak selera makan saat ini, bahkan hidangan makanan yang tercium wangi tidak menggugah hati untuk mencicipinya.

"Gak laper."

"Dipaksa, mau check up harus sarapan."

"Beneran gak bisa kak ngerti gak sih."

Bright mendongak, mata itu tidak terkontrol menatap tajam tidak menyukai lewan pembicara meninggikan nada bicaranya.

"Terserah."

Pukul sembilan kurang keduanya telah sampai ditempat dengan nuansa putih, seluruh petugas tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tidak perlu menunggu lama karena telah membuat janji dan pendaftaran sebelumnya. Hingga seorang suster menyuruh mereka masuk kedalam.

"Mohon tunggu sebentar, akan mulai pemeriksaan 10menit lagi." Ternyata dokter masih berada dalam ruangannya, bright membawa dirinya duduk bersandar disofa yang tersedia diikuti oleh win.

Bright mengambil sesuatu dari dalam tas sebungkus roti, tidak mungkin membiarkan win yang akan diperiksa dengan perut benar-benar kosong. "Dimakan." Kali ini win mengiyakan perintah bright agar ada sesuatu yang masuk.

Tangan win kali ini sungguh dingin dirinya takut berbaring dikasur kecil tersebut, dia takut jas dokter, alat-alat tajam, bahkan stetoskop untuk memeriksa suara dalam tubuh.

Beberapa kali menghembuskan nafas kasar, pintu terbuka dengan segera win menoleh cepat. Merasa lega hanya suster tadi yang masuk kedalam.

Huhh

Belum sempat bersandar tenang, win kembali dikejutkan saat dokter laki-laki itu masuk kedalam. Jantung nya berdetak sedikit lebih cepat, bright berdiri untuk berjabat tangan, terlihat mereka sudah akrab. Win berdiri menutupi badan dibalik tubuh yang sama besar dengan dirinya.

"Mau langsung aja?"

Bright mengangguk kepada temannya yang menjabat sebagai seorang dokter. Tahun kemarin telah menyelesaikan studinya di Amerika bernama Dr.Kael.

kak chivaare [Brightwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang