Dapur kembali memunculkan aroma wangi menyengat dari racikan bumbu. Bright bangun lebih pagi dari hari sebelumnya, memasak menu sederhana yang akan mengisi perut dipagi hari. Tidak lupa membuatkan salat sayur untuk bekal suami kecilnya pergi kesekolah.
Hidangan makan pagi tersusun rapi diatas meja putih marmer. Win tengah memeriksa buku dan tugas didalam tas sembari menunggu bright selesai membuatkan segelas susu hangat.
Win berangkat menuju sekolahnya tidak sendiri namun akan satu mobil dengan bright, motor kebanggaannya belum lama ini ia dapatkan masih terparkir rapi dikantor chivaare suaminya.
Saat tengah berjalan menuju ruang kelas tidak sedikit siswa memperhatikan dirinya dan memperlihatkan tatapan kecurigaan. Win hanya diam saja tidak merasa kejanggalan yang mengganggu pikirannya.
Namun saat tiba didalam ruangan penuh dengan kursi dan meja ingin meletakkan tas berisi buku pelajaran, win mendengar lontaran satu kalimat dari salah satu siswi.
"Win kemarin tidak masuk, pergi kerumah sakit? itu beneran foto diruang pemeriksaan kandungan?" Perkataan itu terdengar jelas ditelinga win, tubuhnya mulai mendingin.
"Bagaimana bisa." Batinnya ketakutan.
Notifikasi handphone memecah pikiran negatif, seseorang menyebutnya dalam sebuah postingan dimedia sosial. Sekolah yang win tempati merupakan sekolah unggul dimana berita sekecil apapun akan mudah tersebar.
Foto itu memperlihatkan win dan bright tengah keluar dari ruang pemeriksaan yang mereka kunjungi kemarin pagi. Tidak cukup jelas tentang pengambilan gambar namun segi badan sangat mirip seratus persen dengan win.
Win berlari kencang keluar kelas menuju belakang sekolah lebih tepatnya lapangan berumput hijau yang biasa dipergunakan untuk olahraga. Dia takut mendengarkan pertanyaan bahkan ejekan dari teman-temannya.
Seorang yang menjadi nomor satu dikelas, siswa kebanggaan, dan juga selalu meraih prestasi. Semua orang mengetahui sifatnya yang ramah bahkan masuk kedalam siswa terbaik disekolah sekarang mendapat perkataan dan juga komentar negatif.
Tangannya bergetar tidak terkendalikan merasa cemas tak terkontrol. Pandangannya mulai buram air bening terkumpul menutupi bola mata. Hingga satu tepukan dipundak pun tidak diperdulikan oleh win, pikirannya benar-benar kosong.
"Win u okay?"
Dew sudah mengetahuinya bahkan berita dengan satu foto menjadi trending nomor satu disekolahnya. Detik itu juga dew pergi meninggalkan kelas untuk mencari win hingga menemukannya seorang diri terduduk dipinggir lapangan.
"Kita pulang? ayo keparkiran."
"Pergi dew."
"Sebentar lagi hujan aku antar kamu pulang."
Sejak subuh tadi cuaca sudah mendung matahari enggan menampakkan diri. Tetesan butiran air mulai turun, dew tidak membawa payung bahkan membujuk win pergi begitu sulit.
"Hujan win! kamu takut petir ayo kita pergi kemanapun."
Hujan semakin deras, bel sekolah telah berbunyi menandakan waktu pembelajaran jam pertama dimulai. Hanya ada suara air jatuh mengenai tanah, saat dimulainya hujan win menangis menutupi semua air mata yang turun bersama dengan rintikkan hujan.
"Kemanapun?" Win mendongak menatap dew, mata hidung itu sudah merah, bibirnya pun bergetar. Dew mengangguk sebagai jawaban asalkan win ingin berteduh dari derasnya hujan.
"Bawa aku pergi dimana dapat menggugurkan bayi."
Suara itu terdengar putus asa, dew sangat terkejut bukan ini yang dia mau dari jawaban win. Menggugurkan bayi tidak semudah yang terbilang, dapat berakibat fatal juga untuk tubuh win.
KAMU SEDANG MEMBACA
kak chivaare [Brightwin]
FanfictionPercikan indah dilangit berubah saat seseorang membawa win pergi, kekacauan itu tidak disengaja hanya karena kepenasaran win membuat dirinya menangis, dunianya berubah. ミ brightwin ミ bxb ミ m-preg Start 12/10/21