Waktu berputar sangat cepat usia kehamilan win masuk bulan ke lima, diwaktu sebelumnya win hanya melakukan semua aktivitas dirumah. Bright sering kali membelikan sesuatu saat pulang dari kantor seperti permainan untuk win agar tidak bosan berada dirumah.
Belakangan ini bright sungguh sibuk, ada satu hari dirinya mengabaikan win tidak memasak apapun untuk suaminya dirumah membuat keadaan win drop. Win dapat dibilang bandel tidak akan makan jika dirumah belum ada makanan, olahraga pun saat bright sedang mengawasinya saja.
Tetapi dokter mengatakan itu wajar bagi win yang masi remaja yang dimana dia telah merasakan sulitnya memiliki keluarga diumur masih muda dan belum cukup kuat mentalnya menjalani ini semua.
Surat kecil pesan dari bright sebelum berangkat ditaruhnya diatasi meja belajar win.
Win aku berangkat kerja mungkin pulang larut malam, aku sudah siapin sarapan jangan lupa dimakan ya vitamin ada disampingi gelas susu. Oh iya untuk makan siang dan malam juga udah aku siapin ada dikulkas kalau mau makan dipanasin dulu.
Win hanya tersenyum kecut, beberapa hari ini selalu mendapat surat yang sama dan bukan ucapan selamat pagi yang dia dapat. Terkadang win tidak memakan nya begitu dengan bright hanya diam saja, dan terus menjadi kebiasaan. Karena hidangan yang disajikan bukan yang win sukai, bright tidak pernah bertanya apa yang sedang win inginkan.
Hingga tiba larut malam bright tidak kunjung pulang, win harus mulai membiasakan diri akan hal tersebut.
Jarum jam akan mengarah pada angka dua pagi, win gelisah pertama kali ia menunggu selama ini. Win sulit walau hanya untuk tidur, hujan belum juga menandakan akan berhenti. Semakin deras guyuran rintik hujan, win rindu bantalannya tidur yang hangat dengan usapan gratis setiap malam.
"Kapan pulang kak? hujan nya gak berhenti hehe mau usap usap kepala lagi." Ucapnya miris melihat kearah jendela dengan memandang petir berkelip terang.
"Aku disini win, aku pulang."
Bukan halusinasi suara.
Bukan, itu benar bright berdiri diambang pintu kamar dengan pakaian basah kuyup. Senyum masih sama seperti biasa, manis sangat manis. Win berdiri melangkah mendekat melihat lebih jelas wajah lelah suaminya.
"Maaf win, kakak baru pulang."
Tidak tau mengapa win tertusuk hatinya melihat senyum bright semakin lama semakin membuatnya memiliki perasaan aneh.
Bright sakit?
Dia pucat, dia baik-baik saja kan? pasti lelah. Win ingin mengutarakan itu semua, ingin memeluk tanpa berfikir seribu kali bright itu suami win, dia suami win kenapa ego win sangat tinggi.
"Kakak mandi dulu, kamu tunggu di kasur ya selimutnya dipakai."
"Iya kak."
Bright masuk ke dalam kamar mandi mengguyur badannya yang dingin karena air hujan. Ingin cepat selesai, tidak akan membuat win menunggu lagi ia mau memeluk suami kecilnya memberi usapan apa yang diinginkan win baru saja.
Tidak henti-hentinya bright tersenyum, hingga pintu kamar mandi terbuka bukan mendapati win diatas kasur empuk, suaminya itu menunggu dari balik pintu.
"Kok gak tidur win?" Tanya bright kebingungan sembari mengeringkan rambut dengan handuk kecil. "Kakak lama ya?" sambungnya.
"Ayo tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
kak chivaare [Brightwin]
Fiksi PenggemarPercikan indah dilangit berubah saat seseorang membawa win pergi, kekacauan itu tidak disengaja hanya karena kepenasaran win membuat dirinya menangis, dunianya berubah. ミ brightwin ミ bxb ミ m-preg Start 12/10/21