Setelah kematian Mama, aku benar-benar di jaga.
Aku tinggal di rumah mewah yang dijaga ketat. Aku cuma makan makanan yang dimasak chef dirumah, pergi pake supir, dan bisa di bilang gak punya banyak temen.
Aku pernah izin buat liburan ke pantai sama temen-temen SMP dan gak dapet izin.
"Ke pantai?" tanya Felix "Pantai jelek kaya gitu, kita bisa aja ke Hawaii sekalian kalau mau"
"Tapi aku mau pergi sama temen-temen" aku membujuk Felix "Papa gak bakal izinin, tapi kalo kamu izinin pasti papa bakalan izinin juga"
"Kevin, acara itu pergi pake bis murah, pantainya jelek, agendanya gak jelas. Buat apa coba? ngabisin waktu. Kamu pilih tempat liburan lain deh, nanti aku yang urus sama Papa" balas Felix sambil membaca buku di kamarnya.
"Bukan itu intinya, aku mau pergi sama temen-temen. Perpisahan SMP ini penting lho kak"
Felix memegang pipiku "Kevin, kamu sama mereka itu beda. Mereka bisa lari-larian di pantai, tapi kamu gak, bisa jadi ada puluhan sniper yang ngeker kepala kamu. Mereka bisa makan nasi kotak, air mineral gelasan, kue-kue pinggir jalan. Tapi kamu? aku inget Vin, kamu udah 293 kali hampir diracun orang dari kamu kecil sampe sekarang. Kita beda sama mereka"
Aku merajuk dan hal-hal begitu menjadi salah satu penyebab aku kurang bisa berteman. Akhirnya aku dan Felix pergi ke pantai di Hawaii dengan penjagaan sesuai protokol yang papa sediain. Aku lihat cowok-cowok seksi yang perutnya sixpack dan otot tangannya keker. Saat itu aku sadar, aku mungkin gay.
Masih muda dan masih mencari jati diri, aku diem-diem ngintip kamar Felix waktu malem dan ngeliat dia lagi main di atas kasurnya dengan 2 orang. 1 orang pria dan 1 orang wanita, keduanya orang latin.
Mereka bertiga saling berciuman, Felix menghisap puting payudara si perempuan tapi entah kenapa bagiku itu tidak menarik. Tapi si laki-laki latin jongkok dan memasukkan kejantanan Felix ke mulutnya. Aku merasakan jantungkan berdebar saat itu, bukan karena Felix, aku bukan incest.
Tapi karena pria itu kelihatan menikmati menghisap batang Felix yang keras. Felix memasukkan batangnya ke vagina perempuan tadi, tapi mataku terpaku ke pria latin tadi. Dia mengocok batang panjangnya menunggu Felix untuk memuaskannya sambil mengangkang lebar.
Aku terkejut, pertama kali dalam hidupku melihat Felix memasukkan penisnya ke anus pria lain. Pria itu mendesah kesakitan tapi matanya terlihat sangat menikmati. Felix menggenjot dengan penuh semangat dan pria itu sampai mengeluarkan cairan putih bening dari penisnya. Felix mendesah hebat dan aku cepat-cepat pura-pura tidur setelahnya.
Besoknya Felix ngebangunin aku dan dengan muka marah dia nunjukin layar HPku.
"Kamu nonton video porno?" tanyanya, saat aku masih SMP Felix masih menggunakan aku-kamu ke aku. Setelah aku masuk SMA dia mulai menggunaka Lo-Gue karena dia bilang aku bukan anak-anak lagi.
"Itu HPku, kenapa kakak buka-buka" tanyaku kesal.
"Kamu nonton video porno Kevin? Aku udah bilang, tunggu kamu 17 tahun dulu baru kamu boleh paham beginian" Omelnya
"Ya itu terserah aku dong, kenapa kakak ngatur-ngatur" aku kesal dan ngedorong Felix, tapi badan dia lebih besar.
"Belum saatnya Kevin, nanti kalo kamu udah 17 aku bebasin kamu mau ngesex sama siapapun" balas Felix.
"Aku liat kamu ngesex tadi malem.. Wajar dong aku nafsu, wajar dong juga penasaran dan mau tahu" Aku kesal dan mengaku.
"Kenapa kamu ngintip ke kamarku?"
"Kenapa kakak ngintip isi HP aku?"
Aku dan Felix bersitegang saat itu. Felix menghela nafas dan mengajak aku duduk dan bicara lebih santai.
"Ini demi kebaikanmu Kevin. Aku tahu kamu nonton porno udah lama, tapi tadi malem aku lihat riwayat internetmu. Kamu nyari porno gay. Dan aku jadi terkejut"
"Aku liat kakak ngesex sama cowo dan penasaran aja"
"Wajar kalo kamu penasaran, aku minta maaf karena kamu ngeliat apa yang harusnya gak kamu liat. Tapi aku mau kita terbuka Vin. Kalo kamu tertarik juga ke laki-laki, hidupmu bakal berubah, bakal berubah banget" jelas Felix "Kamu masih muda, kamu gak perlu tahu banyak masalah ini"
Ternyata Felix benar.
Saat masuk SMA aku bertemu Adry dan Hans, mereka berdua membuat aku menjadi hypersex dan membuat hidupku menjadi penuh dengan tragedi. Mereka berdua awalnya membuat ku hidup di negeri dongeng sebelum membuatku merasa seperti di neraka. Aku harus pindah sekolah dan bertemu Zaka dan Alvin. Mereka... ya begitulah..
(Baca Siput Lamban dan Kelinci yang menunggunya untuk kisah detailnya)
Begitulah keluarga Henryatna. Kami kaya, liar, gila dan sial. Hanya itu yang bisa ku ceritakan sejauh ini. Sampai ketemu di lain waktu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bio Book : Kevin - Henryatna : Pangeran tanpa Mama
Teen FictionKevin dari Buku Hijau Siapa sih Dia. Gimana sih Keluarganya. Mari mengenal dia lebih Dekat. 9 Agustus 2022 (Perayaan 50k Green Book)