Ini adalah bagian keenam

48 9 77
                                    

Kita berada di fase di mana lebih nyaman hubungan tanpa kepastian daripada harus mempunyai status pasti.

***

"Dim, malam ini lo mau ke mana?" tanya salah satu temannya.

Kali ini mereka sedang duduk-duduk santai di bawah pohon kayu taman kampus. Kelas mereka baru saja usai, tetapi masih terlalu awal untuk pulang ke rumah.

Di sana ada Angger, Dimo, dan dua teman lainnya. Di tengah-tengah mereka terdapat sebungkus nikotin dan juga korek api. Dimo menenggak botol minuman yang ada di tangannya.

"Ke kafe tempat biasa aja keknya," jawab Dimo.

"Ikut!" Seru temannya yang lain.

Dimo memutar matanya malas, padahal niatnya ingin pergi sendiri untuk melihat seseorang di sana. Rencananya juga ingin membawa Tata agar aksinya lancar kali ini. Namun, semuanya gagal karena curut-curutnya yang juga ingin ikut.

"Ya."

Dengan terpaksa Dimo mengiyakannya karena jika tidak begitu, teman-temannya akan menaruh curiga padanya. Karena kafe tersebut sudah menjadi tongkrongan wajib bagi mereka, jika hanya pergi sendiri-sendiri saja pasti ada yang tidak beres.

Di sisi lain, Ananta tengah bergelut dengan soal-soal statistik yang diberikan oleh dosennya itu. Dosennya menyuruh mengumpulkan data-data angka kemiskinan yang ada di kotanya sepuluh tahun sebelumnya.

Hari ini hanya ada satu mata kuliah saja. Jadi, Ananta pergi ke perpustakaan agar bisa lebih tenang, bukan hanya dia saja, ada Aluna dan Egi yang menjadi teman sekelompoknya. Kali ini dia harus berpisah dari Miska yang selalu menjadi satu kelompok.

Aluna mencari data tahun 2010 hingga 2013, Egi tahun 2014-2016, sedangkan Ananta tahun 2017-2020. Mereka harus menyalin data tersebut ke dalam bentuk Excel. Sudah sekitar lima belas menit, tetapi baru sedikit data yang mereka dapatkan.

"Lun, lo udah dapet?" tanya Egi kepada Aluna yang masih sibuk mencari-cari di halaman website.

"Belom. Kalo, lo?" tanya Aluna balik.

"Udah," jawab Egi.

Ananta diam saja, sibuk mengotak-atik halaman per halaman di laptopnya. Selain mencari data, dia juga mendapat bagian menyalin datanya karena dia yang sedikit paham bagaimana menggunakan Excel.

Egi memberikan data yang telah dia dapatkan kepada Ananta. Ananta menyalinnya di dalam tabel. Begitu juga Aluna yang telah mendapatkan data yang ia cari. Mereka masih berkutat dengan tugas yang diberikan hingga tak sadar jika hari sudah sore.

Setelah tugas mereka selesai, Aluna dan Egi pamit untuk pulang terlebih dahulu. Sedangkan Ananta, dia masih ingin berdiam diri sebentar di dalam perpustakaan. Perpustakaan kampus tutup pukul 16.00 dan masih sekitar tiga puluh menit untuk tutup.

"Kita duluan, ya, Nat,"' ujar Egi dan Aluna.

Ananta mengangguk dan melambaikan tangan ke mereka. Setelah sekitar sepuluh menit berada di perpustakaan, Ananta beranjak dari sana karena dia pun harus pergi ke kafe.

Ananta berjalan menyelusuri lorong-lorong menuju parkiran di mana motornya berada. Ananta memakai helm dan mengendarai motornya menuju kafe. Setibanya dia di sana, Ananta segera berganti pakaian dan mengerjakan tugasnya.

Daun Gugur {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang