hawwoooo👹 votmen👹🐽
-----
Hari ini adalah hari di mana Alin akan pergi ke luar kota seperti ucapannya pada Abimanyu beberapa hari lalu. Wanita itu sudah bersiap sejak pagi namun Rafa yang terus-terusan menangis sejak pagi mengganggu aktivitas siap-siapnya.
Saat dihampiri dan dicek rupanya tubuh bayi itu panas. Wajah Rafa memerah di beberapa bagian. Jelas sekali bahwa bayi itu demam.
Alin langsung membawa Rafa ke rumah sakit tanpa ditemani Abimanyu, sebab wanita itu yang meminta. Alin juga menitipkan Nadia kepada Shellena, karena kebetulan hari ini adalah jadwal Shellena main dengan Nadia, otomatis gadis itu berada di kediaman mereka.
Pasti kalian bertanya-tanya, kok bisa sebegitu mudahnya Abimanyu menyelundupkan selingkuhannya ke dalam rumah? Well, Shellena sempat tinggal bertetangga dengan rumah Abimanyu ini setelah insiden kepergok Nadia beberapa bulan lalu. Tentu laki-laki itu yang meminta, katanya agar lebih dekat.
Abimanyu pula yang menyuruhnya untuk berpura-pura memperkenalkan diri sebagai tetangga baru dan seolah tidak mengenal suami Alin itu. Nadia yang sebelumnya sudah pernah bertemu menjadi semakin akrab. Alin pun demikian. Wanita itu seperti sangat mempercayai Shellena dalam menjaga buah hatinya.
"Kakak, ini warnainnya pakai warna apa?" tanya Nadia menunjukkan gambarannya yang masih berupa sketsa. Gadis kecil itu duduk di lantai beralaskan karpet, sedangkan gadis yang lebih besar duduk di sofa di belakang Nadia.
"Yang mana sayang?" Shellena memajukan sedikit dirinya untuk melihat gambaran Nadia. "Ini bagusnya warna kuning, kamu punya warna kuning?"
"Ini!!" Nadia mengacungkan krayon berwarna kuning ke hadapan Shellena.
"Oke, pake itu aja. Kamu bisa ga warnainnya?"
Nadia mengangguk-angguk. "Bisa dong, aku kan pinter hehe." Nadia tersenyum lebar memamerkan deretan giginya. Shellena turut tersenyum dan mengusap kepala putri kekasihnya itu.
Saat sedang fokus menemani Nadia menggambar, Shellena merasa terganggu dengan keberadaan seseorang yang sangat menempel padanya.
"Mas, jangan deket-deket ih," Gadis itu mendorong bahu Abimanyu agar sedikit menjauh. Pasalnya ada Nadia di depan mereka. Dan kapan saja gadis kecil itu bisa berbalik. Shellena belum siap jika ia harus jambak-jambakan dengan Alin.
"Kenapa sih, yang? Mas juga mau liat Nadia gambar." jawab Abimanyu santai.
"Huh." Shellena menggeser duduknya ke kiri. Memberi jarak antara gadis itu dan Abimanyu.
Suara gesekan antara pantat seseorang dan sofa terdengar setelah Shellena menggeser duduknya. Abimanyu ikut menggeser dirinya sampai kembali menempel pada tubuh Shellena.
Shellena melirik malas laki-laki yang pura-pura tidak melihatnya itu. "Jangan nakal deh."
"Siapa yang nakal coba? Mas kan cuma duduk. Ga ngapa-ngapain."
"Halah, itu geser-geser duduknya." cibir Shellena.
"Emang kenapa kalo geser-geser? Kan sama pacar sendiri. Gapapa dong nempel-nempel." Dengan kurang ajarnya, Abimanyu justru merengkuh pinggang Shellena. Membuat mata gadis itu membulat.
"Ada Nadia mas, nanti dia liat." lirih Shellena. Gadis itu berusaha melepaskan rengkuhan tangan Abimanyu pada pinggang rampingnya. Tetapi Abimanyu justru mengeratkan lilitannya.
"Diem, yang. Kalo engga mas cium nih." Abimanyu berucap dengan ekspresi mesumnya. Laki-laki itu sudah mendekatkan bibirnya ke wajah Shellena, tetapi didorong oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY SUGAR DADDY [END | SUDAH TERBIT]
Romance🚫 IF YOU'RE CHEATIN' PHOBIC JUST GET OUT OF MY STORY 🚫 ⚠️⚠️ *I know you all like this symbol😋 Bukan salah Shellena jika ia jatuh cinta dengan seorang pria yang lebih tua lima belas tahun darinya. Bukan salah Bima juga jika ia menyukai gadis yang...