EXTRA PART

13.8K 222 0
                                    

"Rafaa! Mandi dulu, sayang. Adeknya tinggalin aja biar sama papa, nak."

"Mas Bima, mau kopi atau teh mas?"

"Nadia, seragamnya udah mama setrika. Ada di lemari."

Begitulah kesepagian ibu-ibu anak tiga yang sudah menjajaki bangku sekolah itu. Nadia sudah kelas enam sekolah dasar, Rafa baru menginjak kelas dua SD sedangkan Al masih TK B.

Pusing setiap hari dirasa Shellena. Keempat manusia yang harus diurusnya selalu bertengkar dan berebut. Sebenarnya lebih sering Nadia dan Abimanyu yang bertengkar. Laki-laki yang sudah empat puluh dua tahun itu seperti tidak sadar diri. Tidak sadar umur.

"Hari ini yang bareng papa siapa aja?" tanya Shellena menghidangkan makanan untuk santap pagi.

Nadia dan Rafa mengangkat tangan. "Aku aku!" seru keduanya bersamaan.

"Jadi, mama cuma nganterin adek Al?" Al mengangguk senang. Yes. Tidak ada yang bisa memonopoli mamanya kali ini.

Sarapan selesai, Abimanyu dan anak-anak yang akan diantarnya satu persatu mengecup pipi Shellena sebagai dalam perpisahan. Khusus Abimanyu laki-laki itu mendaratkan ciuman di pipi dan bibir sang istri.

Shellena mengambil kunci mobil untuk mengantar Al. Wanita itu sudah bisa mengendarai mobilnya sendiri. Jadi tidak perlu bantuan Abimanyu atau supir saat ingin bepergian sewaktu-waktu.

Al duduk manis saat sang mama melilitkan sabuk pengaman pada dirinya. Anak laki-laki itu tak henti-hentinya tersenyum bahagia.

"Mama tungguin atau ditinggal pulang?" tanya Shellena di perjalanan kepada sang putra.

"Mau ditemenin. Kata bunda, hari ini pulangnya cepet." Bunda adalah sebutan untuk guru di taman kanak-kanak Al. Shellena mengangguk mengiyakan.

Yaa hanya seperti ini saja kehidupannya selama lebih dari lima tahun terakhir. Membangunkan keluarga kecilnya, memasak untuk sarapan, mengantar putra-putrinya ke sekolah jika mereka sedang tidak ingin bersama sang papa lalu kembali pulang menjadi ibu rumah tangga.

Sebenarnya Shellena sempat berpikir untuk mencari pekerjaan. Itung-itung mengisi waktu luang di kala menunggu suami serta ketiga buah hatinya pulang kerja atau sekolah. Tetapi Abimanyu melarang keras kala ia mengatakan rencananya itu.

Bukan apa-apa. Abimanyu hanya tidak ingin dirinya terlalu lelah. Mengurus tiga buah hati dengan segala polah tingkahnya pasti membuat darah tinggi. Apalagi jika Shellena tambahi dengan bekerja. Mungkin wanita itu akan limbung.

Beruntung Shellena memiliki suami seperti Abimanyu. Selama ini kebutuhannya selalu terpenuhi. Entah kebutuhan secara materi atau batin.

Yaa semakin hari percintaan mereka semakin hot saja. Tetapi untuk rencana menambah buah hati lagi sepertinya tidak untuk sekarang. Tiga anak sudah cukup memusingkan.

Shellena berbaur dengan para ibu-ibu lain yang tengah menunggui putra masing-masing. Ia turut larut dalam perbincangan hingga tanpa Al sudah selesai dengan sekolahnya.

Anak laki-laki itu berlari dengan semangat menuju sang mama. "Mamaaa..."

Al langsung bergelayut manja memeluk Shellena. Peduli amat dengan teman-teman yang memperhatikannya.

"Aku kangen banget deh sama mama. Tadi di dalem aku mikirin mama terus. Ga sabar pengen pulang." ucap anak kecil itu melaporkan. Bibirnya turut mengerucut kala mengatakan kalimat keduanya.

Shellena tertawa kecil. Mencubit hidung Al yang mancung seperti suaminya.

"Anak mama makin pinter aja gombalnya. Belajar dari abang sama papa ya?"

MY LOVELY SUGAR DADDY [END | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang