haiii, bosen ya wokwok? tenang ini baru permulaan 🤓
votmen yaww👹
—————
Bima Mahendra atau Abimanyu Mahendra. Seorang pemilik perusahaan terkenal yang sudah sukses di usia muda. Ia menikah dengan istrinya karena perjodohan yang disetujui oleh orang tuanya.
Mulanya tidak ada rasa cinta pada gadis yang dijodohkan dengannya, namun lama kelamaan sosok Alina Denandra mampu membuatnya merasakan indahnya jatuh hati pada seseorang. Tapi rasa cinta itu tidak abadi setelah satu setengah tahun lalu ia menghadiri sebuah undangan untuk mengisi acara seminar motivasi di sebuah SMA.
Di SMA itu ia bertemu dengan seorang gadis yang amat menarik menurutnya. Bukan hanya rupanya yang cantik tetapi gadis itu juga cerdas. Beberapa kali melontarkan pertanyaan hingga ia sendiri sulit menjawabnya.
Setelah acara seminar ia memberanikan diri meminta nomor telepon gadis itu. Dengan malu-malu ia mengatakan maksudnya. Seperti ABG yang sedang jatuh cinta.
"Saya mau minta nomor ponsel kamu boleh? Untuk jaga-jaga kalau ada informasi dari kantor saya yang membutuhkan anak-anak sekolah, jadi bisa saya sampaikan ke kamu untuk diteruskan kepada yang lain."
Untung saja gadis bernama Shellena itu tidak menolak. Justru dengan senang hati dan senyum ramahnya memberikan nomor ponselnya kepada Abimanyu Mahendra.
Kedekatan keduanya semakin menjadi kerena Bima yang semakin hari semakin rajin menghubungi Shellena. Yang mulanya hanya percakapan formal berlanjut pada hal-hal yang lebih pribadi.
Bagi Shellena, Abimanyu adalah sosok kakak atau pembimbing yang baik untuknya. Mas Bima membantunya dalam banyak hal sehingga ia jarang merasa kesusahan.
Hingga setelah dekat sekitar empat bulan, Abimanyu menyampaikan perasaannya kepada Shellena. Si gadis yang sudah terlanjur jatuh cinta tidak pikir panjang untuk menerima cinta laki-laki itu. Keduanya menjalin kasih layaknya pasangan pada umumnya. Namun yang tak umum, ada seorang anak perempuan kecil yang memanggil laki-laki itu dengan sebutan papa.
"Papa!!" Abimanyu dan kekasihnya yang sedang kencan di sebuah taman membalikkan badan. Seorang gadis kecil berlari ke arah mereka.
Wajah Abimanyu terlihat kaget. Laki-laki itu terdiam beberapa saat sampai Shellena menepuk bahunya. Menyadarkan laki-laki itu.
"Siapa mas?" tanya Shellena dengan raut bingung.
"My daughter." jawab Abimanyu dengan suara lirih dan menunduk. Laki-laki itu jongkok menyetarakan tingginya dengan tinggi si gadis kecil.
Tentu Shellena terkejut dengan penuturan kekasihnya itu. Jadi selama ini dia jadi selingkuhan? WTF?!
"Papa sama siapa?" Gadis kecil itu menunjuk Shellena yang masih terpaku. Dengan cepat kekasih Abimanyu itu mengubah ekspresinya setelah mendengar pertanyaan anak kekasihnya.
"Ini kak Shellena, kamu mau kenalan?" Si gadis kecil mengangguk-angguk semangat.
Shellena merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan si gadis kecil. Ia mengulurkan tangan berniat mengajak gadis kecil itu berjabat. "Nama kakak Shellena, nama kamu siapa cantik?"
Senyum gadis kecil itu mengembang mendengar pujian Shellena. "Aku Nadia, kak." ucap gadis kecil itu.
Shellena mengangguk-angguk kemudian mencubit gemas pipi Nadia dengan senyum manisnya. "Kamu lucu banget sih." Memang benar Nadia sangat lucu. Bukan karena ingin cari perhatian dari sang papa, tetapi gadis kecil itu benar-benar menggemaskan dengan kulit putih dan pipi besarnya.
"Kamu mau es krim?" tawar Shellena.
Nadia mengangguk. "Mau mau."
"Mau beli sama kakak?" Nadia lagi-lagi mengangguk. Gadis kecil itu langsung menggandeng tangan Shellena dan menariknya menuju penjual es krim. Senyum bahagia terukir di wajah tampan Abimanyu. Pacar dan putrinya akur seperti sudah saling kenal. Pikiran laki-laki itu mengelana, bagaimana kalau nanti Shellena sudah menjadi istrinya, pasti gadis itu akan mudah akrab dengan anak-anaknya. Ia jadi tidak sabar.
"Papa sinii!!" Teriakan Nadia menyadarkan lamunan Abimanyu. Laki-laki itu tersenyum kemudian menghampiri dua gadis beda usia yang sedang asyik memilih es krim.
"Kenapa, hm?"
"Papa mau es krim?" tanya Nadia dengan suara lucunya.
"Boleh deh. Papa mau es krim yang sama kayak kamu." jawab Abimanyu.
"Oke." Nadia mengacungkan jempolnya menimbulkan gelak tawa dari dua manusia yang lebih besar darinya.
Shellena menggendong Nadia yang masih berusia lima tahun itu untuk memilih es krim untuk sang papa. Sebab gerobak es krim nya masih terlalu tinggi untuk dijangkau Nadia.
Sebuah tangan dirasakan Shellena melingkar di pinggangnya. Gadis itu refleks menoleh, melihat tangan siapa itu. Rupanya Abimanyu yang sedang tersenyum santai.
"Mas, nanti ada yang liat." bisik Shellena di telinga Abimanyu.
"Ga akan, sayang. Orang sepi gini." Shellena geleng-geleng, memilih membiarkan Abimanyu melakukan sesukanya.
Jika orang-orang tak tahu bahwa mereka adalah sepasang kekasih dalam hubungan terlarang beserta putri dari si lelaki, mungkin manusia-manusia yang lewat akan mengira ketiganya adalah sebuah keluarga. Terlihat sangat harmonis dan romantis.
"Nadia kok bisa di sini, sayang?" tanya Abimanyu saat mereka sudah duduk di kursi taman menikmati es krim.
"Tadi aku lagi nunggu dijemput mama, tapi kata bu Guru mama ga bisa jemput. Yaudah aku ke taman ini, eh ternyata ada papa." jawab gadis kecil itu dengan senyum lebar. Tidak tahu saja bahwa sang papa sedang melakukan hal yang mungkin menyakiti dirinya dan sang mama.
Abimanyu manggut-manggut. "Nanti pulang sama papa aja ya. Tapi kita anterin kak Shellena dulu, oke cantik?"
"Oke papa!"
Ketiganya lanjut mengobrol. Shellena cepat akrab dengan Nadia yang cerewet. Gadis itu menanyakan banyak hal mengenai sekolah dan apa yang dilakukan Nadia hari ini, membuat gadis kecil itu bersemangat menceritakannya.
"Kamu udah cocok jadi mama, yang." bisik Abimanyu di telinga Shellena. Pipi gadis itu sontak memerah.
"Mas mau punya istri dua? Rakus." cibir Shellena.
"Engga lah. Satu aja cukup."
Shellena melirik sinis laki-laki itu. Katanya mau punya satu istri tetapi menebarkan janji-janji kepada dirinya. Memang laki-laki tidak pernah merasa cukup.
Nadia sudah kembali dari mencuci tangan. Gadis itu mengajak papanya, juga Shellena untuk pulang. Ketiganya memasuki mobil Abimanyu yang tak jauh terparkir dari taman itu.
"Aku mau duduk sama kak Shellena." pinta Nadia. Mau tak mau Abimanyu ditinggalkan sendiri di deret paling depan kursi mobil. Dua manusia berjenis kelamin perempuan itu duduk di kursi belakang.
Keduanya saling menggelitiki perut masing-masing hingga tawa pecah memenuhi udara di dalam mobil. Belum lagi tingkah lucu Nadia yang ada-ada saja.
Senyum Abimanyu tersungging. Rasa bangga merebak di hatinya. Menyatukan kekasih dan putrinya tidak pernah ada dalam pikirannya. Tetapi takdir berkata demikian.
"Bye bye kakak Shellena!! Nanti main sama Nadia lagi ya." teriak Nadia dengan kepala menyembul di jendela mobil. Terlihat tangan Abimanyu yang menahan tubuh gadis kecil itu agar tidak jatuh ke depan.
Shellena membalas lambaian tangan Nadia dan tersenyum. "Iya cantik, nanti kakak main sama kamu lagi. Kita main boneka mau ga? Kakak punya banyak boneka di rumah."
"Mau mau!" ucap Nadia excited. "Papa nanti kita main sama kak Shellena lagi ya." sambung gadis kecil itu kepada papanya. Abimanyu mengangguk mengiyakan.
Sebelum menjalankan mobilnya laki-laki itu sempat melambai kepada Shellena dan memberikan kiss bye kepada kekasihnya itu. Shellena pun membalas dengan gerakan yang sama.
—————
🐽🐽🐽
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY SUGAR DADDY [END | SUDAH TERBIT]
Romance🚫 IF YOU'RE CHEATIN' PHOBIC JUST GET OUT OF MY STORY 🚫 ⚠️⚠️ *I know you all like this symbol😋 Bukan salah Shellena jika ia jatuh cinta dengan seorang pria yang lebih tua lima belas tahun darinya. Bukan salah Bima juga jika ia menyukai gadis yang...