Kisah Yang Belum Selesai (Han ji-Pyeong x Seo Dal-mi)

2

    Han ji-Pyeong berjalan memasuki apartemennya, apartemen pertama yang dibeli dari hasil keringatnya sendiri saat usaha yang dirintisnya sejak masih muda sukses hingga seperti sekarang. Dia merebahkan tubuh di atas kasurnya, terlentang menatap langit-langit dengan pikiran melanglang buana.

    Sepi

    Dia benci rasa sepi, Dia benci kesepian. Semua apa yang didapat dari hasil kerja kerasnya seakan tidak ada artinya, rasa sepi itu akan selalu ada dan menggerogoti jiwanya seperti penyakit. Bahkan saat dia bersama banyak orang, hatinya tetaplah terasa kosong dan sepi. Dia bekerja terus bekerja tanpa henti hanya untuk setidaknya mengurangi rasa kesepiannya.

    Saat di Panti, Han ji-Pyeong kecil juga kesepian. Besar di Panti asuhan dengan otak jenius nyatanya dianggap suatu keanehan bagi anak-anak lain, bahkan orang dewasa sendiri pun menganggap Dia anak aneh yang sok tahu dan nakal. Oh ayolah, satu-satunya yang dimilikinya adalah kejeniusannya. Lantas, Kenapa orang-orang tidak mau menerima satu-satunya hal yang dimilikinya. Dia tidak pernah diadopsi, karena dianggap aneh dan pihak Panti tidak pernah merekomendasikan dirinya. Masa kecil yang seharusnya indah, terasa suram dan penuh kesepian bagi Jipyeong

    " Young-sil, nyalakan musik dengan volume penuh dan jangan pernah berhenti!"

Pip!

    Alunan musik terdengar di seluruh ruangan, ji-Pyeong berjalan ke arah mini bar miliknya. Membuka lemari khusus di mana koleksi wine dan minuman lainnya tersimpan. Dia mengambil satu botol dalam meneguknya langsung dari tempatnya tanpa gelas, dia benar-benar lelah akan kesepian ini. Bahkan musik keras yang diputar Young-sil seakan tidak terdengar di telinganya.

    "Dalmi - ah!"

    Air matanya tidak berhenti menetes, dan mulutnya tidak berhenti menenggak wine dalam diam. Dia tidak peduli dengan kadar alkoholnya, toh Dia sedang ada di apartemennya dan tak perlu memperdulikan tingkah lakunya. Jika boleh, dia berharap bisa setidaknya tertidur tenang malam ini atau kalau boleh berharap bisa tidur lelap untuk selamanya.

    "Tuhan, aku lelah..."

T
.
B
.
C