11

23 4 1
                                    

Bugh !

Lagi dan lagi, wajah tampan Han Jipyeong harus dihancurkan kembali oleh bogeman mentah seorang Nam Dosan.

Jipyeong jatuh tersungkur ke lantai, rasa sakit segera merambat di wajahnya yang tentu saja belum sembuh dari rasa sakit luka sebelumnya. Nam Do-san, dengan amarah yang membara di matanya, berdiri di atasnya, napasnya terengah-engah.

"Apa yang terjadi?" Dalmi tiba-tiba muncul dari kerumunan, menatap sekitar dengan wajah penuh tannya, hingga seseorang menunjuk ke sumber keributan yang gerjadi saat ini. Matanya membulat terkejut saat melihat apa yang terjadi pada Jipyeong. "NAM DOSAN-SSI! APA YANG KAU LAKUKAN!?" Dalmi berlari ke arah Jipyeong, meringis saat melihat luka-luka baru di wajah Jipyeong. Hidung mancung milik jipyeong sepertinya kembali retak, apalagi saat darah segar kembali mengucur dari hidung Jipyeong.

Do-san tidak menjawab, tetapi tatapan matanya tidak pernah lepas dari Jipyeong. "Kau sudah melangkahi batas, Han Jipyeong."

Jipyeong, sambil menahan rasa sakitnya, berdiri dengan bantuan Dalmi.

Jipyeong menatap tajam Dosan, bibirnya yang kembali terluka menyunggingkan senyum remeh.

"Sepertinya anda memiliki hobi baru menjadi tukang pukul ya, bukan begitu Nam Dosan-Ssi?"

Dosan balas menatap Jipyeong tajam, emosinya semakin menjadi apalagi dengan kalimat yang terdengar meremehkan dari Jipyeong.

"Jelaskan padaku, apa itu!"

"Tentu saja itu foto, dosan-ssi. Apa sekarang kau memiliki masalah dengan penglihatan mu?"

Dosan semakin terpancing emosinya, ia mengepal kedua tangannya. Menahan setengah mati emosinya.

"Apa maksud mu, berhenti main-main! Jelaskan bagaimana kalian bisa mengambil foto itu!"

"Apakah perlu aku menjelaskan ini, Dosan-ssi ?" Kali ini, bukan Jipyeong yang menjawab. Dalmi mendekati Dosan dan menatapnya dengan tajam.

Dosan membulatkan matanya, ia tidak mengira Dalmi nya akan memanggilnya seperti itu.

"Ah tolong jangan pedulikan kami, lagipula hubungan kita sekarang hanyalah rekan kerja bukan? Rasanya tidak sopan seorang rekan kerja mencampuri urusan pribadi rekannya"

Dalmi menekankan kata rekan kerja dalam kalimat nya, hal itu sukses membuat orang-orang yang saat ini berada di loby sand box terkejut begitupun Dosan yang tidak mempercayai apa yang ia dengar.

Para staff dan karyawan saling berbisik, akhirnya mereka tahu bahwa Depyeo-nim dari cheongmyeong company tersebut telah mengakhiri hubungan dengan Nam Dosan dengan cara yang tidak baik. Hal itu dapat dilihat dari tatapan dingin dan tajam yang diberikan Dalmi pada Dosan.

"Da-dalmi-ah.."

"Kita akhiri sampai disini, kau tidak perlu tau sejarah menyedihkan apa dari foto itu. Lebih baik kau kembali, dan rawat teman mu dari Amerika itu. Dan tuan, tolong antarkan foto itu dan letakkan didalam ruangan ku. Aku akan memberikan uang tip nanti"

Seorang security yang memang tadi memerikasakan isi paket tersebut mengangguk, bersama seorang temannya, mereka mengangkut foto itu untuk diletakkan di ruang kerja Dalmi.

Setelahnya, Dalmi membawa Jipyeong ke klinik kantor yang memang disediakan di Sand Box. Meninggalkan Dosan dengan wajah meratapnya yang tampak menyedihkan.

Di klinik, Dalmi dengan hati-hati membantu Jipyeong duduk di ranjang periksa. Seorang perawat segera datang untuk membersihkan dan merawat luka-lukanya. Dalmi berdiri di samping, wajahnya penuh kekhawatiran dan penyesalan.

Kisah Yang Belum Selesai (Han ji-Pyeong x Seo Dal-mi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang